Salah satu istilah Imam al-Ghazali dalam menyebut salat yang khusyuk adalah menghadirkan hati. Sebagian orang ada yang jasadnya rukuk dan sujud, namun hatinya entah berpaling ke arah mana. Sebagian juga ada yang tepat waktu menunaikan salat, namun juga meneruskan maksiat.
Gambaran seperti itulah yang menandakan tidak hadirnya hati ketika melaksanakan ibadah salat, dan salat seperti itu yang sering dikatakan dengan salat yang tidak khusyuk. Padahal Allah menegaskan jika orang yang bisa khusyu dalam salatnya lah yang termasuk orang mukmin yang beruntung. Dalam QS Al Mu’minun [23]: 1-2 disebutkan,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalat mereka.”
Untuk bisa menghadirkan hati saat salat memang tidak mudah, namun ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melatih hati kita agar hati bisa hadir saat salat. Salah satunya adalah membayangkan orang saleh hadir saat melaksanakan salat. Jika salat terbayang akan sosoknya yang saleh dan bijaksana, maka setidaknya hati pelan-pelan hadir dalam saat. Sama hal nya dengan membayangkan Rasulullah hadir saat pembacaan “mahallul qiyam”. Yang demikian hanya sebuah cara untuk menghadirkan segenap hati dengan bantuan visual, sebab kita belum bisa sepenuhya mengenang keagungan Allah. Imam Ghazali menjelaskannya dalam Bidayatul Hidayah:
فإن لم يحظر قلبك ولم تسكن جوارحك لقصور معرفتك بجلال الله تعالى فقدر أن رجلا صالحا من وجوه أهل بيتك ينظر إليك ليعلم كيف صلاتك
Jika hatimu tidak hadir dan anggota badanmu tidak tenang, maka hal itu disebabkan engkau tidak betul-betul mengenang keagungan-Nya. Maka bayangkanlah jika ada seorang soleh diantara keluargamu yang melihatmu ketika engkau salat
Keterangan di atas hanya sebuah solusi bagi segenap orang yang belum bisa menghadirkan hati saat menunaikan salat. Kondisi seperti itu yang membuat salatnya tidak khusyuk. Namun jika cukup mengenang keagungan Allah bisa menghadirkan hati dan khusyuk salatnya, maka tidak perlu menbayangkan seseorang yang saleh itu sedang mengawasi. Sebab jika jiwa dan raganya sudah sepenuhnya menghadap Allah, maka ia mengerti untuk apa salat itu. Dan hatinya pun turut hadir dan khusyuk dalam salatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kritik dan saran dari pembaca sangat berguna bagi kami demi perbaikan penulisan maupun isi dari blog ini.
silahkan isi komentar anda!