Rabu, 21 April 2021

Hukum Mengusap Wajah Setelah Berdoa, Yang Nuduh Bid’ah Tolong Suruh Baca Ini

 Harakah.id – Salah satu kebiasaan yang muncul belakangan adalah menuduh bid’ah amalan yang sudah populer di masyarakat. Contohnya, mengusap wajah setelah berdoa. Inilah hukum mengusap wajah setelah berdoa. Yang nuduh bid’ah, tolong suruh baca ini.

Ada sebagian pihak yang mempermasalahkan amaliah mengusap wajah setelah bedoa. Menurut mereka, amalan ini tidak ada dalilnya (bid’ah) atau ada dalilnya tapi lemah. Bahkan sebagian mereka (oknum) sampai pada tingkat menjadikan masalah ini seolah sebagai perkara ushul (pokok) agama atau masalah yang mujma’ alaihi (disepakati ulama), lalu dijadikan pembeda antara ahlus sunah dan ahli bidah – versi mereka -. Siapa yang mengusap wajah setelah berdoa, berarti dia ahli bidah. Dan siapa yang tidak mengusap wajahnya, maka dia ahlu sunah. Menurut hemat kami, perilaku seperti ini tidak tepat, bahkan melampaui batas.

Telah diriwayatkan dari As-Saib bin Yazid dari bapaknya radhiallahu ‘anhu, beliau berkata :

أَنَّ النَبِيَّ صلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذاَ دَعَا فرَفَعَ يَدَيْهِ مَسَحَ وَجْهَه بيَدَيْهِ

“Sesungguhnya nabi-shollallahu ‘alaihi wa sallam- apabila berdo’a, beliau mengangkat kedua tangannya dan mengusap wajahnya dengan kedua (telapak) tangannya.” (HR. Abu Dawud : 1492 dan selainnya)

Hadits di atas di dalam sanadnya terdapat kelemahan karena ada dua orang rawi, yaitu : Hafsh bin Hasyim bin ‘Utbah : majhul dan Ibnu Lahi’ah : lemah. Tapi tunggu dulu. Hadis ini lemah baru dari jalan ini. Hadis ini masih memiliki jalan-jalan periwayatan yang lain.

Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas radhiallahu ‘ahu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لا تسْتُروا الجُدُرَ، مَنْ نَظَرَ في كتاب أخيه بغير إذنه فإنما يَنْظُرُ في النار، سَلُوا الله ببُطُونِ أكُفِّكُم، ولا تسألوه بظُهُورِها، فإذا فرغتُم فامْسَحُوا بها وجوهَكُم

“Janganlah kalian menutupi tembok-tembok dengan kain kalian, barang siapa yang melihat tulisan saudaranya tanpa seizinnya maka sesungguhnya ia telah melihat kepada Neraka, mintalah kepada Allah dengan menengadahkan telapak tanganmu dan jangan meminta dengan belakang telapak tangan dan apabila kalian telah selesai maka usaplah muka kalian dengan keduanya.”(HR. Abu Dawud : 1485)

Sanad hadis ini juga lemah karena rawi dari Muhammad bin Ka’ab Al-Qurthubi disebutkan secara mubham (tidak disebutkan namanya). Oleh karena itu, imam Abu Dawud melemahkan riwayat ini dalam sunannya (2/78).

Diriwayatkan dari Umar bin Khatab radhiallahu ‘anhu beliau berkata :

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ فِي الدُّعَاءِ، لَمْ يَحُطَّهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila mengangkat kedua tangannya dalam sebuah doa maka beliau tidak menurunkan keduanya hingga mengusap mukanya dengan keduanya.”( HR. At-Tirmidzi : 3386).

Jalur periwayatan hadits di atas lemah. Karena ada seorang rawi bernama Hammad bin Isa Al-Juhani seorang yang dhaif (lemah) dan dia telah tafarrud (bersendiri) dalam meriwayatkannya.(simak Sunan At-Tirmidzi : (5/463).

Hadis-hadis di atas secara bersendiri sanad periwayatannya lemah. Akan tetapi jika dikumpulkan, maka sebagian jalan periwayatan akan menguatkan sebagian yang lain karena kelemahannya ringan. Sehingga dari keseluruhannya akan naik kepada derajat hasan lii ghairihi. Oleh karena itu, hadis ini telah dihasankan oleh sekelompok para ulama ahli hadis. Di antara mereka, adalah Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah beliau berkata :

وَلَهُ شَوَاهِدُ مِنْهَا:حَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ: عَنْد أَبِي دَاوُدَ. وَمَجْمُوعُهَا يَقْتَضِي أَنَّهُ حَدِيثٌ حَسَنٌ.

“Ia (hadits Umar bin Khathab) memiliki beberapa syawahid (penguat) diantaranya : hadits Ibnu Abbas dikeluarkan oleh Abu Dawud. Kesemuanya menunjukkan, sesungguhnya ia merupakan hadits yang hasan (baik).”(Bulughul Maram : 464)

Selain Al-Hafiz Ibnu Hajar, hadis ini juga dihasankan oleh Imam As-Suyuthi, Al-Munawi, dan selain mereka. Dan ini lebih dari cukup karena mereka imam-imam besar dalam bidang hadis dan penghulunya para ahli hadis di zamannya. Keilmuan mereka bagai gunung-gunung besar yang kokoh dan menjulang menembus pintu langit. Andai hadis ini dhaif pun (faktanya hasan), tetap bisa diamalkan karena termasuk dalam bab fadhail al-a’mal (fadhilah amalan), sebagaimana dinyatakan oleh Imam Al-Mulaa Al-Qaari (w.1014) rahimahullah dalam “Mirqaah Al-Mafaatiih” (4/1532).

Dari hadis ini dapat diambil hukum akan dianjurkannya mengusap wajah setelah selesai berdoa. Dan ini merupakan pendapat jumhur ulama (mayoritas ulama) bahkan telah disepakati oleh mazahib arba’ah (mazhab yang empat, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali). Dari mazhab Syafi’i, di antaranya disebutkan dalam Hasyiyah Al-Bujairimi ‘ala Syarh Al-Minhaj :

يُسَنُّ أَنْ يَمْسَحَ وَجْهَهُ بِيَدَيْهِ بَعْدَهُ

“Disunahkan seorang (yang berdoa) untuk mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya setelahnya.”( Hasyiyah Al-Bujairimi ‘ala Syarh Al-Minhaj : 1/209)

Imam An-Nawawi (w. 676 H) dalam kitab “At-Tahqiq” menyatakan :

وَ يُنْدَبُ رَفْعُ الْيَدَيْنِ فِيْ كُلِّ دُعَاءٍ خَارِجَ الصَّلاَةِ ثُمَ مَسْحُ وَجْهِهِ بِهِمَا

“Dan dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan di dalam setiap doa di luar salat kemudian (dianjurkan juga )mengusap wajahnya dengan keduanya.”(At-Tahqiq, hlm. 219)

Di dalam kitab Al-Adzkar, beliau (An-Nawawi) membuat bab dengan judul : “Bab mengangkat tangan dalam berdo’a kemudian mengusap wajah dengan keduanya.”( Al-Adzkar : 398). Adapun dalam mazhab yang lain silahkan diakses sendiri. Selain itu, sebagian pemuka dari ulama kelompok Salafi juga tidak mengingkari amaliah ini, seperti Syekh bin Baz (Fatawa Nur ‘Ala Ad-Darb : 9/165) dan syekh Ibnu Utsaimin (Majmu’ Fatawa : 14/100).

Kesimpulan : Mengusap wajah dengan kedua telapak tangan setelah selesai berdoa merupakan perkara yang disunahkan. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama, bahkan kesepakatan empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali), serta merupakan amaliah mayoritas umat Islam di seluruh penjuru dunia dari masa ke masa sampai zaman kita sekarang ini.

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat. Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan. Alhamdulillah Rabbil ‘alamin wa barakallahu fiikum jami’an.

#PUASA 9 RAMADHAN 1442. 21 APRIL 2021 #JELANG_BUKA_PUASA #MAGRIB_18_03

Tata Cara Sholat Qobliyah Subuh yang Benar, Lebih Baik Daripada Dunia dan Seisinya


TRIBUNBATAM.id - Qobliyah subuh merupakan salat sunnah yang dilakukan pada waktu fajar.


Salat sunnah Qobliyah Subuh ini dikerjakan minimal dua rakaat.


Meski hukumnya sunnah, sholat qobliyah subuh memiliki banyak keutamaan.


Di antara banyaknya keutamaan, salah satu keutamaan qobliyah subuh adalah lebih baik daripada dunia dan seisinya.


Apa maksud lebih baik daripada dunia dan seisinya?


Dalam hadits dari ‘Aisyah, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,


“Dua raka’at fajar (salat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).


Jika kita sudah tahu keutamaan ini, maka seharusnya kita sadar bahwa keutamaan sholat qobliyah subuh saja sudah begitu besarnya, bagaimana dengan keutamaan shalat subuh itu sendiri.


Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda tentang keutamaan luar biasa dari sholat subuh,


“Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada sholat Isya’ dan sholat Shubuh, tentu mereka akan mendatanginya sambil merangkak.” (HR. Bukhari dan Muslim).


Pembina NS Islamic Entertainment Lampung, ustaz Marbi Nurwahyudi mengatakan, pengerjaan salat sunah qabliyah Subuh dilaksanakan sebelum salat Subuh.


Dilansir dari Tribunnews, sholat qobliyah subuh dikerjakan tepat setelah azan dan sebelum ikamah salat Subuh.


Berikut Niat Qobliyah Subuh dan Keutamaannya:


1. Niat


أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلهِ تَعَالَى


Ushalli sunnatash-shubhi rak’ataini qabliyyatal lillahi ta’ala.


Artinya: Aku niat shalat sunah sebelum Subuh dua raka’t karena Allah Taala


2. Membaca surat al-fatihah dan surat-surat pendek al-Quran


Pada rakaat pertama membaca surat al-fatihah dan kemudian kemudian membaca surat Al-Kafirun. Dan pada rakaat yang kedua setelah membaca surat Al-Fatihah, kemudian membaca surat al-Ikhlas.


3. Dzikir shalat sunnah qobliyah subuh


Setelah dua rakaat kemudian salam kemudian membaca dzikir shalat sunnah qabliyah subuh.


Berdasarkan dalil hadits riwayat Ibnu Sinni dan Al-Hakim, dzikir yang dibaca setelah selesai mengerjakan shalat sunnah sebelum subuh adalah sebagai berikut:


اَللهُمَّ رَبَّ جِبْرِيْلَ وَإِسْرَافِيْلَ وَمِيْمَائِيْلَ وَمُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ


Allahumma rabba jibrila wa israfila wa mika-ila wamuhammadinin-nabiyyi, a’udzubika minan-nar (dibaca 33 x)


Artinya: Ya Allah, wahai Tuhan dari Jibril, Israfil, Mikail, dan Nabi Muhammad. Aku berlindung diri dengan Engkau dari Neraka. (HR. Ibnu Sinni dan Al-Hakim).


1. Balasan Rumah di Surga


Yang ketiga adalah mendapat balasan berupa rumah di surga.


Keutamaan ini dijelaskan dalam hadits yang disampaikan dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata,


“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” (HR. Muslim).


2, Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya


Keutamaan sholat qobliyah subuh yang kedua adalah kebaikannya yang lebih baik dari dunia dan seisinya.


Keutamaan sholat qobliyah subuh yang satu ini mungkin sudah banyak diketahui oleh kaum Muslimin.


Keutamaan sholat qobliyah subuh ini juga tertuang dalam hadits dari ‘Aisyah, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,


“Dua raka’at fajar (sholat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).


3. Mengikuti Teladan Rasulullah


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan contoh kepada kita agar senantiasa menjaga rutinitas dalam melaksanakan sholat qobliyah subuh.


Sebagai usaha kita dalam mengikuti teladan dari diri seorang Rasulullah.


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu diam antara adzannya muadzin hingga shalat Shubuh. Sebelum shalat Shubuh dimulai, beliau dahului dengan dua raka’at ringan.” (HR. Bukhari dan Muslim).


4. Menutup Kekurangan Sholat Wajib


Keutamaan sholat qobliyah subuh yang terakhir adalah untuk menutup kekurangan kita saat menjalankan sholat wajib.


Sebagai manusia, kita selalu memiliki kekurangan.


Begitu juga ketika melaksanakan ibadah sholat wajib.


Tak jarang sholat yang kita lakukan terdapat kekurangan di bagian-bagian tertentu.


Untuk menutup kekurangan tersebut, dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “


Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna.


Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?


Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.” (HR. Abu Daud).

Inilah 11 Keutamaan Sholat Subuh Berjemaah, Nomor 5 Sangat Didambakan Semua Orang

11 Keutamaan Sholat Subuh Berjemaah, Nomor 5 Sangat Didambakan Semua Orang /Pixabay/

BAGIKAN BERITA - Salah satu sholat yang begitu berat untuk dilakukan bagi sebagian besar kaum Muslim, khususnya laki-laki dewasa ini, adalah sholat Subuh berjamaah.

Perjuangan untuk melakukan sholat subuh berjemaah sangat berat sekali, jika kita tidak membiasakannya.

Namun walaupun berat untuk melaksanakannya. Sholat Subuh berjamaah mempunyai banyak keutamaan yang luar biasa bagi ibadah kita.

Sholat subuh berjemaah kadang terabaikan karena beberapa orang tidak disiplin untuk bangun pagi dan melakukannya. Padahal, sholat subuh telah menjadi kewajiban bagi setiap umat Muslim untuk melaksanakannya.

Sholat Subuh juga adalah satu-satunya sholat wajib yang disebut teksnya dalam Alquran,“ Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) Shubuh. Sesungguhnya sholat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78).

Maka dari itu, mulai dari sekarang, bagi kita umat muslim harus menjalankan dan mengetahui sebenarnya apa saja keutamaan melakukan sholat subuh.

Untuk mengetahui secara rinci bagaimana keutamaan sholat subuh, maka ikutilah paparan berikut ini yang telah dirangkum redaksi Bagian Berita dari berbagai sumber.

1. Mendapat berkah

Sholat Subuh berjamaah berpeluang untuk mendapatkan berkah dari Allah SWT. Rasulullah SAW telah medokan kepada umatnya agar mendapat berkah ketika melakukan aktivitas pagi, terlebih aktivitas wajib dan juga dilaksanakan berjamaah seperti sholat Subuh. "Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah).

2. Terbukanya pintu rezeki

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib RA : selepas salat subuh Rasulullah mendapati putrinya Fatimah tengah tertidur. Maka beliau membangunkannya dan mengatakan.

“Hai Fatimah bangun dan saksikanlah rizki Rabbmu, karena Allah membagi-bagikan rizki para hamba antara sholat subuh dan terbitnya matahari” (HR. Al Mundziri).

Firman Allah: “Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat fajar (subuh) itu disaksikan (oleh malaikat).” (Qs. Al-Isra’: 78).

3. Mendapat cahaya yang sempurna pada hari kiamat

Kondisi pada waktu subuh pada umumnya masih gelap, walau dengan penerangan listrik yang ada dan kadang-kadang minim juga.

Namun, dengan adanya kondisi seperti itulah justru terdapat ganjaran yang begitu besar dan luar biasa dari Allah SWT bagi manusia-manusia yang menuju masjid buat melaksanakan sholat dengan cahaya yang sempurna di hari Kiamat kelak.

4. Mendapatkan ganjaran Sholat Sepanjang Malam

Diriwayatkan Muslim dari Utsman bin Affan RA berkata; Rasulullah SAW bersabda:

“ Barangsiapa yang sholat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah sholat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang sholat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah sholat seluruh malamnya.” (HR. Muslim).

5. Dijanjikan Masuk Surga

Semua orang pasti menginginkan tempat kembali yang terbaik yaitu surga dengan segala kenikmatannya.

Diriwayatkan dari Abu Musa Al-asy’ari berkata bahwa, Rasulullah SAW pernah bersabda : “Barangsiapa yang mengerjakan sholat Bardain yaitu sholat Subuh dan Ashar maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kesimpulannya adalah ada dua waktu sholat yang mempunyai keutamaan dibandingkan dengan sholat wajib lainnya yaitu sholat Subuh dan Ashar.

Menurut pendapat para ulama, dua waktu tersebut adalah waktu yang sulit. Waktu Subuh adalah waktu dimana kebanyakan manusia sedang tidur dan waktu Ashar adalah waktu dimana sebagian besar manusia sedang sibuk mencari rezeki.Sehingga di dua waktu ini Allah memberikan keutamaan yang lebih dibandingkan sholat lainnya.

6. Tidak Tergolong Orang Munafik

Manfaat sholat subuh bagi umatnya dapat menjadikan umatnya terhindar dari sifat-sifat munafik. Sholat subuh akan dapat menghindarkan kita dari penyakit kemunafikan tersebut, seperti yang telah dijelaskan dalam hadits sebagai berikut:

“ Tidak ada Sholat yang lebih berat (dilakukan) bagi orang munafik daripada sholat Subuh dan juga sholat Isya. Seandainya mereka mengetahui (keutamaan) yang terdapat di dalamnya, niscaya mereka akan melakukannya kendati dengan merangkak.

Sungguh aku telah hendak memerintahkan kepada petugas azan untuk iqamat (Sholat) kemudian aku mengambil bara api dan kemudian membakar (rumah) orang yang belum tidak keluar melaksanakan Sholat (di masjid).” (HR. Bukhari-Muslim).

7. Dijamin oleh Allah SWT

Orang yang melaksanakan sholat Subuh berjemaah, maka dia berada dalam jaminan dan perlindungan Allah SWT, jik ada orang yang berani mencelakakannya terancam dengan azab yang pedih, sebab dia telah melanggar perlindungan yang Allah berikan kepada orang tadi, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang melaksanakan sholat Subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan sampai Allah menuntut kalian sesuatu apa pun pada jaminan-Nya. Karena barangsiapa yang Dia tuntut pada jaminan-Nya, pasti Dia akan mendapatkannya. Kemudian mereka akan ditelungkupkan pada wajahnya di dalam Neraka.” (HR. Muslim).

8. Disaksikan oleh para malaikat

Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“¬Malaikat bergantian melihat kalian pada siang dan malam. Para malaikat itu bertemu di sholat Subuh dan sholat Ashar. Kemudian yang bermalam dengan kalian naik (ke langit) dan ditanya oleh Rabb mereka, dan Dia lebih tahu keadaan hamba-hambanya,

Bagaimana kondisi hamba-hambaku ketika kalian tinggalkan?’ Para malaikat menjawab, ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan sholat, dan juga kami mendatangi mereka dalam keadaan sholat.” (HR. Bukhari-Muslim).

9. Mendapatkan Pahala Haji Atau Umrah

Bagi umat Islam yang selalu menjalankan kewajiban menjalankan sholat subuh dan melakukan dzikir hingga terbitnya matahari, maka orang tersebut akan berpeluang mendapatkan pahala haji atau umrah bagi amalan ibadahnya.

Dalam hadist yang diriwaytakani Anasibn Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:“Barang siapa yang sholat Subuh berjamaah kemudian dia duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas sholat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi).

10. Kesempatan untuk Melaksanakan Sholat Sunnah Subuh

Sholat sunat Subuh dua rakaat ini memiliki kelebihan tersendiri yang telah disebutkan dalam hadits.

“Dua rakaat (sholat sunah) Subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR. Muslim).

11. Kemenangan dengan melihat Allah pada hari kiamat nanti

Tentunya hal ini adalah ganjaran terbesar yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya. Dari Jarir Bin Abdullah al-Bajali RA berkata,

“Kami pernah duduk bersama Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, kemudian beliau melihat ke bulan di malam purnama tersebut, Maka, Nabi Muhammad bersabda, ‘Ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian akan melihat kepada Rabb kalian sebagaimana kalian melihat kepada bulan ini.

Kalian tidak akan terhalangi melihatnya. Bila kalian mampu untuk tidak untuk meninggalkan sholat sebelum terbitnya matahari dan juga sebelum terbenamnya, maka lakukanlah!” (HR. Bukhari-Muslim). ***

#PUASA 9 RAMADHAN 1442. 21 APRIL 2021 #SAHUR_SAHUR_SAHUR #IMSAK_04_36 #SUBUH_04_46