Rabu, 14 Desember 2022

Stop Mengucapkan Kalimat Ini Kepada Anak




Sering tanpa orang tua sadari dalam kehidupan sehari-hari kita mengucapkan kalimat-kalimat yang memberikan dampak negatif terhadap anak, dampak yang mungkin terjadi boleh jadi tidak akan berlaku cepat dalam kehidupan anak, namun jika dilakukan terus menerus oleh orang tua sedikit demi sedikit akan mengakibatkan dan membangun perubahan karakter anak yang cenderung negatif dan tidak diinginkan oleh orang tua manapun. 


Berikut ini adalah beberapa kalimat yang harus dihindari tersebut:


#Pergi! 

#Jangan_Ganggu_Ayah_Ibu

Ketika Orang tua sedang melakukan kegiatan tertentu atau sedang tergesah–gesah sebaiknya sebagai Orang tua tidak seharusnya mengucapkan kalimat tersebut, karena Anak akan mencap dirinya tidak berguna dan hanya menjadi pengganggu. 

           Selain itu, jika Anda terbiasa mengatakan hal ini kepada anak, maka kebiasaan tersebut akan terbawa ketika anak sudah dewasa dan mengatakan hal yang sama kepada orang lain serta menjadi karakter anak yang tidak disukai orang lain.


Daripada mengucapkan kalimat tersebut sebaiknya Anda menjelaskan apa yang sedang Anda lakukan, seperti ;

        “Tunggu, Ibu sedang menjahit. Nanti setelah selesai Ibu akan menyusul”. 


Tanpa menyuruhnya pergi, anak akan langsung memahami kesibukan yang dilakukan Orang tua.


#Dasar_Kamu_Pemalas

    Seperti yang sering dinasehatkan Orang Tua dahulu “Ucapan Adalah Doa”, dengan memberi label anak dengan kata–kata negatif maka kalimat tersebut akan melekat pada diri mereka. 

        BbDan anak akan menganggap dirinya sendiri bodoh, pemalas, nakal dan sebagainya. 

        Perbuatan yang harus dihindari ketika mendidik anak.


Sebaiknya Anda mengucapkan kalimat yang positif dan membangkitkan semangat anak, seperti “Kamu Anak yang Rajin”.


 Dengan begitu anak akan berusaha menjadi anak yang rajin karena melihat pengharapan Orang Tua yang besar terhadap dirinya.


#Kenapa_Kamu_Tidak_Seperti_Dia

       Membandingkan anak dengan kakak atau temannya tidak akan menjadikan sang anak menjadi lebih baik, justru hal tersebut akan mengurangi rasa percaya diri anak dan menyakitkan hatinya dan dapat berdampak terhadap kesulitan belajar dan mengganggu kesehatan mental dalam pertumbuhan sang Anak. 


Anak memiliki fase tersendiri untuk belajar dan memiliki tingkat kesabaran masing-masing, juga kepribadiannya yang pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya.


 Sebaiknya Anda sebagai Orang Tua memberikan pujian agar mendorong sang anak melakukan hal tersebut.


#Jangan_Membantah

   Kalimat ini sering diutarakan ketika Anda memarahi mereka lalu anak menjawab. 

    Seharusnya dengarkan penjelasan yang diucapkan anak Anda, jangan menganggap itu sebuah bantahan.  

    Karena hal tersebut merupakan proses kematian awal dari sebuah inisiatif yang mulai ditanamkan tanpa disadari oleh Orang Tua, anak akan seperti robot yang hanya akan mengikuti tanpa mengeluarkan pendapatnya.


#Pokoknya_Kamu_Harus_Nurut!

   Mengawasi perilaku anak bukan berarti Anda membatasi ruang geraknya dengan mengikuti semua yang diperintahkan, tetapi tanpa memberikan kepercayaan kepada anak untuk melakukan sesuatu yang dia inginkan. 

       Hal ini akan berpengaruh pada rasa percaya diri dan perkembangan anak serta bertentangan dengan cara melatih mental yang baik.


 Seharusnya Anda membebaskan aktivitas yang anak ingin lakukan, tentu dengan pengawasan.


#Diam_Disini, Diluar Ada Badut yang Menyeramkan


Melarang anak dengan cara menakut–nakuti bukan cara yang baik, hal ini akan membuat anak memiliki sifat penakut. Anakpun akan selalu berpikiran negatif tentang hal–hal yang Orang Tua sering takut-takuti terhadap Anak dan akan mudah cengeng.


Perkataan negatif akan menciptakan dampak yang negatif pula, maka dari itu Anda selaku orang tua sedapat mungkin mengucapkan kalimat–kalimat positif yang membangun rasa percaya diri anak sejak pendidikan anak usia dini.


 Karena bisa jadi anak memiliki perilaku yang buruk bukan karena sifat yang dimilikinya, tetapi akibat kalimat negatif yang sering Orang Tua ucapkan dan dari pendidikan keluarga. 


Jadi berhati–hatilah dalam berucap

Janganlah Berburuk Sangka Kepada Allah



Para pembaca yang budiman, perlu untuk kita ketahui bersama bahwa Alloh adalah Dzat yang maha sempurna, baik dari Nama, Sifat maupun perbuatan-Nya. 


Tidak ada satupun aib atau cela yang terdapat pada Alloh.


Sebagai bentuk realisasi tauhid, kita dilarang mengingkari nama dan sifat yang telah ditetapkankan oleh Alloh Ta’ala. 


Kita wajib percaya dan menerima sesuatu yang telah ditetapkan Alloh kepada para hambaNya.


Segala Sesuatu Diciptakan Dengan Hikmah.


Alloh menciptakan langit dan bumi beserta isinya, semuanya tentu mengandung hikmah yang agung dan tidak dalam rangka kesia-siaan.


 Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, 

            “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah (hanya sia-sia saja). 

    Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka…”

(Ash-Shood: 27). 

Termasuk tatkala Alloh memberikan manfaat (kebaikan) atau suatu 


mudhorot


 (musibah) pada seseorang, tentunya hal ini juga mengandung hikmah yang agung di dalamnya.


Untuk itu kita harus selalu ber


husnuzhon


 (berprasangka baik) terhadap segala sesuatu yang telah Alloh tetapkan kepada para hamba-Nya agar kita termasuk orang-orang yang beruntung.


Rahasia di Balik Musibah


Para pembaca yang budiman, tidaklah Alloh menimpakan suatu musibah kepada para hambaNya yang mu’min kecuali untuk tiga hal:


 1. Mengangkat derajat bagi orang yang tertimpa musibah, karena kesabarannya terhadap musibah yang telah Alloh tetapkan.


 2. Sebagai cobaan bagi dirinya.


 3. Sebagai pelebur dosa, atas dosanya yang telah lalu.


Su’udzon


 Itu Tercela


Su’udzon


 (berprasangka buruk) pada Alloh merupakan sifat tercela yang harus dijauhi dari diri setiap orang yang beriman karena hal ini merupakan salah satu dari dosa besar. 


Sikap seperti ini juga merupakan kebiasaan orang-orang kafir dan munafiq. 


Mereka berprasangka kepada Alloh dengan prasangka yang buruk dan mengharapkan kekalahan dan kehancuran kaum muslimin. 


Akan tetapi Alloh membalik tipu daya mereka serta mengancam mereka dengan adzab yang pedih di dunia dan akhirat.


Alloh berfirman yang artinya, 

      “Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Alloh. 

          Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Alloh memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. 

   Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.”


 (Al-Fath: 6)

Adzab dunia yang akan diterima oleh orang kafir dan munafiq adalah berupa keresahan dan kegelisahan yang melanda hati mereka tatkala melihat keberhasilan kaum muslimin. 


Adapun adzab akhirat, mereka akan mendapatkan murka Alloh serta dijauhkan dari rahmat Alloh dan dimasukkan ke dalam neraka jahannam yang merupakan sejelek-jelek tempat kembali.


Berprasangka buruk pada Alloh merupakan bentuk cemooh atau ingkar pada takdir Alloh, Misalnya dengan mengatakan 


“Seharusnya kejadiannya begini dan begitu.”


 Atau ucapan, 


“Kok rejeki saya akhir-akhir ini seret terus ya? Lagi apes memang…”


 serta bentuk ucapan-ucapan yang lain. 

     Banyak orang berprasangka buruk pada Alloh baik yang berkaitan dengan dirinya sendiri maupun orang lain. 


Tidak ada yang dapat menghindar dari prasangka buruk ini kecuali bagi orang-orang yang memahami nama dan sifat Alloh. 


Maka sudah selayaknya bagi orang yang berakal dan mau membenahi diri, hendaklah ia memperhatikan permasalahan ini dan mau bertobat serta memohon ampun terhadap prasangka buruk yang telah ia lakukan.


Jauhi Prasangka Buruk Kepada Alloh


Sikap berburuk sangka merupakan sikap orang-orang jahiliyah, yang merupakan bentuk kekufuran yang dapat menghilangkan atau mengurangi tauhid seseorang. 


Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, 

       “Mereka menyangka yang tidak benar terhadap Alloh seperti sangkaan jahiliyah. 


Mereka berkata: ‘Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?’


 Katakanlah: ‘Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Alloh.’   

   Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: ‘Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.’


 Katakanlah: ‘Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.’ Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.”


 (Ali-Imran: 154)


Perlu untuk kita ketahui bersama, berprasangka buruk kepada Alloh dapat terjadi pada tiga hal, yaitu:


Berprasangka bahwa Alloh akan melestarikan kebatilan dan menumbangkan al haq (kebenaran). Hal ini sebagaimana persangkaan orang-orang musyrik dan orang-orang munafik. 


Alloh berfirman yang artinya, 

   “Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya (terbunuh dalam peperangan, pen) dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa.”


 1. (Al-Fath: 12)

Perbuatan seperti ini tidak pantas ditujukan pada Alloh karena tidak sesuai dengan hikmah Alloh janji-Nya yang benar. Inilah prasangka orang-orang kafir dan Neraka Wail-lah tempat mereka kembali.


 2. Mengingkari Qadha’ dan Qadar Alloh yaitu menyatakan bahwa ada sesuatu yang terjadi di alam ini yang di luar kehendak Alloh dan taqdir Alloh. Seperti pendapat Sekte Qodariyah.


 3. Mengingkari adanya hikmah yang sempurna dalam taqdir Alloh. Sebagaimana pendapat Sekte Jahmiyah dan Sekte Asy’ariyah.


Iman dan tauhid seorang hamba tidak akan sempurna sehingga ia membenarkan semua yang dikabarkan oleh Alloh, baik berupa nama dan sifat-sifat-Nya, kesempurnaan-Nya serta meyakini dan membenarkan janji-Nya bahwa Dia akan menolong agama ini


Untuk itu sekali lagi marilah kita instropeksi diri, apakah kita termasuk orang yang seperti ini (orang gemar berprasangka buruk pada Alloh) sehingga kita dijauhkan dari surga Alloh yang kekal? Kita berdo’a kepada Alloh agar menjauhkan kita semua dari berprasangka buruk kepadaNya. 


Wallohu a’lam.