Memanjangkan Kuku Haram? Benarkah?
SEBAGIAN orang menyukai kuku yang panjang lagi bersih, merawat kuku panjang menjadi kesenangan bagi sebagian orang.
Tapi sebenarnya bagaimana Islam memandang perkara ini? Bagaimana hukum memanjangkan kuku dalam Islam?
Islam mengajarkan akan kemuliaan manusia. Sementara memanjangkan kuku, identik dengan binatang. Karena itu, islam melarang umatnya memanjangkan kuku. Untuk menunjukkan jati diri mereka sebagai manusia yang berbeda dengan binatang.
Abu Ayyub Al Azdi menceritakan
“Ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia bertanya pada beliau mengenai berita langit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
“Ada orang diantara kalian yang bertanya tentang berita langit, sementara dia biarkan kukunya panjang seperti cakar burung, dengan kuku itu, burung mengumpulkan janabah dan kotoran,” (HR. Ahmad 23542, al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubro 861, dan hadis ini dinilai dhaif oleh Syuaib al-Arnauth).
Untuk itulah, bagian dari ajaran para nabi, mereka tidak membiarkan kuku mereka. Mereka memotong kuku mereka, karena ini yang sesuai fitrah manusia.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada lima macam fitrah , yaitu : khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak,” (HR. Bukhari 5891 dan Muslim 258).
Jangan Biarkan Panjang!
Sebagai bentuk penekanan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi batas waktu kepada para sahabat, agar kuku mereka tidak dibiarkan panjang.
Sahabat Anas bin Malik mengatakan,
“Kami diberi batasan dalam memendekkan kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, agar tidak tidak dibiarkan lebih dari 40 hari,” (HR. Muslim 258).
Batas yang diberikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sifatnya umum, berlaku untuk semua bagian badan yang dianjurkan untuk dipotong. Hanya saja, jika kuku dibiarkan sampai 40 hari, tentu akan sangat mengerikan. Sehingga untuk kuku, yang menj
Minggu, 24 Mei 2020
Ini Ucapan Selamat Idulfitri Sesuai Sunah Rasulullah
Banyak cara orang mengucapkan Hari Raya Idulfitri. Yang sering terdengar adalah 'Minal Aidin wal Faidzin'. Lalu, bagaimana ucapan Idulfitri yang sesuai sunah Rasulullah?
Dari Jubair bin Nufair, ia mengatakan bahwa ketika para sahabat Rasululllah berjumpa dengan Hari Raya Idulfitri, mereka pun saling mengucapkan kalimat "taqabbalallahu minna wa minkum". Ucapan Idulfitri 'taqabbalallahu minna wa minkum' memiliki arti "semoga Allah menerima amalku dan amal kalian".
Dikutip dari jumanto.com, berikut ini beberapa redaksi ucapan doa dalam hari raya baik panjang maupun pendek.
1. Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Arab Pendek
Versi yang pertama adalah yang paling mudah untuk diucapkan karena pendek dan sudah familiar kita dengar saat lebaran atau saat ada orang membaca doa tahlilan.
Berikut ini tulisan taqabbalallahu minna waminkum dalam bahasa arab:
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
Arti dari taqabbalallahu minna waminkum: “mudah-mudahan Allah menerima (amal ibadah) kita dan kalian“.
Karena diucapkan selepas Ramadhan, tentu saja maksudnya berharap agar amal ibadah kita dan orang yang kita ajak bicara selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah.
2. Taqabbalallohu Minna Waminkum Wataqobbal Ya Karim
Untuk versi yang agak panjang, ada juga yang menambahkan dengan mengucapkan doa lengkap berikut: taqabbalallahu minna wa minkum wa taqabbal ya kariim.
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ وَ تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْمُ
artinya kurang lebih: “mudah-mudahan Allah menerima amal ibadah kita dan kamu semua, dan terimalah ya (Allah) yang maha Mulia“.
3. Taqabbalallahu Minna Waminkum Shiyamana Washiyamakum
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمْ
Artinya kurang lebih: “Semoga Allah menerima kita dan kamu semua, puasa kita dan puasa kamu semua“.
4. Versi Ucapan Selamat Idul Fitri Yang Panjang Lengkap
Ada juga yang menggunakan lafaz doa lebih panjang lagi yaitu:
Taqabbalallaahi minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْمُ وَجَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَاءِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ
Atau versi yang paling panjang sebagai berikut:
Taqabbalallaahi minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu ‘aamin wa antum bi khair
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تَقَبَّلْ ياَ كَرِيْمُ وَجَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَاءِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَالْمَقْبُوْلِيْنَ كُلُّ عاَمٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
Artinya kurang lebih“semoga Allah menerima (amal ibadah) kami dan kamu, Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kamu semua senantiasa dalam kebaikan.”
Selain itu ada juga yang menggunakan versi lain yaitu taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum kullu aam wa antum bikhair.
Jawaban Ucapan Taqabbalallahu Minna Waminkum
Jika ada yang memberikan doa taqabbalallahu minna wa minkum kepada kita, kita bisa menjawabnya dengan “minna waminkum taqobbal ya karim”.
Arti kalimat tersebut kurang lebih “Ya Allah Yang Maha Mulia terimalah amal kami dan kamu”.
Jadi dua-duanya sama-sama mendoakan dan insya Allah Maqbul. Aamiin ya Robbal ‘Alamiin.
Langganan:
Postingan (Atom)