Malam Lailatul Qadar merupakan malam seribu bulan yang berisi kebaikan. Malam tersebut diberikan Allah kepada umat Nabi Muhammad SAW pada saat bulan suci Ramadhan.
Malam yang terdapat pada 10 hari terakhir Ramadhan ini pun selalu ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Namun tidak ada yang tahu pasti kapan datangnya malam Lailatul Qadar.
Ilustrasi doa. (Foto: net)
Berikut ini umma rangkum dari berbagai sumber, doa Lailatul Qadar lengkap dengan latin beserta artinya sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Latin: Allaahumma Innaka ‘Afuwwun Tuhibbul ‘Afwa Fa’fu ‘Annii
Artinya: “Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, maka maafkanlah aku.” (HR. Nasai: 7665, Tirmidzi: 3513, Ibnu Majah: 3850, Ahmad: 25384. Menurut Imam Ahmad dan Tirmidzi hadits ini termasuk shahih)
Dalam sebuah riwayat mencceritakan:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Artinya: Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdo’alah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850).
Sabtu, 16 Mei 2020
Hal-Hal yang Membatalkan Puasa
Dalam berbagai literatur fiqh, disebutkan bahwa ada beberapa hal yang dapat membatalkan puasa, yaitu sebagai berikut.
1. Makan dan minum dengan sengaja
Makan dan minum yang dapat membatalkan puasa adalah makan dan minum yang dilakukan dengan sengaja. Namun, jika dilakukan tanpa sengaja (lupa), hal tersebut tidak membatalkan puasa. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. berikut.
Barang siapa yang lupa, sedangkan ia sedang berpuasa, kemudian makan atau minum, hendaknya ia menyempurnakan puasanya karena sesungguhnya Allah Swt. yang memberinya makan dan minum. (H.R. Muslim dan Ahmad)
2. Muntah dengan sengaja
Fiqh puasa Ramadhan juga menyebutkan bahwa muntah yang dilakukan dengan sengaja dapat membatalkan puasa sekalipun muntah tersebut tidak ada yang masuk kembali ke dalam kerongkongan. Akan tetapi, jika tidak disengaja, seperti karena mual atau mabuk kendaraan, hal itu tidak membatalkan puasa. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi saw. berikut ini.
Barang siapa yang terpaksa muntah, ia tidak wajib meng-qadha puasanya. Namun, barang siapa yang menyengajakannya, ia harus meng-qadha puasanya. (H.R.. Ahmad, Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Madjah)
3. Haid dan nifas
Dalam fiqh puasa Ramadhan, wanita yang sedang haid dan nifas diharamkan bagi mereka berpuasa. Jika sedang berpuasa tiba-tiba keluar darah haid, puasanya batal dan wajib meng-qadha di bulan lain.
Dari Aisyah, ia berkata, ” Kami haid pada masa Rasulullah saw. dan kami disuruh meng-qadha puasa dan tidak disuruh meng-qadha salat.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
4. Keluar mani dengan sengaja
Keluar mani dengan sengaja karena bersentuhan dengan perempuan atau onani dapat membatalkan puasa menurut fiqh puasa Ramadhan. Namun, jika keluar mani tanpa disengaja karena mimpi atau sakit, hal tersebut tidak membatalkan puasa, hanya diwajibkan mandi junub. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi saw. berikut.
Tiga hal yang tidak membatalkan puasa: berbekam, muntah (tanpa disengaja), dan mimpi bersetubuh (hingga keluar mani). (H.R. Tirmidzi)
5. Bersetubuh di siang hari saat berpuasa
Dalam fiqh puasa Ramadhan, juga disebutkan bahwa bersetubuh di siang saat berpuasa dapat membatalkan puasa. Bahkan, jika hal tersebut dilakukan saat berpuasa Ramadhan, dia wajib membayar kifarat (denda). Hal ini didasarkan pada hadis Nabi saw. berikut ini.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah saw., tiba-tiba seorang laki-laki menghadap Nabi saw. seraya berkata, ‘Celakalah saya, wahai Rasulullah!’ Nabi bertanya, ‘Apakah yang mencelakakanmu?’ Ia berkata, ‘Saya menyetubuhi istri saya di (siang hari) bulan Ramadhan, sedangkan saya berpuasa.’ Maka, Rasulullah saw. pun bersabda, ‘Apakah kamu bisa mendapatkan budak sahaya yang dapat kamu merdekakan?’ Ia menjawab, ‘Tidak!’ Nabi bersabda, ‘Mampukah kamu berpuasa dua bulan berturut-turut?’ Jawab lelaki itu, ‘Tidak!’ Nabi bersabda, ‘Dapatkah kamu memberi makan kepada enam puluh orang miskin?’ Jawabnya, ‘Tidak!’
Lelaki tersebut tetap diam di hadapan Rasulullah saw., sementara kami dalam keadaan seperti itu. Tiba-tiba ada yang memberi sekeranjang kurma kepada Nabi saw.. Lalu, Nabi pun bertanya, ‘Di manakah penanya tadi?’ Orang itu menjawab, ‘Saya!’ Beliau bersabda, ‘Ambillah kurma ini dan sedekahkanlah!’ Kata orang itu, ‘Apakah saya sedekahkan kepada orang yang lebih miskin dari saya, wahai Rasulullah? Demi Allah, tidak ada diantara kedua benteng (kedua bukit) kota Madinah ini, keluarga yang lebih miskin dari keluarga saya!’ Maka, tertawalah Nabi hingga tampak gigi taringnya, kemudian beliau bersabda, ‘Berikan makanan itu kepada ahli keluargamu!'” (H.R. Bukhari)
Abi dan Ummi, hal inilah yang harus kita perhatikan saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Jika 5 hal ini dilakukan saat berpuasa, ibadah puasa yang kita lakukan hukumnya batal. Sayang sekali, bukan? Oleh karena itu, yuk, lebih diperhatikan lagi fiqh puasa Ramadhan-nya agar ibadah puasa Ramadhan yang kita lakukan tidak sia-sia! Aamiin.
#julu_siri
Syam Alam
Dianggap Biasa, Inilah Sebab Tergelincirnya Kaum Wanita ke Neraka (Bag. 2)
Oleh: Ustaz Farid Nu'man Hasan
ChanelMuslim.com--
Wanita, dengan segala kelebihannya, mampu membawa dirinya ke surga maupun neraka. Ada beberapa aktivitas yang dianggap biasa tapi ternyata mampu menggelincirkan para wanita ke neraka. Menyakiti/Mengganggu Tetangga dengan Lisannya Salah satu sebab tergelincirnya kaum wanita adalah kurang menjaga lisan terhadap tetangganya. Selalu saja ada "objek" yang dibicarakan tentang mereka. Baik yang disukai atau tidak, yang positif atau negatif sehingga membuat tetangganya tidak nyaman dan terganggu oleh perbuatannya Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu: قيل للنبى - صلى الله عليه وسلم - إن فلانة تقوم الليل وتصوم النهار وتفعل وتفعل الخيرات وتتصدق وتؤذى جيرانها بلسانها فقال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - لا خير فيها هى من أهل النار قيل وفلانة تصلى المكتوبة وتتصدق من الأثوار من الأقط ولا تؤذى أحد فقال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - هى من أهل الجنة Dikatakan kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam: "Si Fulanah (wanita), rajin shalat malam, shaum di siang hari, banyak melakukan kebajikan dan bersedekah, tapi mulutnya suka mengganggu tetangganya." Nabi menjawab: "Tidak ada kebaikan padanya, dia termasuk ahli neraka." Dikatakan lagi: "Sementara, Si Fulanah dia hanya shalat wajib, bersedekah, tapi tidak pernah menyakiti siapa pun." Nabi Shalallahu'Alaihi wa Sallam menjawab: "Dia termasuk penduduk surga." (HR. Bukhari, Adabul Mufrad no. 119, Al Hakim, 4/116, Ahmad, 2/440) Dalam hadits lain: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ Dari Abu Hurairah, Bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukannya." (HR. Muslim no. 73) Dari Abu Musa Al Asy'ariy Radhiallahu 'Anhu: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْمُسْلِمِينَ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ Bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam ditanya: "Muslim yang bagaimana yang paling utama?" Beliau menjawab: "Yaitu orang yang muslim lainnya aman dari lisan dan tangannya." (HR. At Tirmidzi no. 2627, kata Imam At Tirmidzi: Hasan Shahih) Bagaimana mungkin seorang muslim menyakiti saudara seorang muslim, apalagi itu tetangganya sendiri, kepada hewan saja kita dilarang menyakiti? Imam Al Fudhail bin 'Iyadh berkata: والله ما يحل لك أن تؤذي كلباً ولا خنزيراً بغير حق، فكيف تؤذي مسلما؟ Demi Allah, tidak halal bagimu menyakiti anjing dan babi dengan tanpa alasan yang benar, lalu bagaimana kau bisa menyakiti seorang muslim? (Durar min Aqwaal Aimmah As Salaf) Wallahu a'lam (Bersambung ..)
Wanita, dengan segala kelebihannya, mampu membawa dirinya ke surga maupun neraka. Ada beberapa aktivitas yang dianggap biasa tapi ternyata mampu menggelincirkan para wanita ke neraka. Menyakiti/Mengganggu Tetangga dengan Lisannya Salah satu sebab tergelincirnya kaum wanita adalah kurang menjaga lisan terhadap tetangganya. Selalu saja ada "objek" yang dibicarakan tentang mereka. Baik yang disukai atau tidak, yang positif atau negatif sehingga membuat tetangganya tidak nyaman dan terganggu oleh perbuatannya Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu: قيل للنبى - صلى الله عليه وسلم - إن فلانة تقوم الليل وتصوم النهار وتفعل وتفعل الخيرات وتتصدق وتؤذى جيرانها بلسانها فقال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - لا خير فيها هى من أهل النار قيل وفلانة تصلى المكتوبة وتتصدق من الأثوار من الأقط ولا تؤذى أحد فقال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - هى من أهل الجنة Dikatakan kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam: "Si Fulanah (wanita), rajin shalat malam, shaum di siang hari, banyak melakukan kebajikan dan bersedekah, tapi mulutnya suka mengganggu tetangganya." Nabi menjawab: "Tidak ada kebaikan padanya, dia termasuk ahli neraka." Dikatakan lagi: "Sementara, Si Fulanah dia hanya shalat wajib, bersedekah, tapi tidak pernah menyakiti siapa pun." Nabi Shalallahu'Alaihi wa Sallam menjawab: "Dia termasuk penduduk surga." (HR. Bukhari, Adabul Mufrad no. 119, Al Hakim, 4/116, Ahmad, 2/440) Dalam hadits lain: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ Dari Abu Hurairah, Bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukannya." (HR. Muslim no. 73) Dari Abu Musa Al Asy'ariy Radhiallahu 'Anhu: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ أَيُّ الْمُسْلِمِينَ أَفْضَلُ قَالَ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ Bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam ditanya: "Muslim yang bagaimana yang paling utama?" Beliau menjawab: "Yaitu orang yang muslim lainnya aman dari lisan dan tangannya." (HR. At Tirmidzi no. 2627, kata Imam At Tirmidzi: Hasan Shahih) Bagaimana mungkin seorang muslim menyakiti saudara seorang muslim, apalagi itu tetangganya sendiri, kepada hewan saja kita dilarang menyakiti? Imam Al Fudhail bin 'Iyadh berkata: والله ما يحل لك أن تؤذي كلباً ولا خنزيراً بغير حق، فكيف تؤذي مسلما؟ Demi Allah, tidak halal bagimu menyakiti anjing dan babi dengan tanpa alasan yang benar, lalu bagaimana kau bisa menyakiti seorang muslim? (Durar min Aqwaal Aimmah As Salaf) Wallahu a'lam (Bersambung ..)
Doa agar Sukses Dunia Akhirat
- Sukses adalah dambaan setiap orang, siapa pun dan di mana pun. Selama proses mencapai kesuksesan, seseorang membutuhkan tekad yang kuat untuk mewujudkannya, usaha yang maksimal dan doa yang tidak pernah putus. Dalam Alquran, Allah telah menurunkan sebuah ayat luar biasa yang bisa kita gunakan sebagai doa untuk mencapai kesuksesan tersebut. Ayat ini biasa dikenal dengan doa sapu jagad. Menurut jumhur ulama doa ini mencakup semua permintaan manusia, dunia mapun akhirat. Sebab itu dinamakan doa sapu jagad, karena seluruh permintaan manusia pada hakikatnya tidak lepas dari kesuksesan dunia dan akhirat. Ayat tersebut berbunyi: رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ “Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka” (QS. Albaqarah ; 201) Rasulullah juga mengajarkan kepada kita untuk memperbanyak doa tersebut guna mencapai apa yang kita inginkan. Sebagaimana sahabat Anas bin Malik mengatakan: كَانَ أكثرُ دعاءِ النبيّ – صلى الله عليه وسلم – : (( اللَّهُمَّ آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ )) متفقٌ عَلَيْهِ . “Doa yang lebih sering diucapkan Rasulullah shallAllahu wa’alaihi wa sallam adalah Allahumma aatina fid dunyaa hasanah, wa fil akhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaban naar (Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari adzab Neraka).” (HR. Bukhari no. 4522 dan Muslim no. 2690) Dalam kitab Fathul Bari, Ibnu Hajar menerangkan juga bahwa Rasulullah tidak berdoa melainkan dengan doa tersebut. Begitupun dengan orang sholeh dan kita yang menginginkan banyak kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ibnu Hajar menyebutnya sebagai berikut: لَمْ يَدْعُ نَبِيّ وَلَا صَالِح بِشَيْءٍ إِلَّا دَخَلَ فِي هَذَا الدُّعَاء “Tidaklah seorang nabi maupun orang shalih berdoa melainkan mereka menggunakan doa ini.” (Fathul Bari, 2: 322). Doa sapu jagad mencakup tiga ha,l yakni meminta kebaikan dunia, kebaikan akhirat dan terbebas dari api neraka. Bukankah begitu yang diharapkan dalam kehidupan manusia, tidak hanya melulu doa untuk di dunia, tapi juga berdoa untuk kehidupannya di akhirat kelak. Doa sapu jagad juga dipercaya bisa mendatangkan jodoh yang soleh dan soleha. Hal ini berdasarkan tafsir dari Ibnu Abbas Abbas ra., yang mengatakan bahwa makna hasanah atau kebahagian dunia salah satunya ialah menikahi orang yang shaleh dan shaleha. Sehingga sering membaca doa ini setelah shalat merupakan salah satu cara agar Allah mempertemukan dengan belahan jiwa kita. Doa yang sering kita ucapkan ini ternyata punya kandungan makna yang mendalam. Semoga bisa kita amalkan dan pahami maknanya sehingga kita pun bisa bersungguh-sungguh dalam berdoa. #julu_siri Syam Alam
Langganan:
Postingan (Atom)