Minggu, 26 Desember 2021

Pertanyaan : 6 Apa saja keutamaan shalat berjamaah itu?

 Pertanyaan : Apa saja keutamaan shalat berjamaah itu?


Jawaban:


Banyak keutamaan shalat berjamaah menurut Sunnah Rasulullah Saw, berikut ini beberapa keutamaan tersebut:


1. Lipat ganda amal. Sebagaimana yang dinyatakan dalam hadis:


.» صَلاَةُ اتصَْمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَدِّ بِسَبْعٍ وَعِ نَ دَرَجَةً «: عَنِ ابْنِ عُمَ أَ لَّا ف رَسُوؿَ الللَّاوِ -صلى الله عليو وسلم- قَاؿَ


Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Shalat berjamaah lebih baik daripada shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh tingkatan”. (HR. Muslim).


2. Allah Swt menjaga orang yang melaksanakan shalat berjamaah dari setan. Rasulullah Saw bersabda:


إِ لَّا ف ال لَّا يْطَافَ ذِئْبُ الإِ سَافِ ئْبِ الْ نَمِ خُ ال لَّا اةَ الْ اصِيَةَ وَالنلَّاا يَةَ فَ لَّاا مْ وَال دِّ عَابَ وَعَلَيْكُمْ بِاتصَْماعَةِ وَالْعَالَّامةِ والْمَسْ دِ


“Sesungguhnya setan itu bagi manusia seperti srigala bagi kambing, srigala menangkap kambing yang memisahkan diri dari gerombolannya dan kambing yang menyendiri. Maka janganlah kamu memisahkan diri dari jamaah, hendaklah kamu berjamaah, bersama orang banyak dan senantiasa memakmurkan masjid”. (HR. Ahmad bin Hanbal).


Dalam hadis riwayat Abu ad-Darda’ disebutkan:


مَا مِنْ ثَلاَثَةٍ قَػ ةٍ وَلاَ بَدْوٍ لاَ تػ اُ فِي مُ ال لَّا صلاَةُ إِلالَّا قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْ مُ ال لَّا يْطَافُ فَػعَلَيْكَ بِاتصَْمَاعَةِ فَ لَّا ا لُ الدِّ ئْبُ الْ اصِيَة


“Ada tiga orang yang berada di suatu kampung atau perkampungan badui, tidak dilaksanakan shalat berjamaah, maka sungguh setan telah menguasai mereka. Maka laksanakan shalat berjamaah, karena sesungguhnya srigala hanya memakan kambing yang memisahkan diri dari jamaah”. (HR. Abu Daud).


3. Keutamaan shalat berjamaah semakin bertambah dengan banyaknya jumlah orang yang shalat.


Berdasarkan hadits dari Ubai bin Ka’ab. Rasulullah Saw bersabda:


وَإِ لَّا ف صَلاَةَ اللَّا جُلِ مَعَ اللَّا جُلِ أَزْ ى مِنْ صَلاَتِوِ وَ دَهُ وَصَلاَتُوُ مَعَ اللَّا جُلَ أَزْ ى مِنْ صَلاَتِوِ مَعَ اللَّا جُلِ وَمَا ثػ فَػ وَ أَ بُّ إِلَذ الللَّاوِ تَػعَالَذ


“Sesungguhnya shalat seseorang dengan satu orang lebih utama daripada shalat sendirian. Shalat seseorang bersama dua orang lebih utama daripada shalatnya bersama satu orang. Jika lebih banyak, maka lebih dicintai Allah Swt”. (HR. Abu Daud).


4. Dijauhkan dari azab neraka dan dijauhkan dari sifat munafik, bagi orang yang melaksanakan shalat selama empat puluh hari secara berjamaah tanpa ketinggalan takbiratul ihram bersama imam. Berdasarkan hadits Anas bin Malik. Rasulullah Saw bersabda:


مَنْ صَللَّاى لِللَّاوِ أَرْبَعِ ػوَْمًا ترََاعَةٍ دْرِؾُ التلَّاكْبِيرَةَ الأُولَذ تِبَتْ لَوُ بػ اءَتَافِ بػ اءَةٌ مِنَ النلَّاارِ وَبػ اءَةٌ مِنَ الندِّػفَاؽِ


“Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah Swt selama empat puluh hari berjamaah, ia mendapatkan takbiratul ihram. Maka dituliskan baginya dijauhkan dari dua perkara; dari neraka dan dijauhkan dari kemunafikan”. (HR. At-Tirmidzi). Dalam hadis ini terdapat keutamaan ikhlas dalam shalat, karena Rasulullah Saw mengatakan: “Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah Swt”. Artinya tulus ikhlas hanya karena Allah Swt semata. Makna dijauhkan dari kemunafikan dan azab neraka adalah: dilepaskan dan diselamatkan dari kedua perkara tersebut. Dijauhkan dari kemunafikan, artinya: selama di dunia ia diberi jaminan tidak melakukan perbuatan orang munafik dan selalu diberi taufiq oleh Allah Swt untuk selalu berbuat ikhlas karena Allah Swt. Maka di akhirat kelak ia diberi jaminan dari azab yang menimpa orang munafik. Rasulullah Saw memberi kesaksian bahwa ia bukan orang munafik, karena sifat orang munafik merasa berat ketika akan melaksanakan shalat.


5. Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka ia berada dalam lindungan Allah Swt hingga petang hari, berdasarkan hadis riwayat Jundub bin Abdillah. Rasulullah Saw bersabda:


مَنْ صَللَّاى الصُّبْحَ فَػ وَ ذِلَّامةِ الللَّاوِ


“Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka ia berada dalam lindungan Allah Swt”. (HR. Muslim).


6. Mendapatkan balasan pahala seperti haji dan umrah. Berdasarkan hadis riwayat Anas bin Malik. Rasulullah Saw bersabda:


قَاؿَ قَاؿَ رَسُوؿُ الللَّاوِ .» مَنْ صَللَّاى الْ دَاةَ ترََاعَةٍ ثُُلَّا قَػعَدَ الللَّاوَ لَّاتَّ تَطْلُعَ ال لَّا مْسُ ثُُلَّا صَللَّاى رَ عَتَػ ا تْ لَوُ جْ لَّا ةٍ وَعُمْ ةٍ .» تَالَّامةٍ تَالَّامةٍ تَالَّامةٍ « - -صلى الله عليو وسلم


“Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, kemudian ia duduk berzikir hingga terbit matahari, kemudian ia melaksanakan shalat dua rakaat. Maka ia mendapatkan balasan pahala seperti haji dan umrah”. Kemudian Rasulullah Saw mengatakan, “Sempurna, sempurna, sempurna”. (HR. At-Tirmidzi).


7. Balasan shalat Isya’ dan shalat Shubuh berjamaah. Berdasarkan hadis riwayat Utsman bin ‘Affan. Rasulullah Saw bersabda:


مَنْ صَللَّاى الْعِ اءَ ترََاعَةٍ فَكَ لَّا ا قَاَ صْفَ الللَّايْلِ وَمَنْ صَللَّاى الصُّبْحَ ترََاعَةٍ فَكَ لَّا ا صَللَّاى الللَّايْلَ للَّاو


“Siapa yang melaksanakan shalat Isya’ berjamaah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan Qiyamullail setengah malam. Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan Qiyamullail sepanjang malam”. (HR. Muslim).


8. Malaikat berkumpul pada shalat Shubuh dan shalat Ashar. Berdasarkan hadis riwayat Abu Hurairah. Rasulullah Saw bersabda:


ػتََػعَاقَػبُوفَ فِيكُمْ مَلاَئِكَةٌ بِالللَّايْلِ وَمَلاَئِكَةٌ بِالنلَّاػ ارِ ، وَيََْتَمِعُوفَ صَلاَةِ الْفَ وَصَلاَةِ الْعَصْ ، ثُُلَّا ػعَْ جُ اللَّا نَ بَاتُوا فِيكُمْ ، فَػيَسْ تعُمُْ وَىْوَ أَعْلَمُ مْ يْفَ تَػ تُمْ عِبَادِى فَػيَػ ولُوفَ تَػ نَاىُمْ وَىُمْ صَلُّوفَ ، وَأَتَػيْػنَاىُمْ وَىُمْ صَلُّوفَ


“Malaikat malam dan malaikat siang saling bergantian, mereka berkumpul pada shalat Shubuh dan shalat ‘Ashar. Kemudian yang bertugas di waktu malam naik, Allah Swt bertanya kepada mereka, Allah Swt Maha Mengetahui, “Bagaimanakah kamu meninggalkan hamba-hamba- Ku?”. Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka ketika mereka sedang melaksanakan shalat dan kami datang kepada mereka ketika mereka sedang melaksanakan shalat”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).


9. Allah Swt mengagumi shalat berjamaah karena kecintaan-Nya kepada orang-orang yang melaksanakan shalat berjamaah.


إِ لَّا ف الللَّاوَ لَيَػعْ بُ مِنَ ال لَّا صلاَةِ اتصَْمِيعِ


“Sesungguhnya Allah Swt mengagumi shalat yang dilaksanakan secara berjamaah”. (HR. Ahmad bin Hanbal).


10. Menanti shalat berjamaah. Menurut hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda:


لاَ ػلََاؿُ الْعَبْدُ صَلاَةٍ مَا افَ مُصَلالَّاهُ ػنَْتَظِ ال لَّا صلاَةَ وَتَػ وؿُ الْمَلاَئِكَةُ الللَّا لَّا م ااْفِ لَوُ الللَّا لَّا م ارْتزَْو . لَّاتَّ ػنَْصَ ؼَ أَوْ دِثَ


“Seorang hamba yang melaksanakan shalat, kemudian ia tetap berada di tempat shalatnya menantikan pelaksanaan shalat, maka malaikat berkata: “Ya Allah, ampunilah ia, curahkanlah rahmat-Mu kepadanya”. Hingga ia beranjak atau berhadas. (HR. Muslim).


11. Keutamaan shaf pertama. Berdasarkan hadis riwayat Abu Hurairah. Rasulullah Saw bersabda:


لَوْ ػعَْلَمُ النلَّااسُ مَا الندِّدَاءِ وَال لَّا ص دِّ ف الأَلَّاوؿِ ، ثُُلَّا لدَْ يََِدُوا إِلالَّا أَفْ سْتَ مُوا عَلَيْوِ لاَسْتَػ مُوا


“Andai manusia mengetahui apa yang ada dalam seruan azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya melainkan dengan diundi, pastilah mereka akan melakukan undian”. (HR. Al-Bukhari).


12. Ampunan dan cinta Allah Swt bagi orang yang ucapan “amin” yang ia ucapkan serentak dengan ucapan “amin” yang diucapkan malaikat. Berdasarkan hadits Abu Hurairah. Rasulullah Saw bersabda:


إِذَا أَلَّامنَ الإِمَاُ فَ دِّمنُوا فَ لَّاوُ مَنْ وَافَ تَ مِينُوُ تَ مِ الْمَلاَئِكَةِ اُفِ لَوُ مَا تَػ لَّادَ مِنْ ذَ بِوِ


“Apabila imam mengucapkan ‘Amin’, maka ucapkanlah ‘Amin’. Sesungguhnya siapa yang ucapannya sesuai dengan ucapan ‘Amin’ yang diucapkan malaikat, maka Allah mengampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).


13. Andai manusia mengetahui apa yang ada di balik shalat berjamaah, pastilah mereka akan datang walaupun merangkak, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:


لَوْ ػعَْلَمُ النلَّااسُ مَا الندِّدَاءِ وَال لَّا ص دِّ ف الأَلَّاوؿِ ، ثُُلَّا لدَْ يََِدُوا إِلالَّا أَفْ سْتَ مُوا « عَنْ أَبَِ ىُ ػ ةَ أَ لَّا ف رَسُوؿَ الللَّاوِ - صلى الله عليو وسلم - قَاؿَ . » عَلَيْوِ لاَسْتَػ مُوا ، وَلَوْ ػعَْلَمُوفَ مَا التلَّاػ يرِ لاَسْتَبَػ وا إِلَيْوِ ، وَلَوْ ػعَْلَمُوفَ مَا الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَػوْهَُُا وَلَوْ بْػوًا


Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Andai manusia mengetahui apa yang ada dalam seruan azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan cara melainkan diundi, mereka pasti akan melakukan undian. Andai mereka mengetahui apa yang ada di dalam Takbiratul-Ihram, pastilah mereka akan berlomba untuk mendapatkannya. Andai mereka mengetahui apa yang ada dalam shalat Isya’ dan shalat Shubuh pastilah mereka akan datang meskipun merangkak”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Wahai Para Istri, Buatlah Suamimu Tersenyum

 


 Kemilaunya intan dan permata terlihat indah di kelopak mata, tak akan sanggup mengalahkan perhiasan terindah di dunia, yaitu seorang wanita salehah. Wanita salehah mampu memberikan keteduhan dan kenyamanan bagi suaminya dibandingkan kilatan permata yang menyilaukan mata. Di mata sang suami, wanita salehah mampu menjadi peredam dari gegap gempita kehidupan dunia. Ia bukan sekadar pendamping yang hebat, namun mampu menjadi penasihat yang kuat hingga pemompa semangat saat sang suami mulai penat.


Seorang wanita salehah mengetahui hak-hak suami yang harus ditunaikan. Karena hal itu merupakan kewajibannya. Meskipun, terkadang berat untuk taat atau lelah ketika tak bergairah. Namun, istri salehah tidak akan pernah putus asa untuk meraih kebahagiaan. Karena kebahagiaan itu akan abadi. Rasulullah saw bersabda, “Wanita mana pun yang meninggal dunia sementara suaminya ridha kepadanya, pasti masuk surga.” (Riwayat at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)


Adapun kiat sederhana agar suami tersenyum adalah sebagai berikut:


Taat


Sehebat dan tangguh apa pun seorang wanita, maka kewajiban terhadap suami wajib ditunaikan. Suami adalah pemimpin rumah tangga.


“Seandainya aku perintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan seorang istri sujud kepada suaminya.” (Riwayat Abu Dawud dan al-Hakim)


Hal ini merupakan sebentuk keadilan Allah swt kepada seorang suami. Karena segala yang ditetapkan Allah swt pasti adil dan baik bagi manusia. Namun, jangan disalahpahami bahwa ketaatan kepada suami menyebabkan seorang istri menjadi terkekang dan sengsara hidupnya. Karena di sisi lain, seorang suami diperintahkan oleh Allah swt untuk bergaul dengan baiik kepada istrinya dan dilarang menyusahkan wanita yang telah taat kepadanya.


Allah swt berkalam,


فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلاً


“Kemudian jika mereka menaati kalian, maka janganlah kalan mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka.” (Qs. an-Nisa’ [4]: 34)


Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik perilakunya terhadap istrinya. Dan aku adalah yang terbaik kepada istriku.” (Jami’ at-Tirmidzi, 3895)


Meski seorang istri wajib taat kepada suaminya, namun itu semua berlaku dalam hal yang baik dan benar saja. Di antara salah satu bentuk ketaatan seorang istri kepada suaminya adalah melayani kebutuhan biologis sang suami. Namun, apakah sekadar suami saja yang perlu dicukupi kebutuhan biologisnya? Tentu saja tidak. Kebutuhan biologis istri pun meski dipenuhi oleh suami. Dengan terpenuhinya kebutuhan biologis tersebut, niscaya keduanya lebih mudah untuk menjaga diri dari pebuatan nista.


Jagalah


Salah satu kewajiban lain yang mesti dipenuhi oleh seorang istri adalah menjaga kehormatan, kemuliaan, harta, anak-anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Allah swt telah berkalam,


فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ


“Maka wanita-wanita yang salehah adalah wanita-wanita yang taat kepada Allah swt lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Oleh karena itu, Allah telah memelihara mereka.” (Qs. an-Nisa’ [4]: 34)


Demi menjalankan kewajibannya itu, seorang istri mempunyai wewenang untuk mengurus rumah tangga dan anak-anaknya. Tentu saja, semua itu tetap di bawah kendali kepemimpinan seorang suami.


Di Rumah Suami


Kewajiban seorang istri terhadap seorang suami adalah tinggal di rumah suami. Artinya, tidak keluar kecuali atas ijin dan ridhanya. Allah swt telah berkalam,


وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى


“Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian. Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (Qs. al-Ahzab [33]: 33)


Di samping itu, ia berusaha memelihara pandangan dan merendahkan suaranya dalam rangka mentaati perintah Allah Ta’ala,


وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا


“Katakanlah pada wanita-wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak darinya.” (Qs. an-Nur [24]: 31)


Tenangkanlah


Di awal kenabian, ketika Nabi Muhammad saw berada dalam kegundahan, maka Khadijah menghibur dan menenangkannya. Seorang sitri salehah akan selalu berusaha menciptakan ketenangan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Ia begitu menyenangkan saat dipandang, menarik hati sang suami, dan dapat meredam segala gejolak yang terjadi di dalam rumah tangga.


Rasulullah saw telah bersabda, “Wanita (istri) terbaik adalah jika engkau melihat padanya, ia akan menyenangkanmu. Jika engkau memerintah, ia akan taat kepadamu. Jika engkau pergi, ia menjagamu dengan menjaga dirinya dan hartamu.” (Riwayat Muslim dan Ahmad)


Seorang istri salehah yang sadar tentang kewajibannya tak hanya membahagiakan bagi sang suaminya. Lebih dari itu, sebenarnya ia telah membahagiakan dirinya sendiri. Wallahu a’lam bish shawwab. [Hamizan/Bersamadakwah]

Menyentuh Al-Qur'an Terjemah Harus Suci & Menutup Aurat?

 


Menyentuh Al-Qur'an Terjemah Harus Suci & Menutup Aurat?


#Soal:


Assalamualaikum Pak Ustad, mohon penjelasan bagaimana adab terhadap Al-Quran yang ada terjemahannya, apakah harus suci dan harus menutup aurat? Apakah boleh sambil tiduran atau harus duduk? Syukron.


#Jawab:


Wa'alaikumus salam warahmatullah.. Al-Hamdulillah. Shalawat dan salam atas Rasulillah dan keluarganya.


Al-Qur'an terjemah beda dengan mushaf yang asli (berisi ayat-ayat Al-Qur'an berbahasa Arab). Al-Qur'an terjemah sejenis kitab tafsir, menurut Syaikh Ibnu Bazz. Tidak berlaku padanya hukum atas mushaf Al-Qur'an.


فإذا أمسكه الكافر أو من ليس على طهارة فلا حرج، فليس له حكم القرآن


“Apabila orang kafir memegangnya atau orang tidak suci menyentuhnya, tidak mengapa. Ia tidak memiliki hukum (sama dengan) Al-Qur'an,” Tutur Syaikh Bin Bazz, di fatawanya berjudul (terjemah), “Apakah orang kafir boleh menyentuh mushaf teejemahan bahasa Inggris”.


Hukum Al-Qur'an hanya berlaku pada mushaf yang tertulis dengan bahasa Arab saja dan tidak ada keterangan tafsir di dalamnya. Jika di dalamnya terapat terjemahan maka ia sehukum dengan kitab tafsir. Kitab tafsir boleh dibawa dan dipegang orang yang berhadats, juga boleh dipegang orang kafir. Sekali lagi, karena ia bukan kitab Al-Qur'an, tetapi dikategorikan sebagai kitab tafsir. Demikian keterangan dari Syaikh Ibnu Bazz.


Hanya saja, karena di dalam mushaf terjemah terdapat kalamullah dan penjelasan tentangnya maka bersikap memuliakan itu lebih baik. Namun tak sekuat adab terhadap mushaf. Boleh dipegang dalam kondisi suci dan berhadats, juga tidak harus menutup aurat secara sempurna. Wallahu a'lam.

Bagaimana hukum perempuan mengejar cinta laki laki ?

 


1. Pria lebih melihat secara fisik


Dalam sebuah studi dari Medicis Aesthetics, seribu wanita dan pria disurvei untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang hubungan, pernikahan, dan perceraian. Hasilnya adalah penampilan fisik masih menjadi faktor penting bagi kedua jenis kelamin, namun jauh lebih penting bagi kaum pria.


Awalnya, pria akan tertarik pada seorang wanita yang memiliki koneksi fisik dengannya, baru kemudian tumbuh rasa cinta.


Tentu saja, seseorang bisa lebih baik ketika Anda benar-benar mengenalnya, namun apa yang menarik perhatian di awal selalu penampilan Anda.


2. Pria lebih impulsif


Mungkin Anda pernah mendengar tentang hal ini sebelumnya, namun ini benar-benar sebuah fakta. Inilah mengapa ketika seorang pria telah yakin terhadap cintanya kepada seorang wanita, ia tidak ragu untuk meminta wanita tersebut untuk menjadi pasangan hidupnya.


Kaum wanita cenderung lebih analitis, teliti, dan berpikiran jauh ke depan. Maka, jangan heran ketika Anda bertemu dengan seorang pria yang tega untuk mengakhiri hubungannya dengan seseorang hanya karena ia merasa tidak lagi ada koneksi dan memilih untuk membuat hubungan baru dengan wanita lainnya.


3. Pria lebih fokus terhadap gairah


Ya, kaum pria biasanya menunjukan perspektif mereka tentang cinta berfokus pada hal-hal yang menggairahkan. Mereka tidak menganggap perasaan jatuh cinta sebagai stabilitas emosional.


Mudah mengatakan seorang pria sebagai seseorang yang sangat nafsu, namun memang inilah yang dipikirkan oleh kaum pria, mereka menganggap cinta kurang bermakna, tanpa gairah.


4. Pria lebih suka bersenang-senang


Meskipun benar bahwa pria yang lucu dapat menarik banyak wanita, hal ini ternyata juga berlaku bagi wanita di mata kaum pria.


Kaum pria menginginkan seorang wanita yang bisa santai, bersenang-senang, tidak terlalu menganalisis, dan mudah bergaul. Hal-hal ini yang membuat pria merasa nyaman untuk berbagi perasaan dan lebih terbuka kepada seorang wanita.


5. Pria cenderung sulit berbagi perasaan di awal perkenalan


Kaum pria sering memakan waktu lebih lama untuk mengekspresikan diri secara verbal dan emosional kepada seseorang yang mereka sukai. Mereka akan menunggu sampai mereka merasa aman dalam hubungan tersebut.


Selain itu, kaum pria cenderung mengekspresikan kasih sayang mereka dengan perbuatan, seperti seks.


Sedangkan, kaum wanita biasanya menghindari interaksi negatif dan menunjukkan kasih sayang mereka dengan cara lain.


6. Pria cenderung terlebih dahulu mengatakan "I love you"


Perbedaan dalam kesediaan untuk terbuka dan ekspresif tentang rasa cinta kepada pasangan dapat dipengaruhi banyak alasan.


Kaum pria akan terlebih dahulu melihat hasrat seksual pasangan mereka sebagai indikasi baik akan ketertarikan fisik dan emosional yang membuat mereka yakin untuk memproklamasikan rasa cinta mereka.