Rabu, 17 Maret 2021

Cara Menjawab Adzan dan Iqomah Sesuai Sunnah serta Keutamaannya


JAKARTA, iNews.id - Adzan merupakan penanda masuknya sholat. Muslim yang mendengar adzan wajib menjawabnya. Hukum menjawab adzan menurut para ulama adalah sunnah.

Adapun cara menjawab adzan yakni dengan mengucapkan seperti yang diucapkan muadzin terkecuali saat muadzin mengucapkan Hayya 'ala sholah (marilah kita tunaikan sholat) dan hayya 'alal falah (marilah menuju kebahagiaan). Maka cara menjawabnya yakni dengan membaca Laa haula walaa quwwata illa billah.

BACA JUGA:

وإذا سمعت المؤذن فقل مثل ما يقول إلا في الحيعلتين فقل: "لا حول ولا قوة إلا بالله" وفي التثويب صدقت وبررت، فإذا فرغت من جوابه فصل على النبي صلى الله عليه وسلم.

Artinya: “Dan apabila Anda mendengar suara adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin kecuali ketika ia mengucapkan: حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ dan .حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ Sebagai jawabannya, ucapkanlah لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ. “Laa haula walaa quwwata illaa billaahi.” (Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah).

Saat muadzin mengumandangkan adzan subuh lalu mengucapkan اَلصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ “Ash-shalatu khairun minan naum.” (Shalat lebih baik dari pada tidur) , Muslim dianjurkan menjawabnya dengan ucapan: صَدَقْتَ وَبَرَرْتَ “Shadaqta wa bararta.

(Engkau benar dan engkau telah berbuat kebajikan). Selesai itu, bacalah shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Saat mendengar iqomah, Muslim juga dianjurkan menjawabnya dengan ucapan berikut:

أقامها الله وأدامها وجعلني من صالحي أهلها

Aqoomahallaa wa adamahaa waja'alani min shoolihi ahliha.

Artinya: Semoga Allah membuatnya berdiri dan mengekalkannya dan menjadikan kita termasuk dari orang-orang yang shalih.

Setelah mendengar seruan adzan, Muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa. Berikut doa setelah adzan.

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ

Artinya: Allahumma Rabba Haadzihid Da’Watit Tammah Washshalaatil Qaa’Imah. Aati Muhammadanil Wasiilata Walfadliilah Wab’Atshu Maqaamam Mahmuudanil Ladzii Wa’Adtah

(Ya Allah. Rabb Pemilik seruan yang sempurna ini, dan Pemilik shalat yang akan didirikan ini, berikanlah wasilah (perantara) dan keutamaan kepada Muhammad. Bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan) ‘.

Dalam redaksi lain disebutkan:

اللَّهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّآمَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَآئِمَةِ، آتِ مُحَمَّدَانِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَالشَّرَفَ وَالدَّرَجَةَ الْعَالِيَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًامَحْمُوْدَانِالَّذِىْ وَعَدْتَهُ اِنَّكَ لاَتُخْلِفُ الْمِيْعَادَ

Allaahumma robba haadzihid da’watit taammah, washsholaatil qooimah, aati muhammadanil washiilata wal fadhiilah, wasysyarofa, wad darajatal‘aaliyatar rofii’ah, wab’atshu maqoomam mahmuudanil ladzii wa’adtah, innaka laa tukhliful mii’aadz.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-wasilah (derajat di surga), dan al-fadhilah (keutamaan) kepada nabi Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati kedudukan terpuji yang Engkau janjikan.”

Dari Abu Hurairah ini menjelaskan bahwa jika adzan dikumandangkan, maka setan pergi sambil mengeluarkan bunyi kentut.

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ حَتَّى إِذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لَا يَدْرِي كَمْ صَلَّى

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika panggilan shalat (adzan) dikumandangkan maka setan akan lari sambil mengeluarkan kentut hingga ia tidak mendengar suara adzan. Apabila panggilan adzan telah selesai maka setan akan kembali. Dan bila iqamat dikumandangkan setan kembali berlari dan jika iqamat telah selesai dikumandangkan dia kembali lagi, lalu menyelinap masuk kepada hati seseorang seraya berkata, ‘Ingatlah ini dan itu’. Dan terus saja dia melakukan godaan ini hingga seseorang tidak menyadari berapa rakaat yang sudah dia laksanakan dalam shalatnya.”

Ada banyak keutamaan menjawab adzan sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad SAW.

وقالَ صلى الله عليه وسلم: {مَنْ قَالَ عِنْدَ الأَذانِ مَرْحَبا بالقَائِلينَ عَدْلاً، مَرْحَبَا بالصَّلواتِ وَأَهْلاً، كَتَبَ الله تَعَالى لَهُ أَلْفَ حَسَنَةٍ، وَمَحَا عَنْهُ أَلْفَ سَيِّئَةٍ، وَرَفَعَ لَهُ أَلْفَ دَرَجَةٍ}.

Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda : “Barang siapa mengucapkan ketika adzan: “Selamat datang orang-orang yang mengucapkan keadilan, selamat datang shalat-shalat dan keluarga” maka Allah menetapkan baginya seribu kebaikan, menghapus seribu kejelekan dan mengangkat seribu derajat”.

وقال صلى الله عليه وسلم: {مَنْ سَمِعَ الأَذَانَ وَلَمْ يَقُلْ مِثْلَ مَا قَالَ المُؤَذِّنُ فَإنَّهُ يُمْنَعُ مِنَ السُّجُودِ يَوْمَ القِيَامةِ إذَا سَجَدَ المُؤَذِّنُونَ}

Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda : “Barang siapa mendengar adzan kemudian tidak mengucapkan seperti yang diucapkan mu`adzin, maka dia dihalangi bersujud di hari kiamat ketika para muadzin bersujud”.

Wallahu A'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan saran dari pembaca sangat berguna bagi kami demi perbaikan penulisan maupun isi dari blog ini.
silahkan isi komentar anda!