Minggu, 20 Juni 2021

Siksa Kubur Terus Menerus Hingga Kiamat atau Ada Jedanya?



Manusia akan diadzab kelak di alam kubur sesuai dengan kadar amalnya


REPUBLIKA.CO.ID, — Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Bagi manusia, setelah mati maka akan memasuki alam kubur (barzakh).


Ini adalah satu alam transit sebelum manusia dihisab atas segala amal perbuatannya di dunia, dan setelah itu dimasukan Allah SWT ke surga atau ke neraka.


Namun demikian, banyak riwayat yang menjelaskan tentang nikmat dan siksa kubur. Bagi mereka yang dapat menjawab pertanyaan para malaikat, akan memperoleh nikmat kubur hingga datangnya kiamat.


Sedang bagi yang tak bisa menjawab maka akan mendapat siksa kubur hingga datangnya kiamat. Pertanyaannya apakah siksa kubur itu terus-menerus diterima orang yang berdosa dan tidak beriman ataukah siksa kubur itu ada jedanya?


Berkaitan dengan pembahasan ini, Ibnu Qayyim dalam kitab Ar-Ruh menjelaskan bahwa siksa kubur itu ada dua macam. Pertama, ada yang terus-menerus, dengan dalil


اَلنَّارُ يُعْرَضُوْنَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَّعَشِيًّا “Pada mereka diperlihatkan neraka pada pagi dan petang …”(QS Ghafir 46)


Begitupun keterangan sejumlah hadits yang menjelaskam bahwa adzab kubur itu akan terus-menerus hingga hari kiamat.


Kedua, ada siksa kubur yang terjeda untuk sementara waktu. Yaitu siksa kubur bagi sebagian orang yang tidak patuh dan berbuat kejahatan.


Dan level maksiatnya masih ringan, maka dia akan dihisab sesuai dengan kejahatannya, lalu diringankan Sebagaimana dia akan disiksa lalu berhenti sementara dan lanjut lagi kelak di akhirat.


Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa siksaan kubur itu dapat terputus atau berhenti dengan doa (yang hidup pada ahli kubur), atau dengan sedekah, atau dengan istighfar (yang hidup memohonkan ampun bagi ahli kubur), atau dengan pahala berhaji.


Lalu bagaimana siksaan dalam alam kubur?


Siksaan di alam kubur itu menimpa ruh dan jasad. Ini merupakan pendapat Ahlussunah wal Jamaah. Meski terdapat beberapa pandangan yang berbeda tentang itu.


Sementara Muktazilah sangat menentang adanya nikmat dan siksa di alam barzah. Sedang ssbagian filsuf meyakini bahwa siksa dan nikmat kubur itu hanya untuk ruh saja

Doa Mustajab Antara Adzan & Iqamah



Salah satu waktu mustajab untuk berdoa berada di antara adzan dan iqamah. Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,


“Doa di antara adzan dan iqomah tidak akan ditolak.” (HR. Abu Dawud dan Al-Tirmidzi, beliau menshahihkannya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di Misykah al-Mashabih, no. 671)


Terdapat tambahan lafadz perintah berdoa dalam riwayat yang dikeluarkan Imam Ahmad,


“Sesungguhnya doa di antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak, maka berdoalah kalian.” (Syaikh Sy’aib al-Arnauth berkata: isnadnya shahih)


Imam Al-Shan’ani dalam Subul al-Salam berkata, “Dan hadits ini menunjukkan dikabulkannya doa di tempat-tempat ini. Karena tidak ditolaknya doa berarti diterima dan dikabulkan. Kemudian ini berlaku umum untuk semua doa. Dan harus diikat dengan keterangan pada beberapa hadits lainnya, yaitu selama dia tidak berdoa dengan suatu dosa atau memutus silaturahim.”


Imam al-Syaukani dalam Nailul Authar berkata, “Hadits tersebut menunjukkan dikabulkannya doa di antara adzan dan iqomah secara mutlak. Dia diikat dengan keterangan selama doa tersebut tidak berisi dosa dan memutus silaturahim, sebagaimana tertera dalam beberapa hadits shahih.”


Apakah ini berlaku bagi orang yang berada di masjid saja? 


Pada dasarnya keutamaan doa di antara adzan dan iqamah ini tidak dikhususkan bagi orang yang ada di dalam masjid saja. Hadits ini mengabarkan bahwa waktu antara adzan dan iqamah ini termasuk waktu-waktu mustajabah (dikabulkannya doa), maka siapa yang menyempurnakan syarat-syarat terkabulnya doa dan berdoa pada waktu ini maka –sangat diharapkan- doanya dikabulkan, baik ia berada di dalam masjid atau tidak. Berarti ini juga berlaku bagi kaum hawa yang berada di rumahnya. Apabila ia mendengar adzan, lalu ia berdzikir sesudahnya dan ditambahan dengan doa yang dikehendakinya, maka doanya tersebut akan dikabulkan.


Hadits dari Abu Umamah Radhiyallahu 'Anhu menguatkan keterangan di atas, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,


“Apabila pemanggil memanggil (muadzin mengumandangkan adzan) maka dibukalah pintu-pintu langit dan dikabulkan doa.” (HR. Abu Awaanah dalam musnadnya, Imam Al-Hakim dalam Mustadraknya, dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jaami’ al-Shaghiir, no. 803)


Al-Munawi berkata, “Apabila pemanggil memanggil, maksudnya: muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat, Allah mengabulkan doa orang yang berdoa saat itu, karena ia termasuk waktu ijabah (pengabulan doa).”


Penutup


Karena itu, mari kita manfaatkan waktu mustajab antara adzan dan iqamah ini untuk memunajatkan doa kepada Rabb kita, Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Besar harapan doa permohonan kita akan dikabulkan karena ia termasuk waktu mustajab berdasarkan hadits di atas. Walau di sana ada juga beberapa waktu lain yang mustajab pula, seperti saat sujud dan di penghujung shalat. Wallahu A’lam.

6 Dosa Besar Istri Kepada Suami Tanpa Disadari, Astagfirullah Nomor 4 Sering Dilakukan para Istri




KABAR BESUKI - Sebagai hubungan rumah tangga, sosok seorang suami adalah peranan penting dalam biduk keluarga.

Pasalnya, seorang suami merupakan pemegang kunci utama pada rumah tangga. Maka, seharusnya sebagai seorang istri harus mematuhi apa yang diperintahkan sang suami.

Berikut beberapa dosa besar seorang istri kepada suami, sebagaimana dikutip dari laman Instagram @docktoronline.id.

1. Tidak taat pada suami

Jika Anda sudah menjadi seorang istri, harusnya selalu patuh kepada suami. Maka, bila suami meminta melakukan apa yang ia inginkan, sebagai istri harusnya wajib menurutinya selama tidak bertentangan dengan perintah Allah. Tapi, jika istri membangkang maka itu menjadi sebuah dosa besar.

2. Bicarakan kekurangan atau aib suami

Jika ini terus-terusan dilakukan akan bisa menjadi kurangnya keharmonisan dalam rumah tangga bahkan bisa menjadi retak dan hancur. Bayangkan saja apabila istri membeberkan aib suami pada pihak keluarganya atau pada orang lain. Sehingga bisa menyebar kemana-mana, pasti akan menimbulkan permasalahan baru.

Halaman:

Sumber: Instagram @doctor.online.id

3. Tidak bersyukur

Tidak bersyukur dengan nafkah yang diberikan suami sangatlah tidak baik. Hendaknya istri tidak mengeluh atas pemberian yang tak seberapa dari suami, melainkan mengelolanya dengan baik. Dia juga harus mengoreksi kehidupan rumah tangganya, mungkin saja ada perbuatan dosa yang membuat rezeki tertahan. Mencela pemberian nafkah suami sungguh perbuatan tercela.

4. Menolak ajakan suami

Menolak ajakan suami di tempat tidur dengan alasan tak mendasar seperti kemalasan, merupakan perbuatan yang sangat tidak dianjurkan. Selama tidak udzur syar'i yang menghalangi istri untuk melayani suami, maka dia wajib memenuhinya.

5. Mempercantik diri bukan untuk suami

Kebanyakan wanita banyak yang salah kaprah dalam perkara ini. Apabila sedang bersama suami, dia tampil seadanya. Tapi bila keluar rumah, dia berhias dan berdandan. Padahal, berhias di hadapan suami sangat dianjurkan dan wajib. Sedangkan keluar rumah sangat ditekankan untuk menghindari hal ini. Karena bisa menjadi fitnah kaum lelaki.

6. Keluar tanpa izin

Jika suami sedang bekerja di luar dan ada keperluan walaupun kiranya hanya membeli sembako setidaknya minta izin. Hal tersebut merupakan bentuk ketaatan dan menjaga kerhomatan. Bila istri melanggar, maka tanpa sadar dia telah berbuat dosa