Senin, 19 April 2021

Begini Cara Niat Zakat Fitrah Arab, Latin Disertai Artinya untuk Sendiri dan Keluarga Ramadhan 1442 H

MANTRA SUKABUMI - Ramadhan 1442 Hijriyah telah berlangsung beberapa hari, selain harus tetap berpuasa umat muslim juga diharuskan membayar Zakat Fitrah.

Kewajiban melakukan Zakat Fitrah bagi muslim yang mampu membayarnya, boleh dilakukan saat awal Ramadhan atau menjelang akhir.

Namun seperti ibadah wajib lainnya, pembayaran Zakat Fitrah juga harus diawali dengan pelafalan niat.

Sebagaimana dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, berikut macam-macam niat membayar Zakat Fitrah.

“Rasulullah Saw mewajibkan zakat fitrah bulan Ramadhan sebanyak satu sha’ kurma atau gandum atas setiap muslim merdeka atau hamba sahaya laki-laki atau perempuan”, (HR. Bukhari Muslim)

Berikut bacaan lengkap niat zakat fitrah.

1. Doa Zakat Fitrah bagi Diri Sendiri

ﻧَﻮَﻳْﺖُ أَﻥْ أُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْسيْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

Bacanya: Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri ‘an nafsi fardhan lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diri sendiri fardhu karena Allah Taala.”

2. Niat doa zakat fitrah untuk istri dari seorang suami adalah sebagai berikut.

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِﻋَﻦْ ﺯَﻭْﺟَﺘِﻲْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri ‘an zaujati fardhan lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku fardhu karena Allah Taala.”

3. Niat doa zakat fitrah untuk anak laki-laki jika orangtuanya yang membayarkan adalah sebagai berikut.

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻭَﻟَﺪِﻱْ … ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri ‘an waladi fardhan lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku ... (sebutkan nama), fardhu karena Allah Taala.”

4. Niat doa zakat fitrah untuk seluruh anggota keluarga yang nafkahnya kita yang tanggungkan adalah sebagai berikut.

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَنِّيْ ﻭَﻋَﻦْ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﻣَﺎ ﻳَﻠْﺰَﻣُنِيْ ﻧَﻔَﻘَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺮْﻋًﺎ ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri anni wa an jami’i ma yalzimuniy nafaqatuhum syar’an fardhan lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku fardhu karena Allah Taala.”

5. Niat doa zakat fitrah untuk anak perempuan jika orangtuanya yang membayarkan adalah sebagai berikut.

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِﻋَﻦْ ﺑِﻨْﺘِﻲْ … ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri ‘an binti fardhan lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku ... (sebutkan nama), fardhu karena Allah Taala.”

Niat doa zakat fitrah untuk seluruh orang yang kita wakilkan adalah sebagai berikut.

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ (..…) ﻓَﺮْﺿًﺎ ﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri ‘an (……) fardhan lillahi ta’ala

Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk ... (sebutkan nama spesifik), fardhu karena Allah Taala.”

Itulah bacaan, doa dan niat membayar Zakat fitrah yang bisa kamu ucapkan untuk diri sendiri, istri, anak serta seluruh keluarga. Semoga bermanfaat dan berkah bagi kamu yang menjalankannya ya.***

Jarang Diketahui, Ternyata Membaca Surat Al Ikhlas dalam Sholat Subuh Tidak Dianjurkan, Simak Alasannya

 Tidak banyak orang yang tahu, ternyata membaca surat Al Ikhlas dalam sholat subuh itu tidak dianjurkan.

Seperti diketahui bahwa sholat subuh memiliki nilai ibadah yang tinggi dalam syariat Islam, bahkan Rasulullah SAW

mendoakan langsung umatnya yang menunaikan sholat subuh.

Sholat subuh pun disaksikan oleh malaikat, akan tetapi ada bacaan surat pendek yaitu surat Al Ikhlas yang tidak dianjurkan untuk dibaca.

Lantas, apa alasannya surat Al Ikhlas tidak dianjurkan dibaca dalam sholat subuh?

Simak penjelasannya mengenai alasan surat Al Ikhlas tidak dianjurkan untuk dibaca dalam sholat subuh, seperti dikutip mantrasukabumi.com dari kanal YouTube Islam Populer pada Senin 19 April 2021.

Halaman:

Sumber: YouTube

Keutamaan Menunaikan Sholat Subuh

Sholat subuh dilaksanakan jelang terbitnya fajar, waktu di mana orang-orang dalam keadaan tertidur lelap.

Betapa banyak kaum muslimin yang lalai dalam mengerjakan sholat subuh, mereka lebih memilih melanjutkan tidurnya daripada bangun untuk melaksanakan sholat.

Karena itu Rasulullah SAW mengkhususkan sholat subuh yang mulia dengan keistimewaan tunggal, memiliki sifat-sifat tertentu yang tidak ada pada sholat lainnya.

Betapa istimewanya sholat subuh bahkan sampai Rasulullah SAW mendoakannya, hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:

Rasulullah SAW bersabda, "Ya Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun subuh." (HR. Tirmidzi, Abu Daud Ahmad dan Ibnu Majah).

Apabila Rasulullah SAW yang berdoa maka tidak ada perantara secara jasadiyah di antara Rasulullah SAW dengan Allah SWT, dalam hadits dijelaskan bahwa orang yang melaksanakan sholat subuh berada dalam jaminan-Nya.

Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menunaikan sholat subuh maka ia berada dalam jaminan Allah SWT, maka jangan kamu mencari jaminan Allah SWT dengan sesuatu selain dari sholat yang pada saat kamu mendapatkannya justru kamu tergelincir ke dalam api Neraka." (HR. Muslim).

Apabila Allah SWT yang memberikan jaminan mungkin akal manusia sulit untuk menjangkau dan menebak di antara janji-Nya dan bagi hambanya yang taat menunaikan ibadah sholat subuh maka kelak di surga akan melihat Allah SWT.

Apabila seseorang mengerjakan sholat subuh niscaya ia akan dapat banyak keutamaan di dalamnya salah satunya yang telah disebutkan ternyata orang yang menunaikan sholat subuh akan disaksikan langsung oleh malaikat.

Benarkah malaikat menyaksikan kita ketika sholat subuh?

Sholat subuh merupakan satu di antara sholat wajib lima waktu yang mempunyai keistimewaan khusus di dalamnya.

Allah SWT telah menyiapkan pahala yang luar biasa bagi mereka yang membiasakan sholat subuh tepat pada waktunya pahalanya bahkan sebanding dengan sholat semalam suntuk.

Janji pahala ini sebagaimana Rasulullah SAW sabda, "Barangsiapa yang sholat subuh berjamaah maka seakan-akan dia telah melaksanakan sholat semalam suntuk." (HR. Bukhari).

Rasulullah SAW bersabda, "Berilah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di kegelapan menuju masjid untuk mengerjakan sholat subuh dengan cahaya yang terang benderang pertolongan pada hari kiamat." (HR. Abu Daud Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Lantas apa alasan surat pendek termasuk surat Al Ikhlas tidak dianjurkan dibaca ketika sholat subuh?

Begitu utama dan istimewanya sholat subuh sehingga ada bacaan surat tertentu yang tidak dianjurkan dibaca, dalam Alquran surat Al Isra ayat 78 menjelaskan bahwa malaikat menyaksikan langsung orang yang menunaikan ibadah sholat subuh.

Dari tafsir ayat tersebut para ulama menyimpulkan bahwa pada sholat subuh setelah bacaan Al Fatihah disunahkan membaca Al Quran panjang baik surat atau ayat.

Itulah yang dimaksud dengan Minus Sunan Al-Mursalin Tul Al Qira'ah di mana tradisi Nabi-nabi terdahulu yang kemudian dilanjutkan oleh Rasulullah SAW, para sahabat, tabi'in dan As-Salaf, As-Shalih membaca ayat-ayat atau surat panjang ketika menjadi imam sholat subuh.

Maka dari itu seorang imam sholat subuh setelah membaca Al Fatihah janganlah membaca surah pendek apalagi super pendek seperti Al Ikhlas, Al Falaq dan An-Nas, ini bukan masalah sah dan tidak sah melainkan masalah untung dan rugi.

Mereka rasa sudah pasti sah tapi rugi karena disaksikan banyak malaikat maka tentu sangat disayangkan sekali jika hanya ayat pendek yang dibaca.

Apabila semakin banyak huruf-huruf Alquran yang dibaca dalam melaksanakan sholat subuh maka Malaikat akan menambah catatan amal kebaikan kita untuk disampaikan Allah SWT melalui malaikat.

Rasulullah SAW juga seringkali menunjukkan contoh-contoh bacaan sholat subuh yang menandakan syarat akan makna tertentu.

Pada beberapa riwayat Rasulullah SAW disebutkan sering membaca surat Al-Kahf juga biasa membaca surat Ar-rum surah dari Jabir bin Samurah.

Demikian itulah keistimewaan sholat subuh dan alasan tidak dianjurkan membaca surat Al Ikhlas dalam sholat subuh, seharusnya tidak ada lagi yang menghalangi kita untuk meninggalkan selimut dan mengakhiri tidur kita untuk melakukan sholat subuh.

Bukankah menunaikan ibadah sholat subuh ini menjadi bagian yang begitu besar dibanding dunia dan seisinya. Wallahu A'lam bishshawab.***


#PUASA 7 RAMADHAN 1442. 19 APRIL 2021 #JELANG_BUKA_PUASA #MAGRIB_18_04

7 Waktu Mustajab untuk Berdoa, Pintu Langit Sedang Terbuk

Umat Islam melakukan ibadahnya setiap hari dan juga doa yang senantiasa dipanjatkannya. Ternyata, ada beberapa waktu mustajab bagi umat untuk berdoa.

Setiap hamba yang berdoa pasti berharap doanya akan diijabah atau dikabulkan oleh Allah SWT. Allah telaa melalui lisan Rasul-Nya tentang terbukanya pintu-pintu langit.

Apabila seorang hamba berdoa memohon permohonan ataupun memohon ampunan di waktu tersebut maka niscaya akan dikabulkan.

Dilansir Ringtimes Bali dari kanal Youtube Doa Pedia, berikut beberapa waktu mustajab untuk berdoa agar bisa terkabulkan diantaranya:

1. Selama bulan Ramadhan

Rasulallah pernah bersabda bahwa “ketika bulan ramadhan, pintu-pintu langit akan dibuka, pintu-pintu jahannam akan ditutup serta para setan akan dibelenggu.” HR. Albukhori: 1889

2. Bulan Sya’ban

Dijelaskan dalam hadis riwayat An-Nasa’I dengan kualitas hadis hasan, Shahih at-Targhib no.1022 bahwa “Semua amal akan diangkat ke langit.”

3. Senin dan Kamis

Halaman:

Editor: Muhammad Khusaini

Pintu surga yang ada dilangit dibuka dan Allah SWT mengampuni pada hari itu pada setiap hamba yang tidak berbuat syirik kepada-Nya kecuali orang yang memiliki permusuhan antara sesama muslim.

Dijelaskan dalam Hadis Riwayat Muslim bahwa “Tunggulan sampai dua orang ini berdamai.”

4. Sebelum Dzuhur

Setiap hari waktu sebelum dzuhur (waktu zawal atau tergelincirnya matahari) merupakan waktu mustajab lainnya untuk berdoa.

Tepatnya adalah ketika matahari telah bergeser dari garis tengahnya alias zawal. Zawal inilah tanda bahwa waktu salat dzuhur telah dimulai.

Pada saat itulah pintu langit sedang terbuka. Dari Abu Ayyub Al Anshari Radhiyallahu Anhu bahwasanya Nabi salat sebelum dzuhur sebanyak empat rakaat ketika waktu sudah menunjukkan zawal.

Beliaupun bersabda “Sesungguhnya pintu-pintu langit sedang terbuka sampai zawalnya matahari, maka ia tidak akan tertutup hingga shalat dzuhur selesai ditunaikan, maka aku ingin pada saat itu ada kebaikanku yang naik.” HR. Ahmad, Abu Dawud No.1153, at-Tirmidzi, Ibnu Majah.

5. Adzan Dikumandangkan

Rasulallah pernah bersabda yang diriwayatkan oleh sahabat anas bis malik radhiyallahu ‘anhu, “Jika shalat telah dikumandangkan, maka pintu-pintu langit akan terbuka dan doa akan dikabulkan.” HR. Abu dawud.

6. Diantara Dua Waktu Salat

Diantara waktu yang biasa sering dilalaikan adalah waktu di antara dua salat wajib. Biasanya, setelah salat magrib, kaum muslimin justru banyak berbincang dengan rekannya di masjib sambil menunggu waktu salat isya’.

Pada waktu di antara dua waktu shalat tersebut merupakan waktu yang berharga yaitu waktu mustajab untuk berdoa.

Dalam hadis riwayat dari Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhu berkata, “kami shalat magrib bersama Rasulallah SAW maka ada jamaah yang pulang dan ada yang tinggal di masjid, ada pula yang berdzikir atau berdoa setelah shalat, maka Rasulallah datang dengan cepat sembari terengah-engah napasnya dan menyisingkan baju hingga tersingkap kedua betisnya.”

Rasulallah SAW bersabda, “Bergembiralah, inilah Tuhan kalian benar-benar telah membuka pintu dari pintu-pintu langit. Dia memamerkan kalian dihadapan malaikat, dia ‘Azza wa Jalla berkata, ‘lihatlah para hamba-Ku mereka telah menunaikan sebuah kewajiban dan sekarang mereka tengah menunggu kewajiban yang lain.” HR. Ibnu Majah

7. Hari Jumat

Pada hari Jumat yaitu ketika antara duduknya imam sampai selesainya salat Jum’at dan setelah waktu ashar.

Hendaknya, umat Islam memperbanyak berdoa kepada Allah di kedua waktu tersebut. Rasulallah pernah bersabda:

“Pada hari Jum’at ada 12 jam, diantaranya ada satu waktu, apabila ada seorang muslim yang memohon kepada Allah di waktu itu, niscaya akan Allah berikan. Carilah waktu itu di penghujung hari setelah ashar.” HR. Abu daud dan An-nasai.*