MANTRA SUKABUMI - Wirid dan Dzikir sering diartikan sama oleh sebagian muslim, padahal dari keduanya memiliki perbedaan satu sama lain.
Wirid dan Dzikir yang sering di dengar atau diamalkan bacaannya akan sama, seperti memuji ke Esaan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Namun, antara Wirid dan Dzikir memiliki tata cara dan waktu yang harus diperhatikan, agar amalan jadi sempurna.
Dilansir mantrasukabumi.com dari laman Dakwah Islam pada Senin 17 Mei 2021, berikut ini perbedaan Wirid dan Dzikir yang perlu diketahui.
Dzikir, dalam bahasa arab berarti "mengingat" sedangkan makna Dzikir dalam Al-Qur’an diartikan sebagai "mengingat Allah SWT". Sebagaimana firman Allah SWT.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al Ahzab: 41)
Halaman:
Editor: Robi Maulana
Di dalam Al-Qur’an tidak disebutkan kapan waktu khusus untuk berdzikir (mengingat) Allah SWT.
Akan tetapi yang sering adalah perintah untuk berdzikir (mengingat) Allah, kapanpun, tidak bergantung pada waktu.
Dan perlu diingat bahwasanya Dzikir yang benar adalah yang dilandasi keikhlasan niat dan dikerjakan dengan mengikuti Sunnah.
Sedangkan kata wirid sebenarnya adalah berasal dari bahasa Melayu yang berarti mengulang.
Awal mula pemakaian kata wirid, adalah pada saat penyebaran agama islam di Nusantara.
Selepas menunaikan ibadah sholat, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan wirid yang secara bahasa memiliki arti kata menyebut nama Allah SWT. Wirid merupakan amalan sholeh yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW.
Wirid digunakan sebagai kata untuk menjelaskan tata cara pembacaan kalimat thayyibah yang dilakukan secara berulang-ulang, di waktu-waktu tertentu, dengan tujuan tertentu (hajat).
Wirid memiliki jenis bacaan yang sudah ditentukan bahkan untuk tanda baca panjang pendeknya.
Oleh sebab itu Wirid membutuhkan alat bantu seperti tasbih, buku, dan amalan tertentu.
Selain itu, Wirid juga biasanya dibaca sesudah melaksanakan shalat untuk menyempurnakan amal ibadah umat Muslim.
Hal ini masih bisa dilihat pada para pelaku tarekat yang membaca kalimat-kalimat Allah tertentu (contohnya: Laa ilaaha illallaah).
Bisa disimpulkan, bahwa sebenarnya perbedaan antara kata Dzikir dan Wirid hanya pada waktu dan tujuannya serta di antara keduanya terletak pada segi ketentuan penyebutan dan pengucapan.
Dzikir dilakukan kapan saja dan bertujuan murni untuk mengingat Allah. Sedangkan Wirid diartikan sebagai ritual mengucapkan kalimat Allah di waktu-waktu tertentu dengan tujuan tertentu
Wirid dan Dzikir yang sering di dengar atau diamalkan bacaannya akan sama, seperti memuji ke Esaan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Namun, antara Wirid dan Dzikir memiliki tata cara dan waktu yang harus diperhatikan, agar amalan jadi sempurna.
Dilansir mantrasukabumi.com dari laman Dakwah Islam pada Senin 17 Mei 2021, berikut ini perbedaan Wirid dan Dzikir yang perlu diketahui.
Dzikir, dalam bahasa arab berarti "mengingat" sedangkan makna Dzikir dalam Al-Qur’an diartikan sebagai "mengingat Allah SWT". Sebagaimana firman Allah SWT.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al Ahzab: 41)
Halaman:
Editor: Robi Maulana
Di dalam Al-Qur’an tidak disebutkan kapan waktu khusus untuk berdzikir (mengingat) Allah SWT.
Akan tetapi yang sering adalah perintah untuk berdzikir (mengingat) Allah, kapanpun, tidak bergantung pada waktu.
Dan perlu diingat bahwasanya Dzikir yang benar adalah yang dilandasi keikhlasan niat dan dikerjakan dengan mengikuti Sunnah.
Sedangkan kata wirid sebenarnya adalah berasal dari bahasa Melayu yang berarti mengulang.
Awal mula pemakaian kata wirid, adalah pada saat penyebaran agama islam di Nusantara.
Selepas menunaikan ibadah sholat, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan wirid yang secara bahasa memiliki arti kata menyebut nama Allah SWT. Wirid merupakan amalan sholeh yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW.
Wirid digunakan sebagai kata untuk menjelaskan tata cara pembacaan kalimat thayyibah yang dilakukan secara berulang-ulang, di waktu-waktu tertentu, dengan tujuan tertentu (hajat).
Wirid memiliki jenis bacaan yang sudah ditentukan bahkan untuk tanda baca panjang pendeknya.
Oleh sebab itu Wirid membutuhkan alat bantu seperti tasbih, buku, dan amalan tertentu.
Selain itu, Wirid juga biasanya dibaca sesudah melaksanakan shalat untuk menyempurnakan amal ibadah umat Muslim.
Hal ini masih bisa dilihat pada para pelaku tarekat yang membaca kalimat-kalimat Allah tertentu (contohnya: Laa ilaaha illallaah).
Bisa disimpulkan, bahwa sebenarnya perbedaan antara kata Dzikir dan Wirid hanya pada waktu dan tujuannya serta di antara keduanya terletak pada segi ketentuan penyebutan dan pengucapan.
Dzikir dilakukan kapan saja dan bertujuan murni untuk mengingat Allah. Sedangkan Wirid diartikan sebagai ritual mengucapkan kalimat Allah di waktu-waktu tertentu dengan tujuan tertentu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan saran dari pembaca sangat berguna bagi kami demi perbaikan penulisan maupun isi dari blog ini.
silahkan isi komentar anda!