Jumat, 29 Mei 2020
4 Mazhab, Ini Hukum Tahlilan & Bersedekah untuk Orang yang Sudah Meninggal
Meninggal pada Hari Jumat Terbebas dari Siksa Kubur, Benarkah?
Kita pasti sering mendengar dengan pernyataan bahwa orang yang meninggal pada hari jumat akan terbebas dari siksa kubur. Tapi benarkah demikian?
Dari Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Tidak ada seorang muslim pun yang meninggal pada hari Jum’at atau malam Jum’at kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur,” (HR. Ahmad no. 6582 dan At-Tirmidzi no. 1074).
Akan tetapi para ulama hadis berbeda pendapat tentang kesahihan hadis ini. Mereka berpendapat bahwa hadis itu adalah hadis dhaif. Imam Tirmizi ketika meriwayatkan hadis ini menjelaskan hadis tersebut adalah hadis gharib, yang kemudian ditegaskannya lagi sanadnya tidak tersambung (munqathi’/terputus).
Ibnu Hajar al-‘Asqalani menegaskan dalam kitab Fathul Bari sanad hadis ini dhaif dan juga diriwayatkan oleh Abu Ya’la dengan lafaz yang semisalnya dari Hadis Anas bin Malik, tetapi sanadnya lebih dhaif lagi.
Syekh Syu’aib Al-Arnauth ketika memberi komentar terhadap hadis ini dalam Musnad Imam Ahmad mengatakan sanad hadis itu dhaif. Kemudian, ia menyebutkan beberapa hadis yang mendukung dan menegaskan semua hadis yang mendukung tersebut tidak bisa digunakan untuk menguatkan hadis ini. Dan, Albani telah salah karena mengatakan hadis itu hasan atau sahih dalam kitabnya Ahkam al-Janaiz.
Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Abdurrazzak dalam kitabnya al-Mushannaf dengan lafaz “dilepaskan dari azab kubur”, tetapi dalam sanadnya ada Ibnu Juraij yang terkenal dalam mentadlis hadis.
Sebagian ulama mengatakan jika memang kematian seseorang pada hari tertentu memiliki keutamaan atau keistimewaan tentunya hari Senin lebih utama karena pada hari itulah Nabi Muhammad SAW, kekasih dan makhluk paling mulia yang diciptakan Allah SWT, meninggal dunia.
Jika hadis-hadist di atas adalah hadis sahih maka itu menunjukkan keutamaan bagi Muslim dan Muslimah yang meninggal pada hari Jumat. Dan, tentunya keutamaan ini hanya bagi kaum Muslimin yang meninggal dalam ketauhidan, yakni keimanannya tidak dinodai oleh kemusyrikan, kekufuran, serta segala yang membatalkan keimanan seseorang.
Sedangkan, mereka yang meninggal dalam kemusyrikan dan kekufuran tentunya akan mendapatkan azab kubur dan siksa neraka sebagaimana yang telah dijanjikan Allah SWT dalam Al-Quran dan Sunah Rasul-Nya.
Sebagai seorang Muslim dan berpegang pada akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah, kita tidak boleh memastikan bahwa seseorang akan masuk surga atau masuk neraka, kecuali yang sudah disebutkan oleh Nabi saw dalam hadis-hadisnya.Inilah Bacaan Doa Sebelum dan Sesudah Adzan

Tak Sadar Sering Diucapkan, Ternyata Kalimat Ini Sangat Dibenci Allah
Kalimat apa yang dimaksud?
Sebaiknya mulailah berlatih menjaga lisan.
Ucapan yang tak terjaga yang keluar dari mulutmu bisa membuat orang tersinggung.
Yang lebih mengkhawatirkan, kamu tak menyadari kalimat yang terlontar ternyata sangat dibenci Allah SWT.
Lantas, kalimat apa yang dimaksud? Sedangkan apakah dalil yang menjelaskan mengenai hal ini?
Kalimat yang dimaksud yaitu kalimat yang merepresentasikan kesombongan dan penolakan terhadap ajakan orang lain berbuat baik, terutama untuk bertaqwa kepada Allah SWT.
Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
" Kalimat yang paling Allah benci, seseorang menasehati temannya, 'Bertaqwalah kepada Allah', namun dia menjawab: 'Urus saja dirimu sendiri'."
(Hadis riwayat Baihaqi dalam Syu'abul Iman, An Nasai dalam Amal Al Yaum wa Al Lailah, dishahihkan Al Albani dalam As Shahihah).
Tanda Kesombongan.
Kalimat di atas menunjukkan kesombongan seseorang karena tidak mau mendengarkan ajakan orang lain.
Bahkan orang lain dianggap tidak boleh mengurusi masalah ketaqwaannya.
Padahal sejatinya, manusia seharusnya saling mengingatkan dalam kebaikan.
Sikap sombong ini pernah juga dialami oleh Nabi Nuh 'alaihi salam.
Beliau pun mengadu kepada Allah terkait kesombongan kaumnya, yang tidak mau menyembah Allah SWT.
B Hal ini dijelaskan dalam Quran Surat Nuh Ayat 5-7 yang artinya sebagai berikut:
Sabda Nabi Nuh
Nuh berkata: “ Ya Tuhanku Sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
Setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri.
(QS. Nuh: 5-7)
Dalam kehidupan sehari-hari sangat sering sekali kita menjawab nasihat orang lain dengan kalimat yang dibenci Allah ini.
Sehingga pada akhirnya orang lain tidak lagi mau menasihati kita karena takut akan mendapatkan perlakuan serupa.
Pada akhirnya, manusia hanya bergumal pada kesalahan dan tidak mau memperbaiki diri.
Doa Selesai Sholat Dhuha yang Mampu Melancarkan Rezeki
Muslimah... Haruskah Kau Menangis Karena Jomblo?




