Rabu, 09 November 2022

Tidak Ada Shalat Qabliyah Jumat

 


Bismillah

Diantara kebiasaan di banyak masjid, jika azdan Jum'at dikumandangkan, setelah itu para jemaah bersama-sama bangkit untuk mendirikan shalat Sunah qabliyah Jum'at dua rakaat. Kebiasaan ini tidak tepat, karena shalat sunah qabliyah Jum'at tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak dikenal oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad menyebutkan, “Jika bilal telah mengumandangkan adzan Jum'at, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung berkhotbah dan tidak ada seorang pun berdiri melaksanakan shalat dua rakaat kala itu. (Di masa beliau), azdan Jum'at hanya dikumandangkan sekali. Ini menunjukkan bahwa shalat Jum'at itu seperti shalat id yaitu sama-sama tidak ada shalat sunah qobliyah sebelumnya. Inilah di antara pendapat ulama yang lebih tepat dan inilah yang didukung hadist.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu pernah keluar dari rumah beliau, lalu beliau langsung naik mimbar dan Bilal pun mengumandangkan adzan. Jika adzan telah selesai berkumandang, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkhotbah dan tidak ada selang waktu (untuk shalat Sunah kala itu). Inilah yang disaksikan di masa beliau”.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Kesimpulan: Tidak ada shalat sunah qabliyah Jum'at. Apalagi jika shalat ini dilaksanakan setelah adzan. Adapun shalat sunah yang dikerjakan ketika makmum masuk masjid di hari Jum'at sambil menunggu imam, maka itu adalah shalat sunah mutlak, sehingga shalat ini bisa dikerjakan tanpa batasan jumlah raka'at.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Naah sejak kapan niih kamu tahu kalau tidak ada shalat sunah qobliyah Jumat?


Source: Rumayshocom


Gabung grup :

👇👇👇👇

https://www.facebook.com/groups/1691910880996601/?ref=share&exp=e8c2 


2 Penyakit yang Menghilangkan Pahala Sedekah



KITA telah sering membahas tentang pahala sedekah. 

Kita juga sering mendengar ganjaran dan balasan yang berkali lipat untuk orang yang mau bersedekah, sesuai dengan ayat-ayat Alquran dan riwayat dari Nabi Muhammad saw.


Tapi ada hal yang sering luput dari perhatian. Pahala yang begitu besar ini bisa habis begitu saja jika tidak benar-benar dijaga. 

Ketika kita ingat tentang besarnya pahala sedekah, jangan lupakan bahwa ada pula api yang bisa membakar habis pahala itu.


Allah Berfirman,


Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima). (QS.Al-Baqarah:264)


Ada dua penyakit yang menghilangkan pahala sedekah, yaitu:


– Al-Mannu (Mengungkit-ungkit pemberian).


– Al-Adza (Menyakiti perasaan penerima sedekah).


Penyakit pertama adalah Al-Mannu. Penyakit ini muncul dari perasaan aku telah berbuat baik. 

Hasilnya, ia ingin dipuji, dihormati dan kebaikannya selalu diingat-ingat. Dulu aku telah membantumu, telah memberimu ini dan itu


Terkadang penyakit ini tidak terasa, kebaikan itu selalu diingat dan diungkit hingga tak bersisa pahala sedikitpun.


Penyakit kedua adalah Al-Adza. Terkadang kita tak senang hati melihat ada orang memerlukan bantuan datang mengetuk rumah. 

Kita merasa terganggu ketika jalan kita dihalangi orang yang memelas meminta belas kasihan.


Akhirnya kita ngomel, marah atau pasang muka benci dan tak suka. Walau kita memberi sesuatu kepadanya, tapi perlakuan buruk itu telah menyakiti hatinya. 

Hasilnya, pahala sedekah yang begitu besar itu habis tak bersisa.


Pada ayat sebelumnya, Alquran telah memberi solusi jika kita tidak bisa menahan diri untuk marah atau bermuka masam. 

Lebih baik kita berkata dengan lembut untuk meminta maaf karena tidak bisa memberi daripada harus memberi sedekah tapi menyakiti hatinya. Allah Berfirman,


Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. (QS.Al-Baqarah: 263)


Nah, untuk melawan kedua penyakit ini kita harus sadari bahwa :


Harta yang kita sedekahkan sangat sedikit dibanding pemberian Allah swt.

 Lalu kenapa harus merasa bangga atau tak senang hati?Harta itu hanyalah titipan dari Allah untuk kita berikan kepada orang yang membutuhkan. Pantaskah seorang tukang pos merasa bangga karena telah memberi sesuatu kepada orang yang menerima paketnya? Hai, itu bukan pemberian kita ! Tugas kita hanya mengantar!


Karena itu, jangan kita hanya fokus kepada besarnya pahala sedekah. Tapi jagalah selalu pahala itu agar tidak diserang oleh kedua penyakit di atas. Semoga Allah menjaga amal-amal kita hingga Hari Pembalasan nanti. (Inilah)

Niat Sholat Taubat, Tata Cara, Doa, Bacaan dan Keutamaan

 


Sholat taubat adalah shalat sunnah dalam rangka bertaubat kepada Allah. Bagaimana tata cara, niat sholat taubat, doa, bacaan dan keutamaannya? Berikut ini pembahasannya.


Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa. Dosa-dosa kecil bisa dihapus dengan istighfar. Dosa-dosa besar, tidak cukup hanya dengan istighfar. Perlu taubatan nasuha. Salah satu bentuknya adalah dengan sholat taubat.


Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, sholat ini termasuk sholat sunnah karena ada hadits dalam kitab Sunan Abu Dawud dan Sunan Tirmidzi yang menerangkan tentang sholat ini.


Keutamaan Sholat Taubat


Seperti namanya, sholat sunnah ini dikerjakan dalam rangka meminta ampunan dan bertaubat kepada Allah. Sholat taubat memiliki keutamaan yang luar biasa, antara lain sebagai berikut:


1. Diampuni Allah


Keutamaan sholat taubat yang pertama, orang yang mengerjakan sholat ini akan mendapatkan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:


مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّرُ ثُمَّ يُصَلِّى ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ». ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ


“Tiada seorang pun yang berdosa kemudian ia berwudhu lalu mengerjakan sholat serta memohon ampun kepada Allah melainkan ia diampuni olehNya.” Selanjutnya beliau membaca ayat (QS. Ali Imran: 135, yang artinya), “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah; hasan)


مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وُضُوءَهُ ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ أَوْ أَرْبَعاً – شَكَّ سَهْلٌ – يُحْسِنُ فِيهِمَا الذِّكْرَ وَالْخُشُوعَ ثُمَّ اسْتَغْفَرَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ غَفَرَ لَهُ


“Barangsiapa berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu mendirikan sholat dua rakaat atau empat rakaat, ia menyempurnakan dzikir dan khusyu’ kemudian memohon ampun kepada Allah Azza wa Jalla, maka Allah mengampuninya.”  (HR. Ahmad; hasan)


2. Dicintai Allah


Allah mencintai hamba-Nya yang bertaubat. Mengerjakan sholat ini merupakan bentuk kesungguhan seorang hamba untuk benar-benar bertaubat dari dosa dan maksiat.


إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ


“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)


3. Didoakan malaikat


Orang yang bertaubat akan didoakan oleh para malaikat. Mereka memohonkan ampunan kepada Allah untuk orang yang bertaubat.


الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا


“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat.” (QS. Ghafir: 7)


4. Dimasukkan ke dalam surga


Pada akhirnya, orang yang bertaubat, mereka akan dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ


“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS. At-Tahrim: 8)


Tata Cara Sholat Taubat


Tidak semua kitab fiqih membahas sholat taubat. Bahkan Fiqih Empat Madzhab yang ditulis Syaikh Abdurrahman Al Juzairi tidak membahas sholat sunnah ini. Sedangkan dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu dan Fiqih Sunnah ada pembahasan sholat sunnah ini.


Bagaimana tata cara sholat taubat? Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah di atas, sholat ini minimal dikerjakan dua rakaat. Setelah sholat kemudian memperbanyak istighfar, memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Berikut ini tata cara sholat taubat secara praktis:


Niat sholat taubat

Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah

Membaca surat Al Fatihah

Membaca surat dari Al Qur’an

Ruku’ dengan tuma’ninah

I’tidal dengan tuma’ninah

Sujud dengan tuma’ninah

Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

Sujud kedua dengan tuma’ninah

Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

Membaca surat Al Fatihah

Membaca surat dari Al Qur’an

Ruku’ dengan tuma’ninah

I’tidal dengan tuma’ninah

Sujud dengan tuma’ninah

Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

Sujud kedua dengan tuma’ninah

Tahiyat akhir dengan tuma’ninah

Salam


Niat Sholat Taubat


Seluruh ulama sepakat bahwa niat tempatnya di hati. Dalam Fiqih Manhaji dijelaskan, untuk keabsahan sholat, niat harus diiringi dengan takbiratul ihram. Caranya, hati harus awas bahwa akan mengerjakan sholat ketika melafadzkan takbir, sambil mengingat sholat apa dan fardlu atau sunnah. Dalam hal ini tidak disyaratkan melafadzkan niat secara lisan.


Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, jumhur ulama mensunnahkan melafadzkan niat karena bisa membantu hati menghadirkan niat. Namun menurut madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafadzkan niat karena Rasulullah tidak mengajarkannya.


Bagi yang melafadzkan niat, berikut ini niat sholat taubat:


أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى


(Ushollii sunnatat taubati rok’ataini lillaahi ta’aalaa)


Artinya: Aku niat sholat sunnah taubat dua raka’at karena Allah Ta’ala


Doa Sholat Taubat


Usai sholat taubat, disunnah memperbanyak membaca istighfar. Memohon ampun kepada Allah atas segala dosa. Bertaubat dari segala maksiat.


Berikut ini beberapa contoh istighfar yang bisa dibaca sebagai doa sholat taubat:


1. Sayyidul Istighfar


Istighfar ini merupakan istighfar terbaik. Rasulullah menyebutnya sayyidul istighfar. Imam Bukhari menyebutnya istighfar yang paling utama.


اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ


Artinya: Ya Allâh, Engkau adalah Rabbku, tidak ada tuhan selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian untuk taat kepada-Mu dan janji balasan-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau.


2. Istighfar Nabi Adam


Berikut ini adalah istighfar dan doa taubat Nabi Adam dan Hawa yang diabadikan Allah dalam Surat Al A’raf ayat 23:


رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ


Artinya: Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.


3. Istighfar Rasulullah


Istighfar ini sering dibaca Rasulullah. Bahkan dalam riwayat Tirmidzi dan Abu Daud, Umar bin Khattab menghitung dalam sebuah majlis Rasulullah mengucapkan istighfar ini seratus kali.


رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ تَوَّابُ رَحِيْمٌ


Artinya: Ya Allah ampuni aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha penerima taubat dan maha penyayang.


4. Istighfar Pendek


Berikut ini adalah istighfar pendek yang paling umum diucapkan. Jika kesulitan istighfar lainnya, setelah sholat taubat bisa memperbanyak istighfar ini.


أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيْمِ


Artinya: Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung.