Senin, 01 Maret 2021

Apa Hukum Membaca Doa Qunut Saat Salat Subuh? Bidah, Sunnah, atau Wajib? Simak Penjelasan 4 Mazhab

 

TRIBUN-TIMUR.COM - Salah satu kebiasaan saat shalat subuh adalah membaca doa qunut.

Apakah hukum membaca doa qunut salat subuh itu wajib, sunnah, atau malah bid'ah?

Dalam segmen Tribun Khazanah Islam kali ini yuk simak pandangan empat Mazhab di bawah ini mengenai membaca doa qunut saat salat subuh, seperti dilansir buku Masalah Khilafiyah 4 Mazhab Terpopuler, karya Muhammad Ajib, Lc., MA

Mazhab Hanafi berpendapat bahwa membaca Doa Qunut pada shalat shubuh hukumnya bidah.

Dalam masalah ini, Mazhab Hanafi menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari & Muslim:

عن أنس رضي الله عنه قال: أن النبي صلى الله عليه وسلم قنت شهرا بعد الركوع يدعو على أحياء من العرب ثم تركه. رواه البخاري ومسلم.

Dari Anas rodhiyallohu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad saw membaca doa qunut selama satu bulan setelah bangun dari ruku’ untuk mendoakan suatu kaum, kemudian beliau meninggalkannya. (HR. Bukhori Muslim)

Dan juga menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasai & Imam At-Tirmidzi:

وعن سعد بن طارق قال " قلت لأبي يا أبي إنك قد صليت خلف رسول الله صلي الله عليه وسلم وأبي بكر وعمر وعثمان وعلي أكانوا يقنتون في الفجر؟ فقال أي بني فحدث. رواه النسائي والترمذي وقال حديث حسن صحيح.

Dari Sa’ad bin Thoriq beliau berkata : Aku bertanya kepada ayahku, wahai ayahku, sesungguhnya engkau telah sholat bersama Rosululloh saw, Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali. Apakah mereka membaca doa qunut pada waktu shalat fajar?

Kemudian dijawab : wahai anakku itu termasuk perbuatan baru (bid’ah). ( HR. Nasai dan Tirmidzi. Beliau mengatakan hadits ini Hasan Shohih)

Mazhab Maliki berpendapat bahwa membaca Doa Qunut pada shalat shubuh hukumnya Mustahab atau Sunnah. Doa Qunut dibaca sebelum ruku’ pada rakaat kedua.

Dalam masalah ini, Mazhab Maliki menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari & Imam Muslim:

حدثنا عاصم، قال: سألت أنس بن مالك عن القنوت، فقال: قد كان القنوت قلت: قبل الركوع أو بعده؟ قال: قبله. رواه البخاري ومسلم.

Dari Ashim rodhiyallohu ‘anhu bahwa Anas Bin Malik ditanya tentang Qunut, Dijawab: Iya dulu kami membaca Doa Qunut, apakah sebelum ruku’ atau setelahnya? Dijawab: sebelum ruku’. (HR. Bukhori Muslim)

Dan juga menggunakan dalil shahih yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi & Imam Ad-Daruqutni:

عَنْ أنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّr قَنَتَ شَهْرًا يَدْعُو عَلَيْهِمْ ثُمَّ تَرَكَهَ فَأَمَّا فِي الصُّبْحِ فَلَمْ يَزَلْ يَقْنُتُ حَتىَّ فَارَقَ الدُّنْيَا. حديث صحيح رواه جماعة من الحفاظ وصححوه. ورواه البيهقي والدارقطني.

Dari Anas bin Malik radhiyallahuanhu bahwa Nabi SAW melakukan doa qunut selama sebulan mendoakan keburukan untuk mereka, kemudian meninggalkannya. Adapun pada shalat shubuh, beliau tetap melakukan doa qunut sampai meninggal dunia. (HR. Al-Baihaqi & ad-Daruqutni dengan sanad yang shahih)

Derajat hadits ini dinyatakan shahih menurut beberapa ulama hadits, di antaranya Imam al-Hakim dalam kitab Al-Arbainnya berkata bahwa hadits ini shahih. Diriwayatkan juga oleh Imam ad-Daruquthni dan imam Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih.

c. Mazhab Syafi’iy

Mazhab Syafi’iy berpendapat bahwa membaca Doa Qunut pada shalat shubuh hukumnya Sunnah Mu’akkadah. Doa Qunut dibaca setelah ruku’ pada rakaat kedua.

Dalam masalah ini, Mazhab Syafi’iy menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari & Imam Muslim:

عن محمد بن سيرين، قال: سئل أنس بن مالك: أقنت النبي صلى الله عليه وسلم في الصبح؟ قال: نعم، فقيل له: أوقنت قبل الركوع؟ قال: «بعد الركوع يسيرا. رواه البخاري ومسلم.

Dari Ibnu Siriin rodhiyallohu ‘anhu bahwa Anas Bin Malik ditanya, Apakah Nabi SAW membaca Doa Qunut pada shalat shubuh? Dijawab: Iya, apakah sebelum ruku’? Dijawab: setelah ruku’ sejenak. (HR. Bukhori Muslim)

Mazhab Hanbali berpendapat bahwa membaca Doa Qunut pada shalat shubuh hukumnya makruh dan tidak disyariatkan. Namun jika bermakmum pada Imam yang membaca Doa Qunut maka Hanbali menganjurkan untuk mengaminkan Qunutnya.

Dalam masalah ini, Mazhab Hanbali menggunakan dalil yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari & Muslim:

Dari Sa’ad bin Thoriq beliau berkata : Aku bertanya kepada ayahku, wahai ayahku, sesungguhnya engkau telah sholat bersama Rosululloh saw, Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali. Apakah mereka membaca doa qunut pada waktu shalat fajar? Kemudian dijawab : wahai anakku itu termasuk perbuatan baru (bid’ah). ( HR. Nasai dan Tirmidzi. Beliau mengatakan hadits ini Hasan Shohih)