Rabu, 16 Juni 2021

Masuk Surga Itu Mudah. Cukup Lakukan 4 Hal Berikut Ini



Setiap manusia, tentu saja muslimah termasuk di dalamnya  menginginkan surga menjadi tujuan akhir kehidupannya.  Surga lah puncak kebahagiaan. Surga adalah hak Allah Subhanahu wa ta’ala yang akan diberikan kepada siapa saja yang di Rahmati-Nya. Untuk meraih Rahmat-Nya maka manusia mengerjakan amalan sholih dengan penuh keikhlasan semata untuk mendapatkan Ridho-Nya.


Surga adalah puncak kesempurnaan kehidupan. Dalam surga yang ada hanyalah kebahagiaan. Tak ada kesedihan, kegundahan, kegalauan, iri dan dengki serta segala macam penyakit hati. Para penghuni surga hanya merasakan kebahagiaan dan kebahagiaan.


Surga terdiri dari 8 buah pintu. Pintu-pintu tersebut hanya dapat dimasuki oleh mereka yang mengerjakan amalan shalih sesuai dengan nama pintu tersebut. Ada Pintu Shalat, Pintu Sedekah, Pintu Jihad, Pintu Ar Rayyan (puasa), Pintu Haji, Pintu Al Ayman (Pintu orang yang bertawakkal yang masuk surga tanpa hisab dan siksa), Pintu Al Kazhimina Al Ghaizha wa Al Afina an An Naas (Mudah menahan marah dan memaafkan orang lain). Pintu yang lain  adalah Pintu Dzikir, Pintu Ridha, atau Pintu Ilmu.


Bebas Masuk Surga


Berbahagialah wahai para muslimah. Ternyata muslimah diberikan keutamaan untuk bisa masuk lewat pintu mana saja yang diinginkannya. Muslimah bebas memilih pintu surganya sendiri. Syaratnya tidak banyak, hanya empat yaitu


1. Mengerjakan shalat 5 waktu


Shalat 5 waktu adalah salah satu kewajiban muslim yang harus senantiasa dikerjakan.  Amalan shalat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab di akhirat kelak. Jika baik amalan shalatnya maka akan baik pulalah semua amalannya. Sebaliknya jika buruk amalan shalatnya maka akan buruk pula amalan lainnya.


Karena itu sudah sepantasnya kaum muslimin senantiasa memerhatikan shalatnya. Mengetahui dan menerapkan rukun maupun sunnah-sunnah shalat.


Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:“Pokok dari seluruh perkara adalah Islam, tiangnya adalah salat, dan puncak tertinggi dari segala urusan tersebut adalah jihad.” (HR. Tirmidzi)


2. Berpuasa di bulan Ramadan


Allah Ta’ala berfirman:  “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)


Puasa Ramadhan merupakan rukun ketiga dari lima rukun islam. Hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap muslim. Artinya bila seseorang mengaku muslim, baligh,  sehat serta muqim maka wajib atasnya untuk berpuasa di bulan suci Ramadhan sebulan penuh.


Adapun makna  puasa sendiri adalah menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa dimulai sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Hal-hal yang dapat membatalkan puasa diantaranya adalah makan minum dengan sengaja serta melakukan hubungan suami istri di siang hari.


3. Menjaga kemaluan


Puncak dari menjaga kemaluan adalah tidak melakukan perbuatan zina. Untuk itu, umat islam telah dilarang untuk mendekati sarana-sarana yang dapat membawa seseorang kepada perbuatan terlaknat tersebut.


Menjaga kemaluan dapat diartikan dengan menjaga kehormatan diri baik sebagai seorang wanita maupun seorang istri. Menjaga dirinya agar tidak disentuh laki-laki lain. Menjaga dirinya agar tidak “dinikmati” laki-laki lain dengan senantiasa berhijab ketika keluar rumah. Menjadikan dirinya seutuhnya milik suaminya, laki-laki yang telah dipilih Allah untuk menjadi imamnya.


4. Mentaati suami


Suami mempunyai kedudukan yang sangat tinggi bagi seorang istri. Karena suamilah yang telah diberi bertanggung jawab setelah kedua orang tua istrinya berlepas diri atas anak perempuan mereka.


Suatu hari Rasulullah Shalallahu alaih wa sallam bertanya pada seorang perempuan, “Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” “Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?” tanya Rasulullah saw. lagi. Ia menjawab,“Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu.” Rasulullah saw. bersabda, “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad)


Perlakuan seorang istri kepada suaminya dapat menjadi penentu akhir hidupnya, akankah meraih surga atau justru neraka. Bahkan dalam hadits yang lain disebutkan tentang keutamaan suami.


Dari Anas bin Malik, bahwasanya Nabi saw. bersabda:“Tidaklah pantas bagi seorang manusia untuk sujud kepada manusia yang lain. Seandainya pantas atau boleh bagi seseorang untuk sujud kepada seorang yang lain, niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya dikarenakan besarnya hak suaminya terhadapnya. Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya pada telapak kaki sampai belahan rambut suaminya ada luka atau borok yang mengucurkan nanah bercampur darah, kemudian si istri menghadap suaminya lalu menjilati luka atau borok tersebut, niscaya ia belum sempurna menunaikan hak suaminya.” (HR. Ahmad)


Masya Allah, demikian besarnya kedudukan suami.


Bagaimana wahai muslimah, ternyata untuk meraih keutamaan masuk surga lewat pintu mana saja yang kita inginkan tidak sesulit yang dibayangkan. Semoga Allah memberikan Rahmat dan Taufiq-Nya agar langkah kita mudah menapaki jalan ketaatan pada-Nya. Memasukkan kita ke dalam Jannah-Nya dan bersatu kembali dengan keluarga kita, suami dan anak-anak kita. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.


“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan saran dari pembaca sangat berguna bagi kami demi perbaikan penulisan maupun isi dari blog ini.
silahkan isi komentar anda!