Minggu, 30 Januari 2022

Cara Sholat Taubatan Nasuha, Waktu, Bacaan Niat, Lengkap Doa dan Artinya

 

 Setiap manusia pasti pernah berbuat dosa baik yang disadari maupun tidak. Meski merasa hanya melakukan dosa kecil tak lantas kita menyepelekannya. Hal itu malah akan membuat kita terlena dan tanpa sadar telah melakukan dosa besar.


Dengan sifat Pemurah dan Penyayang, Allah SWT masih memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertobat karena kekhilafan yang telah dilakukannya. Muslim dan muslimah dianjurkan  untuk selalu memohon ampunan kepada Allah SWT dengan membaca istigfar setiap ada kesempatan.


Ketika sudah merasa dosa yang dilakukan terlalu besar, umat muslim juga dianjurkan menjalankan sholat taubat.


Serangkaian cara sholat taubatan nasuha penting diketahui sebagai sarana memohon ampunan atas segala kesalahan dan dosa yang sengaja maupun tidak sengaja dilakukan.


Sholat taubat disebut juga dengan sholat istighfar atau sholat minta ampun. Dengan menjalankan tata cara sholat taubatan nasuha yang benar dan menyesali perbuatannya, seorang muslim seharusnya tidak mengulangi kembali maksiat atau dosa yang telah dilakukan.


Sholat taubat sebaiknya dikerjakan sendirian sebab termasuk dalam jenis sholat nafi’ah yang tidak disyariatkan untuk ditunaikan berjamaah.


Berikut ini Di paparkan serangkaian cara sholat taubatan nasuha sesuai sunnah, dikutip dari berbagai sumber.


Waktu yang Tepat untuk Mengerjakannya

Sebelum membahas langsung tentang cara sholat taubatan nasuha, kamu juga perlu memahami waktu yang tepat untuk mendirikannya. Perlu kamu ketahui, sholat taubat adalah jenis sholat yang tidak bisa ditunda-tunda mengerjakannya. Sebab kematian manusia tidak ada yang mengetahui kapan datangnya. Jangan sampai sebagai orang Islam kita meninggal dunia dalam keadaan belum bertaubat kepada Allah.


Dengan demikian, jika seorang muslim berbuat dosa, segeralah untuk bertaubat, salah satunya dengan mengerjakan sholat taubat. Sebenarnya sholat taubat bisa dilakukan kapan saja, baik siang maupun malam. Namun ada beberapa waktu yang haram untuk mengerjakan sholat taubat, yaitu:


Mulai terbit fajar kedua hingga terbitnya matahari.

Saat terbit matahari hingga matahari naik sepenggalah.

Saat matahari tepat di tengah-tengah hingga terlihat condong.

Setelah sholat asar hingga matahari tenggelam.

Ketika menjelang matahari tenggelam hingga benar-benar sempurna tenggelamnya.

Cara Sholat Taubatan Nasuha

Cara sholat taubatan nasuha sama seperti sholat sunnah pada umumnya. Perbedaannya hanyalah terletak pada niat dan tujuannya. Cara sholat taubatan nasuha dikerjakan sebanyak dua rakaat sekali salam. Boleh dilakukan dua rakaat, empat, hingga enam rakaat.


Syarat mutlak untuk melakukan cara sholat taubatan nasuha adalah suci dari hadas besar dan kecil serta menutup aurat. Sementara itu, niat dalam rangkaian cara sholat taubatan nasuha akan dipaparkan berikut ini.


Niat sholat taubatan nasuha, boleh dilafalkan jika kurang mantab.

Usholli sunnatat taubati rok’ataini lillahi ta’ala.


Artinya: “Saya niat sholat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Ta’ala.”


Takbiratul Ihram.

Membaca doa Istiftah/iftitah (Sunnah).

Membaca surat Al Fatihah.

Membaca surat dari Alquran.

Rukuk (Membaca tasbih ruku’ tiga kali).

I'tidal (Membaca doa i’tidal).

Sujud (Membaca tasbih sujud tiga kali).

Duduk diantara dua sujud (Membaca doa 'Robbighfirlii warhamnii...').

Sujud kedua (Membaca tasbih sujud tiga kali).

Bangun melanjutkan rakaat kedua seperti urutan di atas sampai 10..

Tasyahud akhir (Membaca bacaan tasyahud akhir).

Salam lalu berdoa mohon ampunan.

Doa Setelah Sholat Taubat


Setelah mengerjakan serangkaian cara sholat taubatan nasuha di atas, kamu juga pelru mengerti doa setelahnya. Memohon ampunan atas dosa yang dilakukan sangat dianjurkan. Mengingat setiap orang kadang melakukan dosa yang tak disadari. Dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 22, Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri."


Lantas bagaimana doa setelah sholat taubat? Simak di bawah ini.


Astaghfirullahal ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaihi. Allahumma anta robbii laa ilaaha illaa anta, kholaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbii, faghfirlii fainnahuua laa yaghfiru dzunuuba illa anta.


Artinya:


"Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepadanya.


Ya Allah Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Engkau. Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hambamu dan aku di atas ikatan janjimu dan akan menjalankannya dengan semampuku. Aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakuimu atas nikmatmu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku padamu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau."


Segera Bertaubat Setelah Berbuat Dosa

Jika kita merasa telah melakukan perbuatan dosa atau maksiat baik sengaja maupun tidak, maka sebagai umat muslim disunnahkan menunaikan sholat taubat. Ini dilakukan sebagai bentuk memohon ampunan Allah atas dosa dan maksiat yang telah dilakukan.


Sebelum melaksanakan cara sholat taubatan nasuha dianjurkan untuk mandi besar terlebih dahulu. Oleh sebab itu jika kita berbuat dosa kepada Allah dalam satu hari sebanyak dua kali misalnya, maka kita dianjurkan untuk mandi taubat dan melaksanakan sholat taubat sebanyak dua kali.


Melaksanakan cara sholat taubatan nasuha merupakan sholat yang disarankan oleh Nabi SAW sebab perbuatan dosa yang telah dilakukan. Setiap kali kita melakukan dosa, maka dianjurkan menunaikan sholat taubat meskipun lebih dari satu kali dalam sehari.


Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Bakar Ash Shidiq, dia berkata:


“Tidaklah seseorang melakukan perbuatan dosa, kemudian ia berdiri bersuci dan sholat, lalu ia meminta ampun kepada Allah kecuali Allah pasti akan mengampuninya. Kemudian beliau membaca ayat ini, ‘Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa mereka kecuali Allah.”

Jumat, 28 Januari 2022

Cara Mengqodho Sholat Ashar di Waktu Maghrib, Mendahulukan yang Mana?



Agama Islam memberikan banyak keringanan kepada umatnya dalam hal ibadah. Salah satu keringanan tersebut adalah kebolehan mengqodho sholat fardhu jika tertinggal karena ketidaksengajaan.


Sholat lima waktu yang telah terlewat dan belum dikerjakan, bisa diganti dengan mengqodho sholat. Keringanan dari Allah itu boleh dilakukan saat umat Islam yang tanpa disengaja atau ada halangan berat lainnya.


Jumhur ulama mengatakan ketika seorang muslim lalai karena unsur ketidaksengajaan, maka sebaiknya dia menebus dengan cara mengqodho sholat fardhu yang terlewat sesegera mungkin.


Selain itu, bagi yang ragu sudah menjalankan atau belum, masih ada kesempatan untuk menggantinya dengan cara mengqodho sholat fardhu yang terlewat sesuai sunnah. Mengqodho sholat berarti mengerjakan sholat di luar waktu sebenarnya untuk menggantikan sholat fardhu yang terlewat.


Cara mengqodho sholat asar di waktu magrib dilakukan jika seorang muslim meninggalkan sholat asar tanpa sengaja. Berikut cara mengqodho sholat asar di waktu magrib yang perlu kamu ketahui.


Hukum Mengqodho Sholat Fardhu

Sebelum membahas tentang cara mengqodho sholat asar di waktu magrib, Sahabat Dream juga perlu mengetahui hukumnya. Hukum mengqodho sholat fardhu yang terlewat adalah wajib, hal ini didasarkan pada hadis-hadis berikut ini.


"Sesungguhnya ketiduran bukan termasuk menyia-nyiakan sholat. Yang disebut menyia-nyiakan sholat adalah mereka yang menunda sholat, hingga masuk waktu sholat berikutnya. Siapa yang ketiduran hingga telat sholat maka hendaknya dia mengerjakannya ketika bangun." (HR. Muslim).


Namun harus diingat, makna hadis ini tidak berlaku untuk mereka yang sengaja tidur ketika datang waktu sholat, dan tidak bangun sampai waktu sholat habis.


Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqhus Sunnah menyatakan mengqodho sholat Subuh hukumnya wajib begitu seseorang bangun tidur. Kondisi ini ternyata juga pernah dialami Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat, seperti tercantum dalam hadis berikut:


"Mereka bersama Nabi SAW dalam sebuah perjalanan yang sampai larut malam hingga menjelang Subuh mereka istirahat. Lalu mereka tertidur sampai matahari meninggi. Pertama yang bangun adalah Abu Bakar, dia tidak membangunkan Nabi SAW sampai dia bangun sendiri. Lalu bangunlah Umar, lalu Abu Bakar duduk di sisi kepala Nabi. Lalu dia bertakbir dengan meninggikan suaranya sampai Nabi SAW terbangun. Lalu beliau keluar dan sholat Subuh bersama kami." (Bukhari dan Muslim).


#Bacaan_Niat_Qodho_Sholat_Asar_di_Waktu_KiMagrib


Sebelum melakukan cara mengqodho sholat asar di waktu magrib, ketahui juga bacaan niatnya. Berikut bacaan niat cara mengqodho sholat asar di waktu magrib:


Ushollii fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati qodho'an lilaahi ta’aalaa.


Artinya:


Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Ashar sebanyak empat raka’at dengan menghadap kiblat serta qodho karena Allah Ta’ala.


Cara Mengqodho Sholat Ashar di Waktu Maghrib

Cara mengqodho sholat asar di waktu magrib sebenarnya sama dengan cara mengqodho sholat fardhu lainnya, mulai dari gerakan, bacaan, dan syarat-syaratnya. Yang membedakan hanya terletak pada niatnya.


Ketika ada orang muslim yang lupa menjalankan sholat asar, dan ia baru teringat bahwa dia belum sholat asar saat sudah masuk waktu sholat magrib, maka dia wajib mengqodho sholat asar di waktu magrib.


Cara mengqodho sholat asar di waktu magrib, seseorang dibolehkan memilih untuk mendahulukan sholat qodho atau sholat ada’. Cara mengqodho sholat asar di waktu magrib boleh dilakukan dengan menjalankan sholat magrib tiga rakaat terlebih dahulu, baru kemudian sholat asar empat rakaat. Boleh juga dengan mendahulukan sholat qodho asar dahulu, baru kemudian sholat magrib.


Jika menjalankan sholat asar terlebih dahulu pada saat masuk waktu sholat magrib, maka harus dipastikan bahwa nanti saat menjalankan sholat magrib masih berada dalam waktu sholat yang sama yaitu waktu magrib. Namun jika khawatir sudah mepet waktu isya, maka sebaiknya menjalankan sholat magrib terlebih dahulu.


Dikutip dari NU Online, hal ini seperti tercantum dalam Kitab Tuhfatu al-Thullab karangan Imam Zakariya Al-Anshari:


"Seseorang wajib meng-qodho sholat (fardlu) yang telah terlewat waktunya ketika ia telah ingat dan memungkinkan untuk melaksanakannya, kecuali jika dikhawatirkan terlewatinya menjalankan sholat ada’ (pada waktunya), maka ia harus mendahulukan sholat ada’ terlebih dahulu."


 

Kamis, 27 Januari 2022

Inilah 6 Amalan yang Bisa Selamatkan Kita dari Azab Siksa Kubur, Salah Satunya Membaca Surah Al Mulk

 Inilah 6 Amalan yang Bisa Selamatkan Kita dari Azab Siksa Kubur, Salah Satunya Membaca Surah Al Mulk

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa siksa kubur itu benar adanya, tak ada yang mampu bertahan dari azab kubur yang mengerikan.


Mungkin kita tak pernah bisa membayangkan bagaimana azab tersebut akan terus menimpa seseorang sejak ia dikuburkan hingga hari kiamat kelak.


Berbagai macam azab kabur telah banyak diceritakan dalam hadist-hadist shahih. Mulai dari disempitkan kuburnya hingga membuat remuk tulang-belulangnya, hawa panas neraka yang dibentangkan hingga barzah, ditemani seseorang yang berwajah gelap dan mengerikan jika banyak amal buruknya, dihantam kepalanya dengan batu, dibelah tubuhnya menjadi dua dan masih banyak yang lain sebagainya.


Saking mengerikannya azab kubur Rasulullah SAW sampai memperingatkan kepada umatnya untuk selalu berlindung dari azab kubur di setiap kali selesai sholat.


Doa memohon perlindungan dari azab kubur ini bahkan sejajar dengan perkara mengerikan lainnya, seperti azab neraka dan fitnah Dajal.


Oleh sebab itu, bacalah selalu doa perlindungan dari azab kubur setelah selesai mengerjakan sholat atau saat usai membaca tasyahud akhir dalam sholat.


Selain berdoa, terdapat amalan-amalan khusus yang mampu melindungi kita dari azab siksa kubur yang mengerikan, diantaranya:


1. Bertaubat


Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa, dengan bertaubat yang sebenar-benarnya taubat (taubatan nasuha), Insya Allah seseorang akan terhindar dari azab kubur. Karena kita semua tahu, Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang Maha pengampun bagi hambaNya yang mau bertaubat dari segala kemaksiatannya.


2. Menjaga Sholat


Imam Al Ghazali dalam kitabnya mukasyafatu Al-Qulub (hal 178) mengutip sebuah hadist dari Abu Na’im menjelaskan bahwa:


“Barang siapa yang meninggalkan sholat dengan sengaja, maka Allah akan menuliskan namanya di atas pintu neraka yaitu dari nama orang yang memasukinya (neraka).”


Hadist tersebut sangat jelas menegaskan bahwa, bagi Mukmin siapapun yang dengan sengaja meninggalkan sholat tanpa adanya uzur yang dibenarkan, maka dia akan diazab di alam kubur dan namanya terdaftar sebagai penghuni neraka di akhirat kelak. Karena setiap ruh yang berada di alam kubur akan melihat tempatnya di akhirat, apakah dia di surga ataukah di neraka.


Oleh sebab itu, hal kedua yang bisa menyelamatkan kita dari siksa kubur adalah dngan menjaga sholat lima waktu kita.


3. Bersedekah


Orang yang suka bersedekah akan senantiasa mendapatkan rahmat dari Allah SWT, sehingga hal tersebut bisa menyelamatkan kita dari siksa kubur. Namun, sebaliknya bagi orang yang enggan menginfakkan sebagian hartanya, maka harus bersiap untuk menerima siksa kubur.


Hal tersebut sebagaimana wasiat dari Rasulullah SAW kepada sahabat Ali bin Abi Tholib:


“Wahai Ali, orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan rahmatnya dan jauh dari azabnya, orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari rahmatnya dan dekat dengan azabnya.”


Bersedekah merupakan sebuah tanda bahwa segala sesuatu yang dimiliki manusia pada hakekatnya bukanlah miliknya, melainkan milik Allah yang harus dibagikan kepada sesama. Allah membagikan rezeki yang berupa materi ataupun makanan tidak langsung jatu dari langit, melainkan melaluia wasilah atau perantara orang yang dikehendakinya.


Oleh sebab itu, apabila kita mendapatkan rezeki hendaknya kita tak lupa untuk bersedekah dari apa yang sudah kita dapatkan tersebut, Insya Allah dengan begitu bisa menyelamatkan kita dari siksa kubur yang mengerikan.


4.Berdoa


Doa memohon perlindungan dari siksa kubur tersebut bisa kita baca di setiap selesai sholat atau bisa juga dibaca saat selesai membaca tasyahud akhir dalam sholat. Insya Allah dengan memperbanyak membaca doa tersebut,, Allah berkenan untuk menghindarkan kita dari siksa kubur.


5. Membaca Al-Qur’an (Terutama Surah Al Mulk)


Ada beberapa riwayat yang menunjukkan keutamaan apabila kita rutin membaca surah Al Mulk. Salah satunya adalah Riwayata dari an-nasa’i yang menyebutkan bahwa:


“Barang siapa yang membaca” Tabarokalladzi biyadihil Mulk (Surah Al Mulk) di setiap malam, akan terhalangi dari azab kubur.”


Oleh karenanya, para ulama besar sangat menganjurkan untuk membaca surah Al Mulk ini. Apabila kita belum mampu sekali selesai, maka boleh dicicil. Misalnya, pada ayat pertama dibaca pada saat sholat qobliyah dzuhur. Setelah itu 10 ayat kedua dan ketiga bisa dibaca saat sholat ashar dan maghrib.


Lengkap sampai 30 ayat bisa dibaca di akhir malam atau sholat tahajud, Insya Allah dengan begitu sudah cukup menyelamatkan kita dari siksa kubur.


6. Mengamalkan Isi Al-Qur’an


Mungkin banyak dari kita yang mampu memahami makna yang terkandung dalam setiap surah dalam Al-Qur’an. Akan tetapi cukup sedikit dari kita yang mau mengamalkan isi dari Al-Qur’an itu sendiri.


Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab siksa kubur. Oleh sebab itu, apabila kita membaca dan mentadaburi isi dari Al-Qur’an, sebaiknya kita juga mengamalkan apa yang ada dalam Al-Qur’an.


Setidaknya mulailah dari diri kita sendiri, dan jika sudah mampu mengamalkan dengan baik, amalkan uga kepada sesama muslim lainnya. Karena dengan mengamalkan isi dari Al-Qur’an Insya Allah kita juga membantu sesama muslim agar selamat dari siksa kubur.*

Minggu, 23 Januari 2022

Apa saja yg menjadi kewajiban seorang suami ?

 

1. Menafkahi


Nafkah adalah hak wajib seorang istri dari suaminya. Ketika menikah, maka seorang laki-laki secara otomatis bertanggung jawab atas kelangsungan hidup istrinya. Karenanya, suami wajib memberikan nafkah secara cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, termasuk juga biaya anak-anak.


2. Menggauli Istri dengan Baik


Selain nafkah lahir, istri juga membutuhkan nafkah batin—yang diwujudkan dalam hubungan suami istri yang mesra dan penuh kasih sayang. Seorang suami wajib menggauli istrinya sebaik mungkin.


Kriteria hubungan intim yang baik menurut Islam adalah tidak ada unsur kekerasan, dilakukan dengan penuh kasih sayang, dan tidak ada unsur keterpaksaan. Ada kalanya istri menolak berhubungan badan karena capek, hendaknya suami memahami hal ini.


3. Menjaga Aib Istri


Jangan sekali-kali menceritakan kehidupan pribadi istri atau rumah tangga Anda kepada orang lain, terutama yang sifatnya cukup privat. Sebagai suami, sudah sepatutnya Anda juga menjaga marwah istri dengan tidak menceritakan kejelekan atau keburukannya di hadapan orang lain. Selain tidak etis, hal ini juga akan sangat menyakiti perasaan istri Anda sebagai pasangannya. Bagaimanapun, aib istri adalah aib suami juga.


Dari Abdurrahman bin Sa’id, ia berkata; “Aku mendengar abu Sa’id al-Khudri berkata, Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya disisi Allah Swt pada hari kiamat adalah suami yang menunaikan hajatnya kepada istrinya dan istri yang menunaikan hajat kepada suaminya, kemudian suami tesebut menceritakan rahasia istrinya.” [HR. Muslim]


4. Membimbing Istri


Suami adalah imam (pemimpin) bagi istri dan keluarga. Maka sudah sepatutnya Anda memberikan contoh yang baik dan membimbing keluarga ke jalan yang benar dan sesuai dengan tuntutan syairat. Selain mencukupi kebutuhan pendidikan keluarganya, suami/ayah juga wajib membimbing keluarga dengan ilmu agama.


5. Memperlakukan Istri dengan Baik


Menikahi seorang perempuan artinya Anda siap mengambil alih tanggung jawab dari orang tuanya. Oleh karena itu suami diwajibkan untuk selalu memperlakukan istri sebaik mungkin, menjaganya dengan penuh kasih sayang, serta mencukupi kebutuhannya.


Sedikit catatan, jangan melimpahkan segala urusan rumah tangga kepada istri, misalnya mencuci, memasak, mengurus anak, dan sebagainya. Ringankan bebannya dengan bersama-sama melakukan tugas rumah tangga. Niscaya ia akan semakin bahagia dan mencintai Anda.


“Kewajiban seorang suami terhadap isterinya ialah suami harus memberi makan kepadanya jika ia makan dan memberi pakaian kepadanya jika ia berpakaian dan jangan memukul wajahnya dan jangan pula meninggalkannya kecuali ia berada di dalam rumah (ketika isteri membangkang)“ [HR. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah]


6. Menghormati Orang Tuanya


Orang tua istri adalah orang tua Anda juga. Jadi belajarlah untuk menaruh rasa hormat dan berbakti kepada keduanya. Perlakukan mereka selayaknya orang tua Anda sendiri. Meskipun mungkin ada sifat dan perilaku mereka yang kurang Anda sukai, jangan sekali-kali berkata atau berperilaku kasar kepadanya.

Jumat, 21 Januari 2022

Ketahui 3 Tanda Jodohmu Sudah Ada di Al-Qur’an, Menarik untuk Disimak!

 


Ketahui 3 Tanda Jodohmu Sudah Ada di Al-Qur’an, Menarik untuk Disimak!


Lingkar Madiun- Rezeki, maut, dan jodoh merupakan rahasia yang sudah ditetapkan Allah SWT sebelum kita dilahirkan di dunia.


Setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan. Meski dirahasiakan Allah SWT memberi tanda-tanda sebagai petunjuk jodoh seseorang.


Hal tersebut sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an. Lantas, bagaimana membaca tanda-tanda jodoh menurut Al-Qur’an?


Berikut tanda-tanda jodoh menurut Al-Qur’an, diantaranya:


1. Memiliki sifat yang sama


Memiliki kecenderungan yang sama membuat dua insan memiliki sifat dan selera yang hampir sama. Misalnya memiliki selera makan yang sama, bacaan yang sama, dan lain sebagainya. Hal tersebut membuat kebanyakan pasangan sampai dijenjang pernikahan.


Ternyata memiliki sifat yang sama adalah tanda jodoh, hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:


Halaman:


Sumber: YouTube Islam Populer


“Jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja)lah. Maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nur:28)


Memiliki sifat yang sama juga bukan hanya selera makan, atau hobi saja. Namun juga tingkat keimanan. Ketika seseorang bertemu dengan orang yang memiliki tingkat keimanan yang sama, bisa jadi itulah jodoh yang ditakdirkan Allah SWT.


2. Jodoh adalah cerminan diri


Jodoh juga termasuk salah satu hal yang telah dituliskan di lauhul mahfudz. Karena jodoh telah ditetapkan oleh Allah SWT, maka kita seharusnya percaya bahwa Allah SWT akan memberikan yang terbaik.


Di dalam Islam jodoh adalah cerminan diri kita, hal tersebut sebagaimana Firman Allah SWT di dalam Al-Qur’an:


“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (QS.An-Nur: 26).


Maksud jodoh adalah cerminan diri bukan hanya dari sifat dan keimanan, selayaknya cermin seorang pasangan juga akan menjadi seseorang yang mengingatkan agar kita tetap berada di jalan yang di ridhoi Allah SWT.


Jodoh merupakan cerminan diri kita, juga sebagaimana hakikat penciptaan manusia, maka dari itu pernikahan menjadi sarana untuk memperkuat iman dan memperbanyak beribadah.


3. Jodoh membuat seseorang menjadi tentram


Ketentraman dari seorang jodoh diperlukan, agar ibadah tetap terasa menyenangkan, karena dalam Islam, menikah bukan hanya menghalalkan cinta dari dua insan, melainkan sebagai jalan agar keduanya meraih ridho dan cinta Allah SWT. Maka dari itulah pernikahan dan kehidupan berumah tangga membutuhkan ketentraman.


Allah SWT berfirman:


“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS.Ar-Ruum:21).


Dalam pernikahan, ketentraman membuat pasangan suami istri mengharap pahala dan keturunan yang sholeh dan sholehah.


Allah SWT berfirman:


“Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.Al-Furqon:74)


Jika kamu merasa ada orang yang membuat tentram, bisa jadi dialah sosok yang diciptakan Allah SWT sebagai pendamping hidup kamu. Itulah petunjuk tanda-tanda jodoh yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an.


Walaupun jodoh telah ditentukan, namun dalam perjalanan untuk bertemu dengannya, diperlukan adanya ikhtiar. Salah satu ikhtiar yang bisa kita lakukan adalah memilih calon pasangan sesuai dengan Rasulullah SAW.


“Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi" (HR.Bukhari dan Muslim) Wallahu a’lam bishawab.***

Kamis, 20 Januari 2022

Apa yang Dilakukan Makmum saat Imam Baca Surat Pendek?

 Apa yang Dilakukan Makmum saat Imam Baca Surat Pendek?


Sudah lumrah kita ketahui bahwa ada beberapa bacaan yang biasa dibaca saat kita melaksanakan shalat. Saat berdiri misalnya, kita diwajibkan membaca Al-Fatihah dan disunahkan membaca surat pendek setelahnya.


Namun saat berjamaah, apalagi saat menjadi makmum, ketika imamnya membaca surat-surat tersebut dengan keras (keras), masihkah kita disunahkan membaca surat tersebut? Dalam bahasa sederhana, apa yang dibaca makmum ketika imam membaca surat pendek?


Surat pendek dalam hal ini hanya sebagai contoh saja. Karena bisa jadi imam membaca surat yang lebih panjang, tergantung surat apa yang dibaca oleh imam setelah membaca surat Al-Fatihah.


Menjawab hal ini, kita perlu merujuk sebuah hadits riwayat Imam An-Nasa’i berikut ini.


عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ ، أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم صَلَّى صَلاَةَ الظُّهْرِ أَوِ الْعَصْرِ ، وَرَجُلٌ يَقْرَأُ خَلْفَهُ ، فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ : أَيُّكُمْ قَرَأَ بِـ{سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى} ؟ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ : أَنَا وَلَمْ أُرِدْ بِهَا إِلاَّ الْخَيْرَ . فَقَالَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم : قَدْ عَرَفْتُ أَنَّ بَعْضَكُمْ قَدْ خَالَجَنِيهَا.


Artinya, “Dari Imran bin Hushoin, bahwa Rasulullah SAW melakukan shalat zhuhur, atau ashar, kemudian seorang laki-laki di belakang Rasul, membaca sesuatu. Ketika sudah selesai shalat, Rasul bertanya, ‘Siapa di antara kalian yang tadi membaca Sabbihisma rabbikal a’la?’ Kemudian seorang laki-laki menjawab, ‘Saya wahai Rasul, saya hanya ingin melakukan kebaikan.’ Rasul pun kemudian berkata, ‘Aku telah mengetahui bahwa sebagian dari kalian menyelisihi bacaanku,’” (Lihat Abu Abdurrahman An-Nasai, Al-Mujtaba minas Sunan, Sunan An-Nasai, (Aleppo: Maktabah Islamiyah, 1986), juz II, halaman 138).


Hadits di atas digolongkan oleh An-Nasai dalam bab “Tarkul qira’ah khalfal imam fi ma lam yajhar bihi” (tidak membaca surat di belakang imam yang membaca dengan tidak keras). Dalam bab lain, dijelaskan juga bahwa Rasul memerintahkan agar tidak membaca surat saat imam sedang membacanya dengan keras.


عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ : صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بَعْضَ الصَّلَوَاتِ الَّتِي يُجْهَرُ فِيهَا بِالْقِرَاءَةِ فَقَالَ : لاَ يَقْرَأَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ إِذَا جَهَرْتُ بِالْقِرَاءَةِ إِلاَّ بِأُمِّ الْقُرْآنِ.


Artinya, “Dari Ubadah bin As-Shamit berkata bahwa Rasulullah pernah shalat yang bacaanya dibaca dengan keras. Kemudian Rasul bersabda, ‘Janganlah kalian membaca bacaan ketika aku sedang membaca bacaan dengan keras, kecuali Surat Al-Fatihah,’” (Lihat Abu Abdurrahman An-Nasai, Al-Mujtaba minas Sunan, Sunan An-Nasai, juz II, halaman 139).


Dari dua hadits ini secara zhahir sudah jelas bahwa baik imam membaca keras atau pelan, makmum tak perlu membaca surat, kecuali Surat Al-Fatihah karena Al-Fatihah merupakan salah satu rukun shalat.


Namun, Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan dalam Kitab Nihayatuz Zain Syarh Qurratul Ain, bahwa makmum tak perlu membaca surat pada saat imam membaca dengan keras (jahr), berbeda dengan shalat yang sirr (pelan), makmum tetap harus membaca surat karena ia tidak mendengar bacaan suratnya imam.


ولا سورة للمأموم في الجهرية بل يستمع قراءة إمامه فإن لم يسمعها لصمم أو بعد أو غيره قرأ سورة فأكثر إلى أن يركع الإمام إذ سكوته لا معنى له .  وأما السرية فيقرأ فيها السورة لعدم سماعه قراءة إمامه ما لم يكن مسبوقا وإلا سقطت عنه السورة تبعا لسقوط الفاتحة أو بعضها


Artinya, “Tidak perlu membaca surat bagi makmum pada shalat yang jahr, tetapi cukup mendengarkan bacaan imamnya. Jika tidak mendengar karena ia tuli atau jaraknya jauh atau alasan lain, maka makmum tersebut tetap membaca satu surat atau lebih sampai imam melakukan rukuk. Karena diamnya makmum tersebut tidak berarti apa-apa. Sedangkan pada shalat yang pelan (sirriyah), maka makmum tetap membaca surat, karena ia tidak mendengar bacaan imam, selama ia bukan makmum masbuq. Jika ia makmum masbuq, maka gugurlah bacaan suratnya sebagaimana gugurnya al-Fatihah atau sebagiannya,” Lihat Muhammad bin Umar Nawawi Al-Jawi, Nihayatuz Zain fi Irsyadil Mubtadiin, [Beirut: Darul Fikr, tanpa tahun], halaman 64).


Lalu, apa yang dilakukan makmum saat imam membaca surat dengan keras? Makmum tersebut cukup mendengarkan bacaan suratnya imam. Hal ini senada dengan pendapat Syekh Nawawi di atas, sekaligus searah dengan hadis dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh An-Nasai.


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ :قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا وَإِذَا قَرَأَ فَأَنْصِتُوا وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ


Artinya, “Dari Abu Hurairah  berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, ‘Sesunggunya orang yang dijadikan imam itu untuk diikuti. Maka ketika ia membaca takbir, bertakbirlah kalian semua, dan jika ia membaca bacaan, diamlah dan dengarkan. Dan jika ia mengucapkan samiallahu liman hamidah, maka ucapkanlah allahumma rabbana lakal hamd,’”  (Lihat Abu Abdurrahman An-Nasai, Al-Mujtaba minas Sunan, Sunan An-Nasai, juz II, halaman 141). Wallahu a‘lam.

Benarkah Orang yang Sudah Meninggal Menunggu Diziarahi? Ini Penjelasannya

 Benarkah Orang yang Sudah Meninggal Menunggu Diziarahi? 

Ini Penjelasannya


 - Ziarah kubur menjadi salah satu kebaikan untuk ahli kubur. Apalagi saat kita berziarah, kita mendoakannya.


Namun sering kali kita bertanya-tanya apakah ahli kubur tahu siapa saja yang menziarahi kuburnya? jika ahli kubur mengetahui siapa saja yang menziarahi kuburnya, bolehkah si keluarga atau si peziarah menyampaikan sesuatu atau meminta doa kepada mereka?


Untuk menjawab beberapa pertanyaan ini, tentunya dibutuhkan dalil dan pandangan para ulama, terutama para ulama Ahlussunnah wal Jamaah.


Dilansirkan nu.or.id dalam artikel yang ditulis Ustadz M Tatam, Pengasuh Majelis Taklim Syubbanul Muttaqin, Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat, pertanyaan tentang tahu dan tidaknya ahli kubur terhadap orang-orang yang menziarahinya sungguhnya telah terjawab oleh riwayat Al-Baihaqi dalam Kitab Syu‘abul Iman dari Muhammad bin Wasi‘.


Ia menyebutkan: بَلغنِي أَن الْمَوْتَى يعلمُونَ بزوارهم يَوْم الْجُمُعَة وَيَوْما قبله وَيَوْما بعده


Artinya, “Telah sampai kepadaku bahwa orang-orang yang telah meninggal mengetahui orang yang menziarahinya pada hari Jumat, serta satu hari sebelum dan setelahnya.”


Hal ini ditegaskan oleh As-Suyuthi sebagaimana riwayat Al-‘Uqaili dari Abu Hurairah.


Pertanyaan ini juga dipertanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam oleh seorang sahabat bernama Abu Razin.


Tanya Abu Razin, “Wahai Rasul, jika aku mau berjalan lewat kuburan orang-orang meninggal, adakah ucapan yang dapat aku sampaikan ketika melewati mereka?”


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ucapkanlah olehmu:


اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُؤْمِنِيْنَ، أَنْتُمْ لَنَا سَلَفٌ وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ


Artinya, ‘Salam keselamatan teruntuk kalian, wahai ahli kubur dari orang-orang muslim dan mukmin. Kalian adalah pendahulu bagi kami. Dan kami adalah pengikut kalian. Sesungguhnya kami insya Allah akan men

Selasa, 18 Januari 2022

*CUKUP DIBACA SEKALI SEUMUR HIDUP*



*MARI KITA BACA SEKARANG JUGA* 


Di riwayat kan dari Rasululloh saw, bahwasanya Alloh swt berfirman: 

*Wahai (Kekasihku) Muhammad,tidak ada seorang pun dari Ummat Mu yang membaca do'a ini walaupun sekali dalam umur nya kecuali dengan kemulyaan dan keagungan Ku


Aku akan menjamin untuk nya tujuh perkara


Aku akan angkat kefakiran dari nya.

Aku akan amankan dia dari pertanyaan Mungkar dan Nakir.

Aku akan tuntun jalan nya di Shirat.

Aku akan menjaga nya dari kematian mendadak.

Aku akan haramkan neraka atasnya.

Aku akan menjaga nya dari himpitan kubur.

Aku akan melindungi nya dari kemurkaan raja yang jahat dan dzalim.


لَا اِلـهَ اَلٌَااللٌَهُ اَلْجَلِیْلُ الْجَبٌَارُ

*Laa ilaaha illalloohul jaliilul jabbaar,*

لَا اِلهَ اِلاّ اللهُ الْوَاحِدُ الْقَهٌَار

*Laa ilaaha illalloohul waahidul qohhaar,*

ُلَا اِلهَ اِلاّ اللهُ الْکَرِیْمُ السٌَتٌَار

*Laa ilaaha illalloohul kariimus sat taar,* 

لَا اِلهَ اِلاّ اللهُ الْکَبِیّرُ الْمُتَعَال

*Laa ilaaha illalloohul kabiirul mutta 'aal* 

لَا اِلهَ اِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَریکَ لَهُ اِلَهًا وَاحِدًا رَبًٌا وَ شَاهِدًا اَحَدًا وَصَمَدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُوْنَ

*Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syarii ka lahu ilahan wahidan robban wa syaahidan ahadan wa shomadan wa nahnu lahu muslimuun,*

لَا اِلهَ اِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَریْکَ لَهُ اِلَهًا وَاحِدًا رَبًٌا وَ شَاهِدًا اَحَدًا وَصَمَدًا وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُوْن

*Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syarii ka lahu ilahan wahidan robban wa syaahidan ahadan wa shomadan wa nahnu lahu 'aabiduun,*

َلَا اِلهَ اِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَریکَ لَهُ اِلَهًا وَاحِدًا رَبًٌا وَ شَاهِدًا اَحَدًا وَصَمَدًا وَنَحْنُ لَهُ قَانِتُوْن

*Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syarii ka lahu ilahan wahidan robban wa syaahidan ahadan wa shomadan wa nahnu lahu koonituun,*

َلَا اِلهَ اِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَریکَ لَهُ اِلَهًا وَاحِدًا رَبًٌا وَ شَاهِدًا اَحَدًا وَصَمَدًا وَنَحْنُ لَهُ صَابِرُوْنَ

*Laa ilaaha illalloohu wahdahu laa syarii ka lahu ilahan wahidan robban wa syaahidan ahadan wa shomadan wa nahnu lahu shoobiruun,*

لَا اِلهَ اِلاّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّه

*Laa ilaaha illalloohu muhammadan rosuululloh,*

اللَّهُمَّ اِلَیْکَ فَوٌَضْتُ اَمْری،

، وَعَلَیْکَ تَوَكَّلْتُ يَا اَرْحَمَ الرٌَاحِمٍیْنَ. 

*Allohumma ilaika fawadh'tu amrii,wa 'alaika tawak kaltu yaa arhamar roohimiin,*

اللَّهُمَّ صَلٌِ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ كَما صَلٌَیْتَ عَلَى اِبْرَاهِیْم وَآلِ اِبْرَاهِیْم اِنٌَکَ حَمِیْدٌ مَجِیْدُ

*Allohumma sholli 'alaa Muhammad wa ali muhammad kamaa shollaita 'alaa ibroohiim wa ali ib'roohiim innaka hamiidum majiid,*

وَبَارِکْ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ كَما بَارَکْتَ عَلَى اِبْرَاهِیْم وَآلِ اِبْرَاهِیْم فِي الْعالَمينَ اِنٌَکَ حَمِیْدٌ مَجِیْدُ. 

*Wa baarik 'alaa muhammad wa ali muhammad kamaa barokta 'alaa ibroohiim wa ali ibroohiim fil 'aalamina innaka hamiidum majiid.*


(Semoga berguna bagi kita)

Tata Cara Sholat Qobliyah Subuh yang Benar, Dapat Menutup Kekurangan Shalat Wajib

 Tata Cara Sholat Qobliyah Subuh yang Benar, Dapat Menutup Kekurangan Shalat Wajib


 - Umat muslim dianjurkan melaksanakan amalan sunnah Qobliyah Subuh.


Sholat qobliyah subuh ini memiliki keistimewaan tersendiri, karena Rasulullah SAW juga selalu menjaga amalan sunnah yang satu ini.


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah menjaga shalat sunnah yang lebih daripada menjaga shalat sunnah dua raka’at sebelum Shubuh” (HR. Muslim).


Pembina NS Islamic Entertainment Lampung, ustaz Marbi Nurwahyudi mengatakan, pengerjaan salat sunah qabliyah Subuh dilaksanakan sebelum salat Subuh.


Dilansir dari Tribunnews, sholat qobliyah subuh dikerjakan tepat setelah azan dan sebelum ikamah salat Subuh.


Berikut Niat Qobliyah Subuh dan Keutamaannya:


1. Niat


أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلهِ تَعَالَى


Ushalli sunnatash-shubhi rak’ataini qabliyyatal lillahi ta’ala.


Artinya: Aku niat shalat sunah sebelum Subuh dua raka’t karena Allah Taala


2. Membaca surat al-fatihah dan surat-surat pendek al-Quran


Pada rakaat pertama membaca surat al-fatihah dan kemudian kemudian membaca surat Al-Kafirun. Dan pada rakaat yang kedua setelah membaca surat Al-Fatihah, kemudian membaca surat al-Ikhlas.


3. Dzikir shalat sunnah qobliyah subuh


Setelah dua rakaat kemudian salam kemudian membaca dzikir shalat sunnah qabliyah subuh.


Berdasarkan dalil hadits riwayat Ibnu Sinni dan Al-Hakim, dzikir yang dibaca setelah selesai mengerjakan shalat sunnah sebelum subuh adalah sebagai berikut:


اَللهُمَّ رَبَّ جِبْرِيْلَ وَإِسْرَافِيْلَ وَمِيْمَائِيْلَ وَمُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ


Allahumma rabba jibrila wa israfila wa mika-ila wamuhammadinin-nabiyyi, a’udzubika minan-nar (dibaca 33 x)


Artinya: Ya Allah, wahai Tuhan dari Jibril, Israfil, Mikail, dan Nabi Muhammad. Aku berlindung diri dengan Engkau dari Neraka. (HR. Ibnu Sinni dan Al-Hakim).


1. Mengikuti Teladan Rasulullah


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan contoh kepada kita agar senantiasa menjaga rutinitas dalam melaksanakan sholat qobliyah subuh.


Sebagai usaha kita dalam mengikuti teladan dari diri seorang Rasulullah.


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu diam antara adzannya muadzin hingga shalat Shubuh. Sebelum shalat Shubuh dimulai, beliau dahului dengan dua raka’at ringan.” (HR. Bukhari dan Muslim).


2, Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya


Keutamaan sholat qobliyah subuh yang kedua adalah kebaikannya yang lebih baik dari dunia dan seisinya.


Keutamaan sholat qobliyah subuh yang satu ini mungkin sudah banyak diketahui oleh kaum Muslimin.


Keutamaan sholat qobliyah subuh ini juga tertuang dalam hadits dari ‘Aisyah, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,


“Dua raka’at fajar (sholat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim).


Jika kita sudah tahu keutamaan ini, maka seharusnya kita sadar bahwa keutamaan sholat qobliyah subuh saja sudah begitu besarnya, bagaimana dengan keutamaan shalat subuh itu sendiri.


Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda tentang keutamaan luar biasa dari sholat subuh,


“Seandainya mereka mengetahui keutamaan yang ada pada sholat Isya’ dan sholat Shubuh, tentu mereka akan mendatanginya sambil merangkak.” (HR. Bukhari dan Muslim).


3. Balasan Rumah di Surga


Yang ketiga adalah mendapat balasan berupa rumah di surga.


Keutamaan ini dijelaskan dalam hadits yang disampaikan dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata,


“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” (HR. Muslim).


4. Menutup Kekurangan Sholat Wajib


Keutamaan sholat qobliyah subuh yang terakhir adalah untuk menutup kekurangan kita saat menjalankan sholat wajib.


Sebagai manusia, kita selalu memiliki kekurangan.


Begitu juga ketika melaksanakan ibadah sholat wajib.


Tak jarang sholat yang kita lakukan terdapat kekurangan di bagian-bagian tertentu.


Untuk menutup kekurangan tersebut, dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah.


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat. Kemudian Allah Ta’ala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, “


Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna.


Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?


Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.” (HR. Abu Daud).

Senin, 17 Januari 2022

Ngerinya Hutang Zina, Jangan Diremehkan!

 Ngerinya Hutang Zina, Jangan Diremehkan!


Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang zina .

 Larangan tersebut salah satunya diumumkan dalam ayat berikut: “Dan janganlah kamu mendekati zina” 

(QS al-Isra: 32). 

Di balik larangan Allah tersebut, sudah pasti tersimpan hikmah yang sangat besar sekaligus kemaslahatan bagi umat manusia itu sendiri. Ini artinya tidak ada yang sia-sia dalam setiap ketetapan-Nya.


Sungguh janganlah sekali-sekali meremehkan zina ini, karena dosanya begitu dahsyat dan mengerikan . Ancaman hukumannya pun tidak ringan, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Sebab Allah pun, sudah berkali-kali mengazab mereka yang membiarkan dan perilaku hina dan keji ini.


Allah Ta'ala berfirman :


“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dari hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman itu disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman," (QS al-Nûr : 2).


Melalui hadisnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menyatakan, “Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah, setelah syirik, kecuali dosa seorang lelaki yang menumpahkan spermanya pada rahim wanita yang tidak halal baginya,” (Ibnu Abi al-Dunya).


Untuk itulah, Allah melarang zina. Allah memerintahkan hambaNya agar selalu menjaga pandangan agar terhindar dari dosa zina ini. Seperti disebutkan dalam firmanNya:


قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ . وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا


"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya (QS.An-Nur:30-31)


Menundukkan pandangan mata merupakan dasar dan sarana untuk menjaga kemaluan. Oleh karena itu, dalam ayat ini Allah Ta’ala terlebih dulu menyebutkan perintah untuk menahan pandangan mata daripada perintah untuk menjaga kemaluan.


Jika seseorang mengumbar pandangan matanya, maka dia telah mengumbar syahwat hatinya. Sehingga mata pun bisa berbuat durhaka karena memandang, dan itulah zina mata. Rasulullah bersabda,


”Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak keturunan Adam bagiannya dari zina. Dia mengetahui yang demikian tanpa dipungkiri. Mata bisa berzina, dan zinanya adalah pandangan (yang diharamkan). Zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan). Lidah (lisan) bisa berzina, dan zinanya adalah perkataan (yang diharamkan). Tangan bisa berzina, dan zinanya adalah memegang (yang diharamkan). Kaki bisa berzina, dan zinanya adalah ayunan langkah (ke tempat yang haram). Hati itu bisa berkeinginan dan berangan-angan. Sedangkan kemaluan membenarkan yang demikian itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari no. 6243 dan Muslim no. 2657).


Zina adalah Hutang


Suatu saat, Imam Asy Syafi’i rahimahullah ditanya mengapa hukum bagi pezina sedemikian beratnya? Wajah Asy Syafi’i memerah, pipinya merona delima.


“Karena,” jawabnya dengan mata menyala, “Zina adalah dosa yang bala’ akibatnya mengenai semesta keluarganya, tetangganya, keturunannya hingga tikus di rumahnya dan semut di liangnya.”


Dalam kitab 'Imanul Taqwa', Imam Syafi’i juga berkata, bahwa zina adalah hutang. Tidak akan terbayar oleh seorang pria yang berzina bila istrinya, ibunya dan saudara perempuannya belum dizinahi lelaki lain walau dari lubang pintu (dalam rumahnya) sekali pun. (Kitab Imannul Taqwa hal 15).


Betapa mengerikannya! Dosa seorang yang berzina bukan hanya akan dibalas di akhirat kelak, namun telah diperlihatkan oleh Allah sebagian azab tersebut di dunia. Tak heran mengapa Allah sangat benci seseorang yang melakukan zina, karena perbuatan ini mencerminkan hilangnya akhlak terpuji, lemahnya agama, dan ketakwaan, dan sungguh akan mematikan cahaya di hati.


Tidakkah Anda berandai, mengapa Allah berfirman, “Dan janganlah rasa ibamu pada mereka menghalangimu untuk menegakkan agama?” Sebab, zina seringkali datang dari cinta dan cinta selalu membuat kita iba. Setan selalu datang menggoda untuk membuat kita lebih mengasihi mausia daripada mencintai-Nya.


Sungguh Allah sangat tidak rela bila hamba-hamba-Nya ternodai oleh zina. Karena itu, sebagai muslim dan umat akhir zaman, kita harus bertaubat sebanyak mungkin. Jangan pernah berputus asa atas rahmat dan ampunan-Nya, sebelum datang masa dimana doa dan permohonan itu tidak lagi didengar-Nya.


Wallahu A'lam.

Begini Cara Hafal Al-Quran, Bisa Hafal 1 Halaman hanya Butuh Waktu 30 Menit

 Begini Cara Hafal Al-Quran, Bisa Hafal 1 Halaman hanya Butuh Waktu 30 Menit


MANTRA SUKABUMI - Dalam membaca Al-Quran mungkin kadang ada yang merasa kewalahan atau tidak bisa menjaga konsistensi. Hal ini bisa jadi kurang paham tentang pembagian dalam Al Quran. Mungkin kita membaca Al-Quran dengan jumlah yang tidak sama dari satu hari ke hari selanjutnya karena kita menggunakan penandaan atau pembagian yang kurang tepat.


Al Qur'an dibagi dalam 114 surat, 30 Juz, mungkin itu adalah pembagian yang paling umum diketahui oleh Muslim semuanya. Kalau kita mengikuti jumlah surat sebanyak 1 14 surat dan mengaji mengikuti surat, maka akan sulit menjaga konsistensinya karena satu surat panjangnya tidak sama.


Ada yang panjang seperti surat Al-Baqarah sebanyak 2,5 Juz atau 286 ayat dan ada yang pendek seperti surat Al-Kautsar hanya 3 ayat saja. Namun sebenarnya ada lagi pembagiannya yang lebih kecil lagi, yang jika kita menggunakannya sebagai penanda akan meringankan kita dalam menjaga konsistensi mengaji kita.


Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber terpercaya, pada Senin 9 November 2020. Berikut cara menghafal Al-Qur’an 1 halaman hanya selama 30 menit sebagai berikut:


1. Tentu setiap manusia berbeda-beda dalam tingkatan dalam menghafal, ada yang cepat dan ada yang lambat saya pernah masuk dalam kategori lambat dalam menghafal, maka perbanyak berdoa agar dimudahkan untuk menghafal, maka perbanyaklah doa.


2. Sebelum menghafal carilah tempat yang tenang, jauhkan hal-hal yang dapat mengganggu kosentrasi (gadget, laptop, istri/suami, anak).


3. Misalnya didalam 1 halaman terdapat 5 ayat dalam Al-Qur'an maka yang anda harus lakukan ialah jika anda ingin menghafal ayat pertama maka fokuskan mata anda, telinga anda dan suara anda pada ayat pertama tersebut dan bacalah 10 kali tidak peduli apakah ketika anda baca 5 kali sudah hafal, pokoknya baca sampai 10 kali dengan melihatnya secara tajam ayat tersebut baca dengan suara yang keras sehingga semua pancaindra anda bekerja, bukankah semakin banyak yg bekerjasama semakin cepat terselesaikan.


4. Ketika anda telah membacanya 10 kali ayat yang pertama maka tutuplah mushaf anda, tutuplah mata anda dan coba ulangi lagi sebanyak 3 kali dan jangan sampai ada salah, jika ada salah maka kembali ulangilah dengan membaca 10 kali.


5. Ketika anda telah menghafal ayat pertama dengan benar-benar hafal maka lanjutkanlah menghafal ayat ke-2 dengan metode tadi.


6. Ketika anda telah menghafal ayat ke-2 dengan metode yang ana jelaskan, maka tutuplah mushaf anda dan bacalah ayat pertama dan ke-2 tanpa melihat mushaf begitu seterusnya sampai 5 ayat mungkin bagi anda yang baru menghafal membutuhkan waktu 1 jam, akan tetapi dengan berlalunya waktu anda dengan izin Allah anda bisa menghafal dalam waktu setengah jam.**

Jumat, 14 Januari 2022

Luar Biasa, Hampir 200an Coment Manfaat Dari Sayur Pare,Tolong Sebar Luaskan Teman Semua, Sayang Sekali Bila Teman Atau Saudara Anda Belum Mengetahuinya.

 


Pare berwajah "KANKER"

*Luar Biasa, Hampir 200an Comment Manfaat Dari Sayur Pare,Tolong Sebar Luaskan Teman Semua, Sayang Sekali Bila Teman Atau Saudara Anda Belum Mengetahuinya*.

https://www.iniok.com/2019/08/tolong-sebar-luaskan-rs-pusat-angkatan.html 

*Air pare yang panas dapat Membunuh Sel Kangker,* Perhatian Ada 190 Respons Dari Pembaca Sumber berita ini, 75 Menanggapi Secara Positif,Yang lainnya Mau Mencoba dll.


*Tolong sebar luaskan.*

Dari banyak testomoni atau pengalaman pembaca menegaskan bila setiap orang yg mendapatkan info ini  kemudian membagikan ke 10 orang lainnya,di pastikan sedikitnya ada satu nyawa yg akan terselamatkan..saya sudah melakukan , Mohon anda juga membantu melakukan bagian anda.Tks!


Pare dapat membunuh sel kanker!

Potong 2-3 irisan tipis pare taruh dalam gelas,tuang air panas, air akan menjadi alkalin(basa),minum setiap hari,terhadap siapapun akan bermanfaat.


Air panas pare tsb akan mengeluarkan suatu zat anti kanker, ini adalah sebuah perkembangan baru didalam dunia kedokteran yg bermanfaat dalam mengobati kanker.


Air panas ekstrak pare akan berpengaruh terhadap kista dan tumor.sudah di buktikan dapat menolong pelbagai macam kanker.


Menggunakan pare dalam mengobati kanker,hanya akan mematikan sel sel jahat tumor,dia tidak akan mempengaruhi sel sel yg sehat.


Selain itu asam amino dan polyphenol oxidase drpd pare,dapat menyeimbangkan tekanan darah tinggi,melancarkan peredaran darah,mengurangi penggumpalan darah dan dapat mencegah terjadinya penggumpalan vena dalam(deep vein thrombosis).


NB. Kami menunggu testimoni Anda yang sudah mencoba, semoga semakin banyak Rakyat Indonesia bertambah SEHAT. Karena dengan testimoni ini berarti masyarakat semakin yakin manfaatnya. Patut kita syukuri ternyata Tumbuhan (sayur) Obat banyak terdapat di Indonesia ini.Bangga kita jadi anak Indonesia, penuh dengan obat-obatan dari tetumbuhan.

Enam Cara Bahagiakan Istri Seperti Rasulullah SAW

 


Enam Cara Bahagiakan Istri Seperti Rasulullah SAW


Arah - Sebagai imam dalam rumah tangga, seorang suami bukan hanya memimpin dengan gaya kepemimpinan otoriter. Tetapi, ia juga harus bersikap baik. Terutama membahagiakan istri, menjadi salah satu hal yang perlu suami lakukan.


Rasulullah pun selalu membahagiakan istri-istrinya. Dan sebagai seorang muslim, tak ada salahnya jika Anda mengikuti jejak Rasul. Lantas, seperti apakah cara Rasul membahagiakan istri?


Rasulullah Membantu Pekerjaan Istrinya


Pekerjaan seorang istri adalah mengurusi pekerjaan rumah tangga. Namun, hal ini tidak menjadi penghalang bagi Rasulullah untuk tetap membantu istrinya dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Sebagai sepasang suami istri hendaknya kita saling membantu satu sama lain. Pekerjaan seorang istri tidaklah mudah. Oleh karena itu, bantuan dari suami akan meringankan pekerjaan istrinya sehingga tidak mengalami kelelahan.


Rasulullah Sering Berbincang-bincang dengan Istrinya pada Malam Hari


Pasangan suami istri hendaknya saling berbagi atas apa yang mereka rasakan dan mereka lakukan dalam hari itu. Dengan bercerita maka komunikasi akan terjalin dengan baik dan merasakan kenyamanan tinggal di rumah. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa suami yang baik adalah suami yang meluangkan sedikit waktunya untuk berbincang-bincang dengan istrinya. Keharmonisan keluarga akan terjalin dengan sempurna antarkeluarga.


Rasulullah Tidak Pernah Benci pada Istrinya


Sebagai manusia, seorang istri pasti juga memiliki kekurangan dalam dirinya. Karena tak ada manusia yang sempurna. Ketika seorang istri memiliki sifat yang tidak disukai oleh suaminya, maka sang suami tidak berhak untuk membenci sang istri. Karena selain memiliki kekurangan, pastilah dia memiliki kelebihan yang bisa kita lihat. Ketika seorang istri melakukan kesalahan, janganlan suami langsung membentaknya. Karena bisa saja sang istri berperilaku tersebut karena ada penyebab tertentu. Ingat-ingatlah kebaikan yang pernah dilakukan sang istri untuk menurunkan emosi sejenak pada suami.


Rasulullah Mengungkapkan Cintanya dengan Kata-kata


Apabila seorang suami tidak mengungkapkan perasaannya, maka seorang istri akan menebak-nebak perasaan suami. Hal ini sangatlah tidak menyenangkan bagi perempuan. Hampir setiap perempuan akan merasa senang jika pasangannya mengungkapkan rasa cinta dengan sebuah ucapan yang jujur. Menampakkan rasa cinta satu sama lain dapat mendekatkan hubungan pasangan suami istri dalam pernikahan dan menjadi tips cara membahagiakan istri. Dalam sebuah hadis pun juga dijelaskan bahwa laki-laki dianjurkan untuk mengungkapkan perasaannya kepada sang istri.


Rasulullah Selalu Menghibur Istrinya yang Sedih


Kehidupan tidaklah selalu bahagia. Pasti kita akan mengalami pasang surut emosi dan kondisi. Hal ini membuat kehidupan kita terkadang menjadi sedih. Sehingga kita tidak bisa selamanya bersenang-senang dengan istri. Pada kondisi tertentu, pastilah sang istri memiliki masalah yang membuatnya sedih. Oleh karena itu, suami berkewajiban menghibur istrinya. Hal ini juga dicontohkan oleh Rasulullah, ketika salah satu istri Rasulullah menangis, beliau datang dan langsung menghapus air matanya.


Rasulullah Tidak Memukul Istrinya


Sebagai seorang suami yang mengerti agama, cara membahagiakan istri tercinta hendaknya ia akan berperilaku lemah lembut pada istrinya. Ia tidak akan mudah untuk menyiksa, menampar atau memukul istrinya. Karena pada dasarnya, Islam sangat memuliakan seorang perempuan. Namun pada kondisi tertentu seorang suami diperkenankan memukul istri, jika ia membangkang. Tapi memukulnya pun tidak diperkenankan pada mukanya. Rasulullah justru berperilaku lemah lembut pada istrinya

Rabu, 12 Januari 2022

Karena Tujuh Hal Ini Cinta Suami pada Istri Bisa Pudar

 


Arah - Membangun rumah tangga bukan perkara yang mudah. Akan selalu ada rintangan dan tantangan yang menghadang bahkan ada sikap dari masing-masing individu yang menyebabkan perselisihan.


Ketika sudah lama menikah seharusnya sama-sama bisa memahami karakter pasangannya masing-masiang akan tetapi terkadang masih gagal dalam memahami karakter pasangan hidup sehingga mengakibatkan ketidak harmonisan didalam rumah tangga.


Agar keharmonisan rumah tangga senantiasa terjaga, ada beberapa hal yang harus dihindari oleh istri karena berpotensi cinta suami memudar.


1. Lalai Dalam Beribadah


Istri yang sahlehah akan menenagkan hati suami. Akan tetapi jika istri abaik dalam beribadah kepada Allah tentu akan menjadi point buruk dalam pandangan suami.


Karena rumah tangga harus diniatkan sebagai bentuk cinta karena Allah SWT, sehingga keimanan akan semakin meningkat dan itulah yang menjadi tanda keberkahan didalam rumah tangga.


2. Lalai Dalam Merawat Anak


Melihat anak-anak yang terawat dengan baik dan sehat tentu akan menyenangkan hati suami.


Sebaliknya jika istri lalau dalam menjaga anaknya maka akan menimbulkan rasa cemas kepada suami dan berujuang pertengkaran.


3. Cemburu Berlebihan


Beberapa orang mengatakan bahwa cemburu tanda cinta, akan tetapi jika terlalu berlebihan maka akan menyebabkan pertengakran.


Sebagai istri harus menjauhi sifat yang seperti ini, jangan sampai berburuk sangka kepada suamisehingga menimbulkan curiga berlebihan.


4. Terlalu Mengatur


Jika istri suka mengatur maka akan menyebabkan suami merasa kehilangan kepemimpinnya. Sehingga memudarkan perasaan cinta suami kepada istri.


Sebagai istri harus menjaga dan menghargai suami dan istri harus meminta pendapat kepadanya untuk mengambil keputusan.


5. Sering Mengeluh


Istri yang suka mengeluh membuat suami merasa tidak nyaman. Maka gantilah dengan senyuman, rasa ikhlas maka Insya Allah suami akan lebih sayang. Allah SWT pun insya Allah juga akan semakin dekat.


6. Tidak Memperhatikan Penamilan di Hadapan Suami


Tampil apa adanya denganwajah kusan dan baju bau dapur membuat suami menjadi ilfil. Maka dari itu istri harus tampil rapi, bersih dan menawan dihadapan suami.


7. Kebiasaan Boros


Suami sangat tidak menyukai istri yang boros. Maka dari itu sebaiknya istri bisa mengendalikan diri dalam mengatur keuangan, karena itulah yang paling disukai suami.

Selasa, 11 Januari 2022

Hukum Mandi Besar Ketika Hendak Mengulangi Hubungan Intim

 


Menyetubuhi istri yg sedang istihadah


BincangSyariah.Com – Sudah maklum bahwa ketika suami dan istri hendak mengulangi hubungan intim atau jimak, maka keduanya dianjurkan untuk melakukan wudhu terlebih dahulu. Namun bagaimana dengan hukum mandi besar ketika hendak mengulangi jimak, apakah dianjurkan juga?


Menurut para ulama, terutama ulama Syafiiyah, ketika suami dan istri hendak mengulangi persetubuhan atau jimak, maka keduanya hanya disunnahkan untuk melakukan wudhu saja. Melakukan wudhu bagi keduanya sudah dianggap cukup ketika hendak mengulangi persetubuhan atau jimak dan tidak disunnahkan melakukan mandi besar terlebi dahulu.


Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu berikut;


قال أصحابنا ويكره للجنب أن ينام حتي يتوضأ ويستحب إذا اراد أن يأكل أو يشرب أو يطأ من وطئها أولا أو غيرها أن يتوضأ وضوءه للصلاة ويغسل فرجه في كل هذه الاحوال


Ulama kami berkata; Dimakruhkan tidur bagi orang junub hingga melakukan wudhu. Dan disunnahkan bagi orang junub bila hendak makan atau minum atau menggauli istri pertama kali atau lainnya untuk melakukan wudhu sebagaimana wudhu ketika hendak melaksanakan shalat dan juga disunahkan membasuh kemaluannya dalam semua keadaan tersebut.


Adapun dalil kesunnahan wudhu sebelum mengulangi jimak ini adalah hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda;


إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ ثُمَّ أَرَادَ أَنْ يَعُودَ فَلْيَتَوَضَّأْ


Jika salah seorang di antara kalian menyetubuhi istrinya lalu ia ingin mengulanginya, maka hendaklah ia berwudhu.


Hadis ini hanya berisi anjuran untuk berwudhu ketika hendak mengulangi jimak dan tidak ada anjuran untuk mandi besar. Oleh karenanya, ketika suami dan istri hendak mengulangi jimak, maka cukup bagi keduanya untuk melakukan wudhu saja tanpa harus mandi terlebih dahulu.


Meski tidak ada anjuran mandi besar secara khusus sebelum mengulangi jimak, namun Imam Al-Shan’ani dalam kitab Kutubus Salam mengatakan bahwa mandi besar sebelum mengulangi jimak lebih utama dibanding hanya melakukan wudhu. Ini disebabkan karena mandi besar sebelum mengulangi jimak lebih bisa menumbuhkan semangat dan gairah dibanding wudhu. Karenanya, menurut beliau, mandi besar lebih utama dibanding melakukan wudhu. Beliau berkata;


لكن الغسل لمعاودة الوطء أفضل من الوضوء؛ لأنه أنشط


Akan tetapi mandi untuk mengulangi jimak lebih utama dibanding wudhu, karena hal itu lebih bisa menumbuhkan semangat dan gairah.

Senin, 10 Januari 2022

Sikat gigi di bulan puasa. Bolehkah

 


Sikat Gigi di Bulan Puasa, Bolehkah? – Menjaga kebersihan adalah salah satu ajaran terpenting dalam Islam. Kebersihan bahkan dijadikan syarat utama keabsahan ibadah. Di antara cara menjaga kebersihan yang diajarkan dalam Islam adalah menggosok gigi. Rasulullah saw. bersabda,


السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلفَمِ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ


Sikat gigi membersihkan mulut dan mendatangkan rida Allah (HR. Al-Nasa’i)


Syekh Mustafa Khin dalam Al-Tadzhib Fi Matn Al-Ghayah Wa Al-Taqrib mengatakan bahwa siwak dalam hadis di atas mempunyai dua arti. Pertama, alat yang digunakan membersihkan gigi. Kedua, perbuatan membersihkan gigi dengan cara menggosoknya. Dalam hadis di atas dikatakan bahwa membersihkan gigi merupakan perbuatan yang mempunyai manfaat.


Yaitu menjaga kebersihan mulut dan mendatangkan rida Allah. Dalam kaidah penggalian hukum, ketika terdapat pujian untuk seuatu perbuatan, hal itu menunjukkan adanya anjuran syariat di dalamnya. Dari sini, dapat diketahui bahwa membersihkan mulut dengan menggosok gigi hukumnya dianjurkan (mustahabb).


Anjuran membersihkan gigi tidak dibatasi oleh waktu. Anjuran tersebut menjadi sangat kuat ketika mulut mulai mengeluarkan bau tak sedap. Bau tak sedap pada mulut dapat disebabkan karena diam terlalu lama, mengkonsumsi makanan tertentu atau karena kita tidak makan atau minum dalam waktu cukup lama. Membersihkan mulut juga sangat dianjurkan ketika hendak melaksanakan ibadah shalat.


Baca juga: Sahabat Yang Terakhir Kali Menyentuh Nabi SAW


Namun, terkait dengan anjuran menggosok gigi saat puasa setelah waktu zuhur, para ulama berbeda pendapat. Hal ini karena Rasulullah saw. pernah bersabda,


لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ المِسْكِ


Bau tak sedap mulut orang yang berpuasa, lebih harum di sisi Allah dibanding aroma misik. (HR. Al-Bukhari)


Syekh Taqiyyuddin Al-Hishni dalam kitab Kifayatul Akhyar Fi Halli Alfazh Ghayatil Ikhtisharmengatakan, berdasarkan hadis di atas, sebagian ulama berpendapat bahwa orang yang sedang berpuasa dimakruhkan menggosok gigi setelah lewat waktu zuhur. Menurut Al-Rafi’i, pendapat inilah yang terkuat. Yaitu yang menyatakan kemakruhan gosok gigi setelah zuhur bagi orang yang sedang berpuasa.


Sebagian ulama lain menyatakan bahwa membersihkan gigi bagi orang yang berpuasa tetap dianjurkan. Sekalipun dilakukan setelah waktu zuhur. Pendapat ini didukung Al-Nawawi dalam kitab Syarah Al-Muhaddzab.


Sumber: M. Khoirul Huda/harakahislamiyyah.com

Pengertian Salat Jamak dan Qashar, Syarat Diperbolehkannya Beserta Tata Cara Melakukannya

 


 - Salat adalah satu di antara bentuk ibadah yang dilakukan oleh umat Islam. Terdapat dua jenis salat, yaitu salat sunnah dan salat fardhu atau wajib.


Salat fardhu adalah ibadah wajib yang harus didirikan oleh umat Islam di mana pun mereka berada, bahkan Allah SWT akan memberikan hukuman bagi mereka yang lalai dan meninggalkannya.


Bahkan dalam situasi tersulit pun, sebagai umat Islam diharuskan untuk tetap melaksanakan salat fardhu lima kali dalam sehari.


Allah SWT telah memberikan berbagai keringanan bagi seluruh umat-Nya agar tidak meninggalkan salat dalam kondisi apa pun.


Contohnya, jika dalam kondisi perjalanan jauh atau kondisi tertentu lainnya yang mendesak untuk fokus terhadap satu pekerjaan, umat Islam dapat melaksanakan salat dengan cara jamak dan qashar.


Pengertian salat jamak adalah menghimpun dua waktu salat dalam satu waktu, sedangkan qashar adalah melakukan salat wajib dengan mengurangi atau meringkas jumlah rakaat salat yang bersangkutan. 


Salat jamak taqdim dilakukan di waktu awal salat fardhu. Meringkas atau mengerjakan dua salat wajib sekaligus di waktu salat yang pertama atau awal, yakni:


Salat zuhur dan asar, dikerjakan di waktu zuhur. Jika niat jamak saja, tanpa meringkas (qashar) salat, berarti dikerjakan empat rakaat zuhur hingga salam, dan empat rakaat asar.


Jika Anda memiliki niat mengerjakan jamak dan qashar sekaligus, berarti dikerjakan dengan dua rakaat zuhur lalu salam dan lanjut dua rakaat untuk asar.


Salat maghrib dan isya dikerjakan di waktu maghrib. Niat salat jamak maghrib dan isya tanpa qashar, berarti tiga rakaat maghrib lalu salam dan empat rakaat isya.


Jika Anda memiliki niat mengerjakan jamak dan qashar sekaligus, berarti dikerjakan dengan tiga rakaat maghrib lalu salam dan lanjut dua rakaat untuk isya. Tidak meringkas maghrib menjadi 1,5 rakaat.


 


Tata Cara


- Membaca niat salat jamak taqdim zuhur dan asar (dilakukan di awal salat).


"Ushollii fardlozh zhuhri arbaa rakaaatin majmuuan maal ashri adaa-an lillaahi taaalaa."


Artinya: Aku sengaja salat fardu dhuhur empat rakaat yang dijama dengan ashar, fardu karena Allah Taaala.


- Setelah selesai salat zuhur, tanpa zikir atau ngobrol, langsung dilanjut salat asar dengan bacaan niat:


"Ushollii fardlozh ashri arbaa rakaaatin majmuuan maal dzuhri adaa-an lillaahi taaalaa."


Artinya: Aku berniat salat asar empat rakaat dijama dengan zuhur, fardhu karena Allah Taaala.


- Niat salat jamak taqdim untuk maghrib dan isya (dilakukan di waktu awal, maghrib)


"Ushollii fardlozh maghribi thalaatha rakaaatin majmuuan maal isyaai jama taqdiimin adaa-an lillaahi taaalaa."


Artinya: Aku sengaja salat fardu maghrib tiga rakaat yang dijama dengan isya, dengan jama taqdim, fardu karena Allah Taaala.


- Setelah selesai salat maghrib, langsung dilanjut salat isya dengan bacaan niat:


"Ushollii fardlozh isyaai arbaa rakaaatin majmuuan maal maghiribi jama taqdiimin adaa-an lillaahi taaalaa."


Artinya: Aku berniat salat isya empat rakaat dijamak dengan magrib, dengan jama taqdim, fardhu karena Allah Taaala.


 


Jamak Takhir


Pemahamannya hampir sama dengan sebelumnya, letak perbedaannya pada niat dan waktu pengerjaannya. Jamak takhir dilakukan di waktu salat yang terakhir, seperti:


Salat zuhur dan asar, dikerjakan di waktu ashar. Jika Anda memiliki niat mengerjakan jamak dan qashar sekaligus, berarti dikerjakan dengan dua rakaat asar lalu salam dan lanjut dua rakaat untuk zuhur.


Salat maghrib dan isya, dikerjakan di waktu isya. Perbedaannya lagi, ketika mengerjakan salat jamak qashar, berarti dua rakaat untuk isya baru salam, dilanjut tiga rakaat untuk maghrib.


Salat qashar adalah melakukan salat wajib dengan mengurangi atau meringkas jumlah rakaat salat yang bersangkutan. Terdapat tiga salat fardhu yang boleh diqashar, yakni, zuhur, asar, dan isya, yang mana aslinya berjumlah empat rakaat.


Jika diqashar maka dikerjakan cukup dua rakaat. Hanya diperbolehkan bagi yang sedang dalam perjalanan atau bepergian jauh.


 


Tata Cara Salat Qashar


- Membaca niat salat jamak zuhur.


"Usholli fardhol dhuhri rok'atainii qoshron lillaahi ta'aala."


Artinya: "Aku niat salat fardu dzuhur dua rakaat qashar karena Allah Ta'aala."


- Niat salat qashar asha.


"Usholli fardhol ashri rok'atainii qoshron lillaahi ta'aala."


Artinya: "Aku niat salat fardu asar dua rakaat qashar karena Allah Ta'aala."


- Niat salat qashar isya.


"Usholli fardhol isya'i rok'atainii qoshron lillaahi ta'aala."


Artinya: "Aku niat salat fardu isya dua rakaat qashar karena Allah Ta'aala."


Meringkas jumlah dan menggabungkan salat fardhu, memiliki bacaan niat sebagai berikut:


Salat zuhur dan asar, dilakukan di waktu zuhur (jamak taqdim)


"Usholli fardhol dhuhri rok'ataini majmuu'an bil ashri jam'a taqdiimi qoshron lillaahi ta'aalaa."


Artinya: "Aku berniat salat fardhu zuhur dua rakaat digabungkan dengan salat asar dengan jamak takdim, diringkas karena Allah Ta'aala."


Salat maghrib dan isya, dilakukan di waktu maghrib (jamak taqdim)


"Usholii fardhol maghribi tsalaatsa raka'aatin majmuu'an bil isyaa'i jam'a taqdiimi lillaahi ta'aala."


Artinya: "Aku berniat salat fardhu maghrib tiga rakaat digabungkan dengan salat isya dengan jamak takqim karena Allah Ta'aala."


 


Takhir


Salat zuhur dan asar, dilakukan di waktu ashar (jamak takhir).


"Usholli fardhol Ashri rok'ataini majmuu'an bidh dhuhri jam'a ta'khiiri qoshron lillaahi ta'aala."


Artinya: "Aku berniat salat fardhu asar dua rakaat digabungkan dengan salat zuhur dengan jamak takhir, diringkas karena Allah Ta'aala."


Salat maghrib dan isya, dilakukan di waktu isya (Jamak Takhir)


"Usholli fardhol isya'i rok'ataini majmuu'an bil maghribi jam'a ta'khiiri qoshron lillaahi ta'aala".


Artinya: "Aku berniat salat fardhu isya dua rakaat digabungkan dengan salat maghrib dengan jamak takhir, diringkas karena Allah Ta'aala."


1. Niat, bacaan niat sesuai pengerjaannya.


2. Muwalah atau bersegera. Di antara kedua salat yang digabung atau jamak, harus langsung dilanjut. Tidak ada pemisah untuk melakukan salat sunnah.


3. Masih berstatus sebagai musafir atau masih dalam perjalanan jauh, belum sampai tujuan. Missal, ketika sedang takbiratul ihram sampai salat yang kedua, masih dalam waktu syarat sahnya salat menjamak.


4. Tertib. Lakukan urutan salat sesuai aturannya, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Contoh, jika salat jamak taqdim qashar maka mengerjakan maghrib tiga rakaat dulu baru dua rakaat Isya.

Minggu, 09 Januari 2022

Bolehkah jika kita bersholawat sambil tiduran atau tengkurap ?

 Bolehkah jika kita bersholawat sambil tiduran atau tengkurap ?


Allah berfirman, memerintahkan orang yang beriman untuk membaca shalawat,


إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا


Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab: 56)


Dalam ayat di atas, terdapat perintah untuk menyampaikan shalawat dan salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Karena itu, ayat ini dijadikan dalil oleh sebagian ulama untuk menyatakan wajibnya shalawat secara umum.


al-Qodhi Iyadh[1] dalam kitabnya as-Syifa bi Ta’rif Huquq Musthofa mengatakan,


“Pahamilah bahwa bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara umum hukum wajib, yang tidak dibatasi waktu tertentu. Berdasarkan perintah Allah agar kita memberikan shalawat kepada beliau. Dan para ulama memahami perintah ini sebagai perintah wajib. Mereka sepakat akan hal ini. Sementara Abu Ja’far at-Thabari menyatakan bahwa menurutnya ayat ini (ayat shalawat) dipahami sebagai perintah anjuran. Dan beliau mengklaim adanya ijma’ tentang hukum anjuran ini.”


Kemudian al-Qodhi Iyadh berkomentar, ”Mungkin maksud beliau adalah membaca shalawat lebih dari sekali. Dan hukum wajib yang bisa menggugurkan beban dosa karena meninggalkan kewajiban hanya berlaku sekali. Sebagaimana persaksian tentang kenabian beliau. Lebih dari itu, hukumnya sunah yang dianjurkan dalam islam.” (as-Syifa bi Ta’rif Huquq Musthofa, 2/140).


Selanjutnya, al-Qodhi Iyadh menyebutkan keterangan beberapa ulama, diantaranya al-Qodhi Abul Hasan Ibn al-Qoshor,


قَالَ الْقَاضِي أَبُو الْحَسَنِ بْنُ الْقَصَّارِ: الْمَشْهُورُ عَنْ أَصْحَابِنَا أَنَّ ذَلِكَ وَاجِبٌ فِي الْجُمْلَةِ على الإنسان وفرض عليه عَلَيْهِ أَنْ يَأْتِيَ بِهَا مَرَّةً مِنْ دَهْرِهِ مَعَ الْقُدْرَةِ عَلَى ذَلِكَ


Al-Qodhi Abul Hasan Ibn al-Qoshar mengatakan,


Pendapat yang masyhur di kalangan ulama kami (Malikiyah) bahwa bershalawat hukumnya wajib untuk dilakukan sekali bagi manusia. Dia wajib membaca shalawat sekali di sepanjang usianya, selama dia mampu untuk melakukannya.


Berikutnya, beliau menukil keterangan al-Qodhi Abu Bakr bin Bukair,


وَقَالَ الْقَاضِي أَبُو بَكْرِ بْنُ بُكَيْرٍ: افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَى خَلْقِهِ أَنْ يُصَلُّوا عَلَى نَبِيِّهِ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا وَلَمْ يَجْعَلْ ذَلِكَ لِوَقْتٍ مَعْلُومٍ. فَالْوَاجِبُ أَنْ يُكْثِرَ الْمَرْءُ مِنْهَا، وَلَا يَغْفُلَ عَنْهَا


al-Qodhi Abu Bakr bin Bukair mengatakan,


Allah mewajibkan kepada makhluk-Nya untuk bershalawat dan memberi salam kepada Nabi-Nya. Dan Allah tidak menetapkan adanya waktu khusus untuk shalawat. Karena itu, wajib bagi seseorang memperbanyak shalawat dan tidak lalai darinya.


Nukilan beliau lainnya,


قال القاضي أبو عبد الله محمد بن سعيد: ذهب مَالِكٌ وَأَصْحَابُهُ وَغَيْرُهُمْ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّ الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم فرض بالجملة بقصد الْإِيمَانِ، لَا يَتَعَيَّنُ فِي الصَّلَاةِ. وَأَنَّ مَنْ صَلَّى عَلَيْهِ مَرَّةً وَاحِدَةً مِنْ عُمُرِهِ سَقَطَ الْفَرْضُ عَنْهُ.


Al-Qodhi Abu Abdillah Muhammad bin Said mengatakan,


Imam Malik dan ulama malikiyah serta yang lainnya berpendapat bahwa bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hukumnya wajib secara umum, dalam rangka mengimani beliau. Tidak ada waktu khusus untuk kewajiban shalawat ini. Dan siapa yang membaca shalawat sekali sepanjang usianya, maka gugurlah kewajiban darinya.


(as-Syifa bi Ta’rif Huquq Musthofa, 2/141 – 142).


Demikian keterangan para ulama madzhab Malikiyah, bahwa membaca shalawat secara umum hukumnya wajib. Yang kami maksud secara umum, shalawat yang bersifat mutlak, tidak terikat waktu dan tempat. Selama seseorang mukmin telah membaca shalawat di sepanjang usianya, kapanpun, dan di manapun, maka telah gugur kewajiban membaca shalawat.


Sementara Syafiiyah berpendapat bahwa kewajiban shalawat yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah ketika shalat. Sedangkan di luar shalat, hukumnya tidak wajib.


Allahu a’lam.

Kamis, 06 Januari 2022

bagaimana caranya agar shalat kita khusyuk ?

 #Pertanyaan

Assalamu alaikum, bagaimana caranya agar shalat kita khusyuk   ?


#Jawaban


Waalaikum sallam...


Bismillahirrahmanirrahim ...


Seiring dengan banyaknya kesibukan duniawi, khusyu’ dalam shalat menjadi sesuatu yang amat sulit dicapai. Padahal shalat adalah induknya seluruh ibadah, yang bila ia baik maka baiklah ibadah-ibadah lainnya. Namun bila ia rusak karena tidak "Khusyu.. umpamanya, maka ibadah-ibadah lainnya akan terpengaruh. Berikut ini adalah tips sederhana yang insya Allah dapat membantu anda untuk khusyu’ dalam shalat. Akan tetapi kuncinya ialah konsentrasi, konsentrasi, dan konsentrasi. Tips ini takkan berguna jika sedari awal anda tidak konsentrasi pada shalat.


Karenanya, usahakan agar sebelum shalat anda dalam kondisi tenang. Lebih baik jika Anda telah berada di mesjid atau mushalla anda sebelum adzan berkumandang, agar memiliki waktu luang untuk konsentrasi dan menenangkan pikiran, baru kemudian ikuti tips di bawah.


Tahukah Anda, bahwa setiap gerakan dan ucapan dalam shalat memiliki makna dan jawaban tertentu?


Tidak tahu? Kalau begitu perhatikan tips berikut dengan baik.


Melepas alas kaki: lepaslah dunia beserta alas kaki anda.


Ucapan Allahu Akbar: Tidak ada yang lebih besar dari Allah, camkan itu!


Mengangkat kedua tangan: lemparkan segala urusan dunia ke belakang.


Berdiri: ketahuilah, bahwa Anda sedang berdiri menghadap Allah.


Tangan kanan di atas tangan kiri: Berlaku sopanlah di hadapan Allah.


Al Fatihah: Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Allah mengatakan: Aku membagi shalat untuk-Ku dan hamba-Ku dalam dua bagian, dan hamba-Ku akan mendapat apa yang dimintanya. Jika hamba-Ku mengucapkan: Alhamdulillahi rabbil ‘alamien (segala puji bagi Allah penguasa jagat raya), Ku-jawab: “hamidani ‘abdi” (hamba-Ku memuji-Ku).


Jika hamba-Ku megatakan: “Arrahmanirrahim” (Yang Maha pengasih lagi penyayang), Ku-jawab: “Atsna ‘alayya ‘abdi” (hamba-Ku memujiku lagi).


Jika hamba-Ku mengatakan: “Maaliki yaumiddien” (Penguasa di hari pembalasan), Ku-jawab: “Majjadani ‘abdi” (hamba-Ku menyanjung-Ku).


Jika hamba-Ku mengatakan: “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’ien” (hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami meminta tolong). Ku-jawab: Inilah batas antara Aku dan hamba-Ku, dan baginya apa yang dia minta…


Jika hamba-Ku mengatakan: “Ihdinassiraatal mustaqiem… dst” (tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Kau murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat), Ku-jawab: Inilah bagian hamba-Ku, dan baginya apa yang dia minta (HR. Muslim).


Mulai sekarang, biasakan tiap kali membaca Al Fatihah bersikaplah seakan Anda mendengar jawaban Allah pada tiap ayatnya.


Ruku’: Bungkukkan punggung Anda untuk Allah saja, dan tundukkan hati Anda bersamanya.


Berdiri dari ruku’: Segala puji bagi Allah yang menjadikan punggung Anda tegak kembali.


Sujud: letakkan bagian tubuh Anda yang paling terhormat –yaitu wajah- pada tempat yang paling rendah di bumi –yaitu tanah-. Ingatlah bahwa Anda berasal darinya, dan Anda akan kembali ke sana. Lalu katakan “Subhaana Rabbiyal a’la” (Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi) 3x, agar makna tersebut semakin meresap dalam hati, lalu berdoalah sesuka Anda.


Duduk lalu sujud yang kedua: bersimpuhlah di hadapan Allah, dan sujudlah kembali, sebab sujud tidak cukup hanya sekali !


Tasyahhud: Attahiyyaatu lillaah wasshalawaatu wat thayyibaat (Salam sejahtera, shalawat, dan segala yang baik adalah milik Allah)… rasakan keagungan Allah ketika itu !


Assalaamu ‘alaika Ayyuhannabiyyu (salam sejahtera atasmu wahai Nabi)… ucapkan salam atas Nabi dan yakinlah bahwa Nabi membalas salam Anda. Nabi bersabda:


ما من عبد يصلى ويسلم علي إلا رد الله علي روحي فارد السلام


“Tidak ada seorang hamba pun yang mengucapkan salam dan shalawat atasku, melainkan Allah kembalikan ruhku agar aku membalas salamnya”.


‘Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibaadillaahisshaalihien (Salam sejahtera atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih)… sekarang kedudukanmu mulai terangkat, salamilah dirimu dan kau perlu bersahabat dengan orang-orang shalih.


‘Asyhadu allaa ilaaha illallaah’ (Aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah)…yakinlah bahwa Allah ada meski engkau tak melihat-Nya.


Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad kamaa shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aali Ibrahim (Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Kau limpahkan atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim)…Teladanilah kedua Nabi yang mulia ini, karena keduanyalah suri teladan terbaik. Dan berterima kasihlah kepada mereka yang telah mengajarkan kebaikan untukmu, dengan mendoakan mereka dalam shalatmu.


Salam ke kanan: tujukan kepada malaikat pencatat kebaikan…


Salam ke kiri: ucapkan dalam hati “Hai Malaikat di sebelah kiri, aku telah bertaubat !”.


— Penutup Shalat —


Istighfar 3x: Aku mohon ampun atas segala kekurangan yang terjadi dalam shalatku.


Bacalah: ‘Allahumma antassalaam waminkassalaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam’ (Ya Allah, engkaulah As Salaam, dan dari-Mu lah keselamatan. Maha berkah Engkau wahai Yang memiliki segala kemuliaan)… ingatlah bahwa kalimat ini akan Anda ucapkan kepada Allah di Surga, tatkala Dia menyingkap tabir-Nya… Allah akan menyeru Anda dengan mengatakan: “Wahai Ahli Surga, Salaamun ‘alaikum”, maka mereka menjawab: “Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam”.


Lalu bacalah: “Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik” (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, mensyukuri-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu)…agar shalat anda yang berikutnya juga sempurna.


Cobalah tips di atas, dan buktikan kemanjurannya karena saya sendiri telah mencobanya ! Semoga bermanfaat.

Rabu, 05 Januari 2022

Apa hukum jima ?

 Apa hukum jima ?


Jimak merupakan sebuah kebutuhan yang mendasar pada pasangan suami istri. Sebelum berhubungan suami istri, kita dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT. Diharapkan dapat mendatangkan perlindungan Allah SWT. Juga, kita mengharapkan di karuniai anak yang saleh dan solehah.


Kemudian, ketika melakukan hubungan suami istri harus dipersiapkan dari segala macamnya terlebih dahulu. Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam karyanya Al-Adab fid Din :


آداب الجماع- طيب الرائحة ولطافة الكلمة وإظهار المودة وتقبيل الشهوة والتزام المحبة ثم التسمية وترك النظر إلى الفرج فإنه يورث العمى والستر تحت الإزار وترك استقبال القبلة 


"Etika berhubungan badan dengan istri antara lain mengenakan wangi-wangian, menggunakan kata-kata yang lembut, mengekspresikan kasih-mesra, memberikan kecupan menggelora, menunjukkan sayang senantiasa, baca bismillah, tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan, mengenakan selimut atau kain (saat bercinta), dan tidak menghadap kiblat" (dalam Imam Al-Ghazali dalam Al-Adab fid Din, Beirut, Al-Maktabah As-Sya‘biyyah, Hal 175).


Selanjutnya, mengingatkan kita semua agar memperhatikan adab sebelum berhubungan suami istri misal membaca bismillah, membaca surat Al-Ikhlas, bertutup selimut pada saat berhubungan, tidak menghadap ke arah kiblat, tidak melihat kemaluan pasangannya dan memulai dengan cumbu rayu ciuman. Ini semua diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan seksual dan menambah keharmonisan pasangan suami istri. Wallahu a'lam

Shalat tapi sering berzina. Apakah dosa diampuni ?

 Shalat tapi sering berzina. Apakah dosa diampuni ?


Allah Subhanahu wa Ta’ala, berdasarkan firman-Nya dalam Surat an-Nisaa’/4 ayat 48 dan 116 :


إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ


Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya….


Berkaitan dengan penjelasan ayat di atas, Syaikh Abdur-Rahmân bin Nashir as-Sa’di dalam tafsirnya (1/426) berkata: “(Dalam ayat ini) Allah mengkabarkan kepada kita, orang yang berbuat syirik kepada-Nya (menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain dari makhluknya dalam beribadah) tidak akan diampuni oleh-Nya.


Dan Allah akan mengampuni dosa-dosa lainnya selain syirik, baik itu dosa besar ataupun dosa kecil. Itupun, bila Allah menghendakinya”.


Penjelasan di atas pun berlaku, jika si pelaku dosa (maksiat) tersebut tidak istihlâl (yakni, selama ia tidak menganggap perbuatan yang haram tersebut boleh atau halal dilakukan). Karena, orang yang melakukan perbuatan yang haram (maksiat) dengan berkeyakinan bahwa perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang boleh dan halal dilakukan, maka orang ini kafir berdasarkan kesepakatan para ulama.


Dalam masalah yang Ananda hadapi, kami yakin Ananda bukan termasuk orang yang menganggap dan berkeyakinan bahwa perbuatan zina merupakan perbuatan yang halal atau boleh dilakukan. Namun, perlu diketahui, syarat agar dosa zina tersebut diampuni oleh Allah, Ananda harus segera bertaubat dan berdoa memohon ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita semua untuk bertaubat kepada-Nya. Allah berfirman.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ


Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabb kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai….


[at-Tahrîm/66 ayat 8].


Allah juga berfirman,


وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


… dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. [An Nûr/24 ayat 31].


Allah sangat gembira dengan taubat seorang hamba-Nya, bahkan kegembiraan Allah terhadap taubat seorang hamba-Nya melebihi kegembiraan orang yang menjumpai barang-barangnya kembali yang telah hilang lenyap darinya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :


لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحاً بِتَوْبَةِ أَحَدِكُمْ مِنْ أَحَدِكُمْ بِضَالَّتِهِ إِذَا وَجَدَهَا .


Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat salah seorang dari kalian, melebihi kegembiraan salah seorang dari kalian terhadap barang-barangnya yang hilang ketika ia mendapatkannya kembali. [HR Muslim, 4/2102 no. 2675, dan lain-lain]


Perlu Ananda juga ketahui, seseorang yang benar-benar bertaubat kepada Allah dari dosa-dosa yang pernah ia lakukan, maka ia akan bersih kembali bagaikan orang yang tidak pernah berdosa. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :


اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ .


Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, bagaikan orang yang tidak pernah berdosa. [Shahîhul- Jami’, 3008].


Sehingga, agar dosa Ananda diampuni Allah Subhanahu wa Ta’ala, Ananda harus benar-benar bertaubat dengan taubat nashûha (taubat yang semurni-murninya). Taubat itu dinyatakan benar oleh para ulama, jika terpenuhi syarat-syaratnya.


Pertama :Harus ikhlash kepada Allah, karena taubat merupakan salah satu bentuk ibadah.


Kedua : Harus merasa sedih dan menyesali perbuatan dosa (maksiat) yang pernah dilakukannya.


Ketiga : Harus benar-benar meninggalkan kemaksiatan (perbuatan dosa) tersebut dengan segera.


Keempat : Harus bertekad secara penuh dari dalam hatinya berniat tidak akan pernah lagi mengulanginya kembali.


Kelima : Taubat tersebut dilakukan sebelum waktu taubat ditutup oleh Allah, yaitu sebelum orang tersebut sekarat dan di saat ia menghembuskan nafas-nafas terakhirnya, dan sebelum matahari terbit dari sebelah barat).


Kemudian, di antara upaya agar senantiasa istiqamah (konsisten) dengan taubat, hendaklah Ananda selalu ingat bahwa perbuatan zina termasuk dosa besar (kabaair dzunuub) yang menjijikkan dan sangat buruk akibatnya. Allah berfirman,


وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا


Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.


[al-Isrâ`/17 ayat 32].


Ananda juga harus meninggalkan sesuatu yang kini sudah sangat popular dan biasa terjadi, dan merupakan hal yang lumrah di kalangan para remaja yang jauh dari tuntunan dan bimbingan agama yang benar, yang biasa dikenal dengan istilah “pacaran”. Karena, dari ayat di atas, Ananda dapat memahami bahwa berpacaran termasuk salah satu perbuatan yang haram dan merupakan maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Pacaran merupakan sarana akan mengantarkan pelakunya kepada perbuatan zina.


Perhatikan sabda Rasulullah n berikut :


((…أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثُهُمَا الشَيْطَانَ…)).


Janganlah seorang laki-laki berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita, melainkan yang ketiga dari mereka adalah setan…. [HR at-Tirmidzi (4/465 no. 2165). Lihat ash-Shahîhah, 1/792 no. 430].


Dari kedua hadits di atas, dapat Ananda pahami, berpacaran itu hukumnya haram dalam Islam. Karena tidaklah dua insan yang berlainan jenis kelamin dan bukan mahram [3] berdua-duaan, melainkan dapat dipastikan yang ketiga dari mereka ialah setan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Sedangkan, setan merupakan musuh yang amat nyata bagi manusia. Ia tidak akan meninggalkan manusia selamat begitu saja dari perbuatan dosa. Na’ûdzu billâh.


Sumber : almanhaj.or.id