PortalJember.com - Berikut ini penjelasan Ustadz Adi Hidayat tentang cara mengganti puasa yang sudah lama ditinggalkan.
Bahkan, cara ini pada dasarnya berfungsi untuk mengganti puasa wajib yang ditinggalkan dan sudah tak terhitung jumlahnya.
Sebaiknya ikuti penjelasan Ustadz Adi Hidayat ini sampai selesai agar tahu cara yang dimaksud.
Dilansir PortalJember.com dari video yang diunggah kanal YouTube Jalan Lurus pada Selasa, 11 Mei 2021 menjelaskan tentang cara mengganti puasa wajib itu.
Sebagai seorang manusia yang dibekali hawa nafsu oleh Allah, sudah sewajarnya melakukan dosa.
Pada dasarnya, dosa merupakan perilaku yang tak sesuai perintah Allah karena godaan setan yang memanfaatkan hawa nafsu.
Setan akan terus menerus menggoda manusia agar hidupnya semakin jauh dari perintah Allah SWT.
Akan tetapi, Allah juga tidak tinggal diam dengan perilaku setan yang semakin kuat untuk menggoda.
Allah akan memberikan hidayah kepada umat-Nya agar mau kembali kr jalan yang diridhoi-Nya.
Bahkan, Allah akan selalu memberikan petunjuk bagi orang yang mau bertaubat itu.
Salah satu dosa yang cukup banyak dilakukan oleh seorang manusia ialah meninggalkan puasa wajib.
Puasa wajib itu ditinggalkan karena beragam alasan yang tidak disertai dengan udzur syar'i, sehingga hukumnya dosa.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, bagi orang yang ingin mengganti puasa wajibnya itu caranya cukup mudah.
Bahkan, bagi yang jumlah puasa wajibnya tidak terhitung sekalipun tetap ada jalan untuk menggantinya.
Adapun cara pertama yang bisa dilakukan ilaha menunaikan puasa saat ada waktu senggang.
"Boleh kemudian meniatkan qodho yang lampau di masa senggangnya, jadi silahkan kalau merasa tak terhitung anda punya waktu luang puasa silahkan," ujarnya.
Caranya hanya dengan menunaikan puasa di hari-hari sunnah, seperti Senin dan Kamis namun diniatkan untuk meng-qodho atau mengganti.
"Orang lain puasa Senin misalnya sunnah anda niatkan qodho, orang lain puasa Kamis sunnah anda niatkan qadha, anda nggak usah hitung," ujarnya.
Seseorang tak perlu menghitung jumlahnya karena Allah hanya melihat keseriusan seorang hamba untuk kembali.
"Maka Allah tidak melihat berapa banyak yang kita tinggalkan, tapi Allah melihat kesungguhan yang kita lakukan di sini," tutup Ustadz Adi Hidayat.***