Selasa, 20 April 2021
Berikut 12 Cara Bertobat dari Dosa Zina, Tapi Ingat Jangan Diulang Lagi!
TIPSTREN.com – Dalam agama Islam, zina merupakan perbuatan yang sangat tidak terpuji karena memang dapat menimbulkan dosa yang sangat besar.
Bahkan Allah saja telah meralang umatnya mendekati apalagi melakukan perbuatannya.
Balik yang namanya manusia memang tidak ada yang sempurna. Apakah dosa zina bisa diampuni oleh Allah SWT?
Meskipun zina merupakan dosa yang amat dibenci oleh Allah sebagaimana hukum menikah dengan pasangan zina, bukan berarti para pelakunya tidak diberikan kesempatan untuk bertobat.
Islam sebagai agama yang pemaaf nyatanya bisa juga mengampuni dosa zina. Tapi ingat jangan pernah mengulanginya lagi!
1. Menyesali Atas Apa yang Telah Diperbuat
Cara menghapus dosa zina yang pertama, yakni mengakui dan menyesali atas apa yang telah diperbuat. Namun, rasa sesal tersebut haruslah datang dari dalam hati, bukan hanya sekadar ucapan saja.
Tunjukkan lewat air mata dengan menangis di hadapan Allah Ta’ala setiap saat. Kemudian berjanji untuk tidak mengulanginya kembali.
“Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taubah: 104)
2. Segera Bertobat
Cara menebus dosa zina berikutnya, adalah dengan melakukan tobat. Akan tetapi, tobat yang dilakukan harus sungguh-sungguh dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Sebagaimana Allah berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh (taubat nasuha).” (at-Tahrim: 8)
3. Tobat Nasuha
Amalan penghapus dosa zina juga dilakukan dengan melaksanakan taubatan nasuha. Yakni tobat yang benar-benar murni dari hati dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan kembali. Sebagaimana dalam surat QS At tahrim ayat 8,
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS At tahrim ayat 8).
4. Memperbanyak Beribadah kepada Allah SWT
Salah satu cara bertobat dari dosan zina berikutnya yaitu dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adapun cara yang paling mudahnya dengan memperbanyak frekuensi ibadah. Allah SWT berfirman,
“Dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud: 114)
5. Memperbanyak Mengingat Allah denagn Berdzikir
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Al imran: 135).
6. Memperbanyak Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, menentramkan hati dan pikiran, serta dapat meningkatkan keimanan.
Selain itu, seseorang yang rutin baca Al-Quran juga kelak mendapatkan syafaat di akhirat nanti.
“Bacalah Al Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafa’at kepada pembacanya.” (HR. Muslim).
7. Carilah Lingkungan yang Baik
Lingkungan yang baik akan membawa diri kita ke arah yang lebih baik lagi. Begitupun sebaliknya, lingkungan yang buruk akan menarik kita ke hal-hal yang buruk pula.
Oleh sebab itu, agar benar-benar bertobat dari dosa zina dan tidak mengulanginya kembali, sebaiknya pilihlah lingkungan yang baik.
8. Rahasiakan Jangan Mengumbarnya
Allah melarang kita untuk tidak mengumbar aib orang lain, begitupun dengan aib diri sendiri. Maka dari itu, sebaiknya rahasiakanlah dosa ini kepada siapapun, sekalipun dengan orang terdekat.
Sebab, menceritakan aib kepada orang lain, hanya akan menimbulkan masalah baru. Sebaiknya simpan kejadian ini untuk diri sendiri, sebagai bahan renungan dan peringatan untuk tidak melakukannya lagi.
Rasulullah bersabda, “Siapa yang tertimpa musibah maksiat dengan melakukan perbuatan semacam ini (perbuatan zina), hendaknya dia menyembunyikannya, dengan kerahasiaan yang Allah berikan.” (HR. Malik dalam Al-Muwatha’, no. 1508).
9. Perbanyak Berbuat Kebaikan
Kebaikan merupakan salah satu cara selain untuk menghapuskan dosa di masa lalu juga merupakan cara untuk menunjukkan bahwa kamu benar-benar bertobat dari dosa zina.
Ada berbagai macam perbuatan baik yang bisa dilakukan. Terlepas dari dosa zina atau bukan, setiap muslim masih dapat memperbaikinya dengan jalan kebaikan yanh diridhoi oleh Allah.
10. Perbanyak Istighfar
Istiqfar merupakan langkah awal agar selalu mengingat keberadaan Allah SWT. Perbanyak istiqhfar agar mendapatkan ampunan dari-Nya. Senantiasa beristiqhfar agar jauh dari godaan zina.
11. Selalu Berdoa Memohon Perlindungan dari Godaan Maksiat
Berdoa kepada Allah SWT penting sekali dilakukan, selain untuk selalu mengingat Allah, berdoa bisa kamu lakukan untuk memohon perlindungan dari segala macam godaan.
Terutama godaan maksiat untuk kembali terjerumus kepada zina. Selalu minta perlindungan kepada Allah merupakan jalan agar terlindungi dan tidak kembali terjerumus pada godaan syetan.
12. Meyakini Allah Maha Penerima Tobat
Semua umat manusia pasti pernah berbuat dosa dengan porsinya masing-masing. Meski demikian, bukan berarti Allah menutup pintu ampunannya
Sebab Allah SWT adalah Maha Pengampun. Sehingga kita perlu benar-benar meyakini bahwa Allah menerima tobat yang kita lakukan.
Doa Kita akan Sulit Terkabul Selama Ada 3 Faktor Berikut
Rasulullah SAW memberitahukan 3 jenis doa yang sulit terkabul.
REPUBLIKA.CO.ID, Berdoa memang termasuk salah satu rahasia Allah SWT. Terkadang kita berdoa dan Allah SWT langsung mengabulkannya. Ada pula doa-doa yang belum terkabul atas kehendak-Nya.
Direktur Aswaja Center Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Ma’ruf Khozin, menjelaskan memang ada tiga macam doa yang tidak dikabulkan Allah:
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ: ﻳُﺴﺘﺠﺎﺏُ ﻷﺣﺪِﻛُﻢ ﻣَﺎ ﻟَﻢ ﻳَﺪْﻉُ ﺑِﺈﺛﻢٍ ﺃَﻭ ﻗَﻄﻴﻌﺔُ ﺭَﺣﻢٍ، ﺃَﻭ ﻳَﺴﺘﻌﺠِﻞْ ﻓﻴﻘﻮﻝُ: ﺩَﻋﻮﺕُ ﻓَﻼ ﺃَﺭﻯ ﻳُﺴﺘَﺠﻴﺐُ ﻟِﻲ، ﻓَﻴﺪﻉُ اﻟﺪُّﻋَﺎء
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda: "Doa kalian akan dikabulkan selama tidak berdoa (1) dengan dosa (2) memutus kekerabatan (3) tergesa-gesa. Dia akan berkata "Aku sudah berdoa tapi tidak dikabulkan" akhirnya dia meninggalkan doa." (HR Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad)
Sementara selain tiga jenis doa yang dikabulkan dia atas, menurut Kiai Ma’ruf, maka doa kita akan dikabulkan Allah dengan tiga cara. Dia mengutip hadis berikut:
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﺳَﻌِﻴﺪٍ اﻟْﺨُﺪْﺭِﻱِّ ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻋَﻦِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ: ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﻣُﺴْﻠِﻢٍ ﻳَﺪْﻋُﻮ ﻟَﻴْﺲَ ﺑِﺈِﺛْﻢٍ ﻭَﻻَ ﺑِﻘَﻄِﻴﻌَﺔِ ﺭَﺣِﻢٍ ﺇِﻻَّ ﺃَﻋْﻄَﺎﻩُ ﺇِﺣْﺪَﻯ ﺛَﻼَﺙٍ ﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳﻌﺠﻞ ﻟَﻪُ ﺩَﻋْﻮَﺗَﻪُ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺪَّﺧِﺮَﻫَﺎ ﻟَﻪُ ﻓِﻲ اﻵْﺧِﺮَﺓِ ﻭَﺇِﻣَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺪْﻓَﻊَ ﻋَﻨْﻪُ ﻣِﻦَ اﻟﺴﻮء ﻣﺜﻠﻬﺎ) ﻗﺎﻝ: ﺇﺫا ﻳﻜﺜﺮ؟ ﻗﺎﻝ: اﻟﻠﻪ ﺃﻛﺜﺮ)
Dari Abu Sa'id Al Khudri dari Nabi SAW bersabda: "Tidak seorang Muslim yang berdoa, selama tidak berdoa dengan dosa dan memutus kekerabatan, kecuali Allah mengabulkan dengan (1) disegerakan Dikabulkan / sesuai permintaan (2) Allah simpan dan diberikan di akhirat (3) Allah ganti dengan menghindarkan keburukan baginya yang setara dengan doanya". Sahabat bertanya: "Kalau begitu kita memperbanyak doa?" Nabi menjawab: "Allah akan lebih banyak mengabulkan." (HR Bukhari dalam Al Adab Al Mufrad)
“Saya sendiri jika berdoa sesuatu namun seolah belum dikabulkan, maka saya berprasangka baik kepada Allah, tutur dia dalam keteragannya kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (24/2).
Menurut Kiai Ma’ruf, diberikan keluarga yang tentram dan sehat, rezeki berkah, lingkungan orang-orang baik adalah perwujudan dari pemberian Allah. “Sebab kesemuanya itu adalah nikmat yang boleh jadi kita sendiri lupa meminta seperti itu,” kata dia.
Kiai Ma’ruf menukilkan nasihat Ibnu Athaillah As Sakandary, dalam kitabnya Al Hikam berikut: لا يَكُنْ تأَخُّرُ أَمَدِ العَطاءِ مَعَ الإلْحاحِ في الدُّعاءِ مُوْجِباً لِيأْسِكَ. فَهُوَ ضَمِنَ لَكَ الإِجابةَ فيما يَخْتارُهُ لَكَ لا فيما تَخْتارُهُ لِنَفْسِكَ. وَفي الوَقْتِ الَّذي يُريدُ لا فِي الوَقْتِ الَّذي تُرْيدُ.
“Ditundanya pemberian dari Allah sementara engkau telah menggebu-gebu dalam berdoa, jangan menjadikanmu berputus asa. Allah menjamin mengabulkan doa untukmu sesuai pilihanNya, bukan pilihanmu. Di waktu yang Dia kehendaki, bukan di waktu yang kau kehendaki.”