Rabu, 29 Juni 2022
Senin, 27 Juni 2022
Inilah Perjanjian Allah SWT dengan Manusia Sebelum Lahir ke Dunia.
Ingatkah kita bahwa sebenarnya kita pernah melaksanakan perjanjian dengan Allah SWT sebelum lahir ke dunia.
Ya, fitrah manusia memang pelupa, sehingga tidak ingat terhadap hal-hal yang sudah disepakati dengan Rabb-Nya sebelum terlahir ke dunia.
Perjalanan hidup manusia bahwasanya sudah terperinci, semua awal kehidupan dimulai dari alam ruh, kehidupan dunia dan berakhir di surga atau neraka.
Sebelum akhirnya dilahirkan ke dunia, manusia sebenarnya melaksanakan perjanjian dengan Allah SWT, jika manusia menyanggupi, maka la akan lahir dan hidup di dunia, namun jika tidak, Allah tidak akan menakdirkannya menjalani kehidupan di muka bumi.
Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran dan hadist-hadist yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW, seperti dilihat mantrasukabumi.com dari kanal Youtube @NS BOR CHANEL pada Kamis, 17 Juni 2021.
Sebelum setiap manusia lahir ke dunia, Allah telah mengambil kesaksian dari setiap jiwa atau ruh manusia, dan dinyatakan juga dalam Al Quran sebagaimana
(QS Al-Hadid ayat 8:)
"Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasulullah menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang-orang yang beriman". (QS. Al Hadid, : 8).
Dalam sebuah hadist riwayat Iman Tirmidzi Rasulullah SAW bersada bahwa saat penciptaan adam Allah mengusap punggung Adam kemudian dari punggung tersebut keluar setiap ruh yang ibarat biji atom yang berjatuhan.
Ruh tersebut kemudian dijadikan berpasang-pasangan kemudian diambil janji dan kesaksiannya, hal ini diperkuat dalam
(QS Al A'raaf Ayat 172 )
tentang Syahadatnya jiwa manusia sebelum ke Alam Dunia :
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak - anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian Tuhanmu?" mereka menjawab.
"Betul (Engkau Tuhan kami), kami terhadap jiwa mereka (seraya berfirman)
"Bukankah Aku ini menjadi saksi"
(Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan,
"Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".
(QS. Al A'raaf, : 172).
Dari ayat tersebut diketahui bahwa ruh manusia sudah mengakui keesaan Allah SWT, ini disaksikan oleh Nabi Adam dan penduduk langit sebagai saksi.
Perjanjian ini tidak akan pernah diingat manusia karena fitrah manusia bahwasanya yaitu pelupa, manusia kemudian lahir dalam keadaaan suci, Orang tuanya lah yang membuatnya beragama selain Islam.
Namun ini bukan alasan manusia bisa mengelak atas janjinya kepada Allah SWT di akhirat kelak, karena manusia dibekali akal dan pikiran untuk memilih jalan kebenaran.
Allah SWT juga mengutus Nabi dan Rasul-Nya untuk mengingatkan kembali tentang perjanjian tersebut, namun manusia tetap saja ingkar.
Manusia secara fitrah memang melupakan perjanjian tersebut, Karena itu kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap manusia adalah sesungguhnya tidak ada satu jiwa pun yang lahir ke dunia ini.
Kecuali Allah telah mengambil perjanjian dan kesaksian mereka ketika di alam ruh bahwa Allah adalah Rabb mereka.
Dan Allah melakukan hal ini agar mengujinya dalam kehidupan dunia, agar pada akhirat nanti tidak ada satupun manusia yang akan mengingkari tentang keesaan Allah, kita hidup di dunia ini seperti ujian di sekolah.
Manusia menjalani kehidupan setelah setuju dengan perjanjian yang dibuatnya dengan Allah SWT, saat menjalani kehidupan, manusia seperti sedang ujian.
Guru tidak akan memberitahu jawaban meski sebelumnya apa yang diuji telah diajarkan, jawabannya baru akan diberitahu saat ujian telah selesai.
Setelah hari kiamat, Allah barulah akan memberikan jawaban atas apa perjanjian yang sudah kita buat dengannya sebelum lahir ke dunia ini.
Itulah perjanjian Allah SWT dengan manusia sebelum lahir ke dunia, semoga bermamfaat untuk kita semua
Selasa, 21 Juni 2022
Minggu, 19 Juni 2022
Benarkah Langit Terdiri dari 7 Lapis? Ini Faktanya
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis lapis, kamu sekali kali tidak melihat pada ciptaan Allah Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang ?
Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
(QS Al Mulk : 3-4)
Didalam Sahih Bukhari, mengenai lapisan langit juga diceritakan dalam uraian hadist yang panjang , dimana petikan peristiwa mi’raj Nabi SAW yang diberitakan oleh anas bin malik, Rasullullah saw menceritakan, bahwa dibeberapa langit beliau bertemu dengan para nabi, Adam, Idris, Musa , Isa, dan Ibrahim as, tetapi tidak diceritakan di langit mana masing masing mereka berada, selain hanya menyebutkan, Adam dilangit pertama dan Ibrahim di langit keenam…
(Sahih Bukhari, perihal Sholat, hal 131, No. 211)
Cukup banyak pendapat ahli agama maupun astronomi yang mencoba mentafsirkan lapisan langit ini, dengan metoda dan keilmuan yang terus berkembang, dengan atau tanpa melalui percobaan ekspedisi luar angkasa.
Dimana penelitian cakrawala ini selalu menjadi tantangan buat manusia yang ingin berfikir mengenai rahasia ilmu yang terbentang luas di alam ini.
Ayat tersebut merupakan salah satu ayat yang memancing sebuah motivasi, khususnya ummat Islam untuk meneliti dan berfikir mengenai rahasia cakrawala, walaupun teori yang dihasilkan belum tentu mencapai kesimpulan yang pasti, dan itu sifat dasar pengetahuan manusia yang selalu dinamis, dimana satu teori analisa, kadang memperkuat teori yang lain, kadang pula bertentangan satu sama lainnya.
Hal itu wajar sekali karena cakrawala ini adalah ayat ayat Allah yang sangat besar dibandingkan kemampuan daya fikir manusia yang serba terbatas ini.
Hal itu dipertegas pula oleh As Syahid Sayid Quthb dalam karya monumentalnya Az Zilal menyatakan bahwa dalam mentafsirkan langit tujuh tingkat itu jangan ditafsirkan dengan ilmu pengetahuan alam yang bisa berubah ubah, karena penyelidikan manusia tidaklah pernah berhenti dan tak pernah sempurna dalam menghadapi cakrawala yang begitu luas, cukup sajalah dengan iman terhadap artinya, langit yang diciptakanNya adalah tujuh tingkat, kita percayai itu dan bagaimana tujuh tingkatnya itu, Allah lah yang lebih tahu…
Dunia ini pada hakikatnya selalu mengagumkan dan menambah ketakjuban kita, seorang ahli alam, dengan ilmunya, penelitiannya, perhitungannya, penyelidikannya dengan metodenya, menjelaskan, bahwa berjuta juta bintang di angkasa luas, dengan kekuatan gaya pusat, dapat tetap ditempatnya masing masing dan sangat sempurna peredarannya , sebagaimana kekuatan tarik menarik dalam alam ini, dapat menjaga keseimbangan masing masing dan menghalangi tabrakan antara yang satu dengan yang lain.
Selanjutnya mengenai jarak matahari dan bintang bintang, dapat dijelaskan mengenai berapa ukurannya, kecepatan perjalanannya dan jauhnya dari bumi, semuanya penuh dengan kesempurnaan dan keseimbangan, dan lihatlah keindahan susunan bintang di malam hari, penuh dengan misteri serta kesempurnaan, dimana kadang gugusan itu membentuk susunan yang cantik.
Cobalah lihat sekali lagi bahkan berulang ulang, adakah ketidak seimbangan pada alam semesta ini…. Ini merupakan tantangan yang rumit yang tidak bisa dicerna oleh akal, dan akhirnya terjawab dengan pertanyaan siapakah pengarang kitab alam semesta itu yang penuh dengan keajaiban, apakah karangan itu ada pengarangnya, apakah susunan itu ada penyusunnya dan siapa yang mengadakan benda itu, siapakah yang mengadakan bintang bintang yang beredar dengan tertib dan teratur, siapakah yang mengendalikan semua itu..
Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.
Ayat ini menyuruh kita mengulangi penglihatan sekali lagi bahkan berulang ulang, karena apabila penglihatan itu diulangi akan melihat suatu keajaiban baru, dan niscaya tidak menemukan sesuatu yang cacat bahkan kita akan merasakan kepayahan. Kepayahan karena kagum akan kebesaran Ilahi, karena kesempurnaan alam itu terdapatlah sifat sifat Allah yang terlukis jelas padanya seperti Kesempurnaan, Keindahan dan Kemuliaan.
Allah, menurut Islam, menciptakan dunia dan menanamkan di dalam dunia ini pola system abadi Nya yang menjadikan sebuah kosmos. Dia merancangnya sedemikian rupa sehingga mengundang kekaguman, sempurna, teratur, dapat dibentuk, bagian bagiannya secara kausal dan saling terikat, Allah mengajak manusia untuk mengkaji dan meneliti alam, untuk membuat deduksi yang penting hingga manusia mengakui kebesaranNya, hingga menyembah dan mengabdi Nya.
Diantara perasaan kagum akan Kebesaran Allah, maka terasa kecillah manusia ini dibawah kekuasaan Ilahi, lalu timbul rasa syukur yang sedalam dalamnya karena kita diberi akal untuk berfikir dan daya resap untuk menikmati bukti Kekuasaan Allah yang terbentang kemana saja mata memandang.
Ayat tersebut mencoba untuk menjelaskan sejumlah bukti Kekuasaan Allah yang sangat seimbang dan sempurna, dan setiap rahasia alam yang terbuka, manusia bertambah takjub dan kian nyaring kedengaran suara hatinya, menanyakan, siapakah yang menciptakan alam ini, kalau ilmu pengetahuan tidak dapat menjawabnya, maka suara batin dari lubuk hati membisikkan, bahwa Pencipta itu adalah Allah, Tuhan Pemimpin semesta alam.
Al Qur’an yang mengandung perintah, peringatan, penganjuran, dan mendorong manusia untuk mengamati fenomena alam yang sangat seimbang dan sempurna seperti penggantian siang dan malam, gerakan bintang gemintang, matahari dan bulan, dan benda benda langit lainnya, kelahiran dan kematian, kehidupan, pertumbuhan dan kematian.
Begitupun keragaman dan keindahan bunga, pohon dan buah, suku, bangsa, budaya , etnis, gunung, sungai, lembah. semuanya adalah ayat yang menunjukkan Pencipta dan Sumber Tatanan.
Dan Al Qur’an mengajarkan manusia untuk mengamati, menyelidiki dan memahaminya, dan mengajak setiap muslim untuk menjadi ilmuwan yang menyelidiki setiap bidang dan segi alam; Allah menyeru manusia untuk mencari pengetahuan terluas yang paling mungkin, dengan keyakinan bahwa manusia akan menemukan bahwa klaim Islam tentang Tuhan dan PerintahNya, tentang alam, tentang manusia dan sejarah adalah benar.
Islam menjadikannya sebagai titik keimanan untuk mengenali adanya Allah dalam pengaturan alam ini , dan dengan dorongan semangat qur’ani, Ilmu menjadi hobi manusia. Sehingga orang miskin dan raja bersaing mendapatkan pengetahuan.
Dalam masa kejayaan Islam generasi awal , setiap muslim merasa dirinya layaknya wajib militer untuk mencari ilmu, sebagian besar energi dan kekayaaan ummat yang begitu berharga digunakan dalam upaya ini.
Dorongan Islam dalam ilmu pengetahuan mematahkan monopoli para filosof yunani , ataupun rahib gereja maupun pertapa di kuil, hingga menyebabkan khazanah dan gudang pengetahuan sangat diminati, dan keilmuannya menjadi popular dikalangan ummat. Tercatat dalam sejarah bagaimana kota Andalusia, Bagdad, menjadi sebuah Kota Ilmu yang menjadikan sains sebagai pekerjaan ummat, bahkan sejarah manusia sebelumnya tak pernah menyaksikan perkembangan luas pencarian ilmu pengetahuan seperti ini. Kemajuan ilmu pengetahuan yang diciptakan oleh pemeluk baru Islam sangat luar biasa, seperti di Asia tengah dan tenggara serta Afrika , akal fikiran manusia bergerak dari animisme langsung ke modernitas begitu memeluk Islam, dan menunjukkan revolusi besar semangat manusia dibawah semangat Islam.
Minggu, 12 Juni 2022
Doa dan Dzikir Setelah Sholat Magrib yang Mudah Diamalkan dengan Tulisan Latin dan Arab
Simak doa dan dzikir setelah sholat magrib dan sholat fardhu yang dianjurkan yang mudah diamalkan dengan tulisan latin dan terjemahannya.
Dzikir dan doa ini biasanya dibaca oleh seorang umat Muslim setelah sholat magrib dan sholat fardhu.
Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk melakukan dzikir dan berdoa setelah sholat fardhu.
Hendaknya umat muslim berdoa dan berdzikir setelah menunaikan sholat wajib dari Subuh, Zuhur Ashar, Maghrib, dan Isya.
Simak bacaan doa dan dzikir setelah shalat lima waktu dari Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya, lengkap Bahasa Arab, Latin beserta artinya.
Amalan doa dan dzikir yang dilantunkan setelah shalat Wajib itu bisa menambah pahala bagi orang yang melaksanakannya.
Berikut doa setelah sholat dengan bacaan latin, Bahasa Arab dan artinya dilengkapi dzikir yang dikutip dari Buku Panduan Risalah Tuntunan Shalat Lengkap Kementrian Agama :
Seperti dilansir dari Bangka Pos: Doa dan Dzikir Setelah Sholat Subuh Dilengkapi Bahasa Arab, Latin dan Artinya,
1. Latin :
"BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM.
ALHAMDU LILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN, HAMDAN YUWAAFII NI'AMAHU WAYUKAAFII MAZIIDAHU. YA RABBANAA LAKAL HAMDU KAMAA YAN BAGHII LIJALAALI WAJHIKAWAAZHIIMI SULTHAANIKA. ALLAHUMMA SHALLI 'AL A A SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD".
Artinya :
"Dengan nama Allah Pengasih dan Penyayang.
Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Dengan puji yang sebanding dengan nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Ya Allah Tuhan Kami, bagi-Mu segala puji dan segala apa yang patut atas keluhuran DzatMu dan Keagungan kekuasaanMu. "Ya Allah! Limpahkanlah rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad dan sanak keluarganya."
2. Latin :
"ALLAHUMMA RABBANAA TAQABBAL MINNAA SHALAATAANA WASHI YAAMANAA WARUKUU'ANAA WASUJUUDANAA WAQU'UUDANAA WATADLARRU'ANAA, WATAKHASYSYu'ANAA WATA'ABBUDANAA, WATAMMIM TAOSHIIRANAA YAA ALLAH YAA RABBAL'AALA MIIN".
Artinya :
"Ya Allah terima shalat kami, puasa kami, ruku' kami, sujud kami, duduk rebah kami, khusyu' kami, pengabdian kami, dan sempurnakanlah apa yang kami lakukan selama shalat ya Allah. Tuhan seru sekalian Alam".
3. Latin :
"RABBANA DZHALAMNAA ANFUSANAA WA-IN LAM TAGHFIR LANAWATARHAMNAA LANAKUUNANNA MINAL KHAASIRIIN". RABBANAA WALAA TAHMIL 'ALAINAA ISHRAN KAMAHAMALTAHUL'ALAL LADZIINA MIN QABLINAA RABBANAA WALAA TUHAMMILNAA MAALAA THAAOATALNAA BIHII WA'FU 'ANNAA WAGHFIR LANAA WAR HAMNAA ANTA MAULAANAA FANSHURNAA 'ALAL OAUMIL KAAFIRIIN".
"Ya Allah ! Kami telah aniaya terhadap diri kami sendiri, karena itu ya Allah jika tidak dengan limpahan ampunan-Mu dan rahmat-Mu niscaya kami akan jadi orang yang sesat. Ya Allah Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan atas diri kami beban yang berat sebagaimana yang pernah Engkau bebankan kepada orang yang terdahulu dari kami. Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan atas diri kami apa yang diluar kesanggupan kami. Ampunilah dan limpahkanlah rahmat ampunan terhadap diri kami ya Allah. Ya Allah Tuhan kami, berilah kami pertolongan untuk melawan orang yang tidak suka kepada agamaMu."
4. Latin:
RABBANAA LAA TUZIGH QULUUBANAA BA'DA IDZHADAITANAA WAHAB LANNA MIN LADUNKA RAHMATAN INNAKA ANTAL WAHHAAB.
Artinya
"Ya Allah Tuhan kami, janganlah engkau sesatkan hati kami sesudah mendapat petunjuk, berilah kami karunia. Engkaulah yang maha Pemurah"
Latin :
RABANAGHFIR LANAA WALIWAALIDINAA WALIJAMII'IL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAATI WAL MU'MINIINAWAL MU'MINAATI AL-AHYAA-IMINHUM WALAMWAATI,INAAKA 'ALAA KULLI SYAIN QADIIR.
"Ya Allah Ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa dosa orang tua kami, dan bagi semua orang Islam laki-laki dan perempuan, orang orang mukmin laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya Engkau dzat Yang Maha Kuasa atas segala galanya"
"RABBANAA AATINAA FIDDUNYAA HASANATAN WAFIL AAKHIRATI HASANATAN WAOINAA ADZAABANNAAR".
"ALLAHUMMAGHFIR LANAA DZUNUUBANAA WAKAFFIR 'ANNAA SAYYIAAT1NAA WATAWAFFANAA MA'ALABRAARI"
Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebahagiaan didunia dan kesejahteraan di akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksaan api neraka.
Y Allah ampunilah dosa kami dan tutupilah segalah kesalahn kami, dan semoga jika kami mati nanti bersama-sama dengan orang yang baik-baik
SUBHAANA RABBIKA RABBILI'ZZATI AMMAA YA - SHIFUUNA WASALAAMUN 'ALAL MURSALHNA WAL HAMDU LILLAAHI RABBIL'AALAMIINA".
Maha.suci Engkau, Tuhan segala kemuliaan. Suci dari segala apa yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Semoga kesejahteraan atas para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam".
Bacaan Dzikir Setelah sholat Sesuai Ajaran Rasulullah
Berikut rangkaian bacaan dzikir sesudah shalat maktubah yang disusun pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban, KH Muhammad bin Abdullah Faqih (rahimahullâh) sebagaimana dikutip dari Majmû‘ah Maqrûât Yaumiyah wa Usbû‘iyyah.
Beliau mengutipnya antara lain dari hadits riwayat Muslim, Bukhari, Abu Dawud, serta kitab Bidâyatul Hidâyah dan lainnya.
1. Membaca istighfar di bawah ini sebanyak tiga kali:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ ×٣
2. Memuji Allah dengan kalimat:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام
Ini berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim. Dalam riwayat lain sebagaimana dikutip Bidâyatul
Hidâyah:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام.
3. Lalu membaca:
اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ .
Bacaan ini bisa kita temukan dalam riwayat Imam Muslim dan Imam Muslim (muttafaqun ‘alaih). Dalam Bidâyatul Hidâyah disebutkan:
اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا رَآدَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ .
4. Berdoa agar diberi kemampuan untuk mengingat (dzikir), bersyukur, dan beribadah secara baik kepada Allah:
اَللَّـهُمَّ اَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ.
(HR Abu Dawud)
5. Dilanjutkan dengan membaca:
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.
(dibaca tiga kali tiap selesai shalat fardhu, khusus setelah maghrib dan shubuh sepuluh kali)
6. Memohon perlindungan dari ganasnya neraka:
اَللَّهُمَّ أَجِرْنِـى مِنَ النَّارِ
(tujuh kali bakda maghrib dan shubuh)
7. Membaca Ayat Kursi:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.
8. Membaca Surat al-Baqarah ayat 285-286
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ، كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ، وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ. لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا، لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
9. Disambung dengan penggalan dari Surat Ali Imran:
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ، لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ، إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ، قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ، بِيَدِكَ الْخَيْرُ، إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ، وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ، وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
10. Membaca Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq, Surat an-Nas, lalu Surat al-Fatihah
11. Membaca tasbih, hamdala, dan takbir masing-masing sebanyak 33 kali:
سُبْحَانَ اللهِ ×٣٣
اَلْحَمْدُلِلهِ ×٣٣
اَللهُ اَكْبَرْ ×٣٣
12. Kemudian dilanjutkan dengan:
اَللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُيُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ، وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّابِا للهِ الْعَلِـىِّ الْعَظِيْمِ. أَفْضَلُ ذِكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ
(Dibaca 300 kali bakda shubuh, 100 kali bakda isya, 50 kali bakda dhuhur, 50 kali bakda ashar, dan 100 kali bakda maghrib)
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ
(dibaca bakda shubuh 300 atau 100 kali)
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
13. Wirid kemudian ditutup dengan doa sesuai dengan harapan masing-masing.
Ikuti berita menarik terkait dzikir lainnya.
Rabu, 08 Juni 2022
Bolehkah Perempuan Dirikan Sholat Jamaah Sendiri?
Sholat adalah salah satu kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan yang telah mamasuki usia baligh dan berakal sehat.
Dan pelaksanaan sholat tersebut disunnahkan dilakukan dengan berjamaah.
Lalu, apakah pelaksanaan sholat jamaah tesebut juga dianjurkan bagi para perempuan?
Apakah boleh para perempuan mendirikan sholat jamaah sendiri dengan imam dari salah satu diantara mereka?
sholat berjamaah itu disunnahkan baik bagi laki-laki maupun perempuan.
Imam Nawawi di dalam kitab
Syarh al Muhadzab
mengatakan:
قد ذكرنا ان مذهبنا استحبابها لهن قال الشيخ أبو حامد كل صلاة استحب للرجال الجماعة فيها استحب الجماعة فيها للنساء فريضة كانت أو نافلة
“Telah kami sebutkan bahwa madzhab kami (Syafii) berpendapat disunnahkannya sholat jamaah (juga berlaku) bagi para perempuan.
Syekh Abu Hamid berkata: Setiap sholat itu disunnahkan berjamaah untuk laki-laki.
Disunnahkan sholat berjamaah (juga) bagi perempuan baik sholat fardlu atau sunnah.”
Namun, bagi perempuan tidak boleh menjadi imam untuk laki-laki.
Hal ini telah disepakati oleh para ulama.
Dalilnya adalah sebagaimana hadis mauquf dari Abdullah bin Mas’ud yang dikutip oleh imam Ibn Hajar dalam kitab
Fathul Bari
أخروهن من حيث أخرهن الله
“Akhirkanlah mereka
(perempuan), sebagaimana Allah mengakhirkannya.”
Perintah mengakhirkan para perempuan tersebut mengindikasikan akan larangan laki-laki sholat di belakang perempuan.
Selain itu terdapat pula potongan hadis yang panjang riwayat Jabir bin Abdillah ra. dimana Nabi Saw. bersabda:
لا تؤمّنّ امرأة رجلاً
“Janganlah para perempuan menjadi imam laki-laki.”
(HR. Ibnu Majah).
Meskipun hadis tersebut berhukum dhaif, namun ulama telah sepakat laki-laki tidak boleh menjadi makmum bagi perempuan.
Karena akan menimbulkan fitnah yang bermacam-macam.
Dan jika ada seorang laki-laki bermakmum kepada perempuan.
Maka sholatnya tidak sah, tetapi sholatnya perempuan yang menjadi imam tersebut tetap sah. Sebagaimana keterangan
Rabu, 01 Juni 2022
Selamat Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2022..
Peringatan Lahirnya Pancasila,
1 Juni adalah momentum untuk mengembalikan spirit kebangsaan dan kenegaraan berdasarkan Pancasila.
Aku merasa bangga sebab perbedaan itu membuatku mengenal baik beberapa temanku dan berjalan bersama untuk menjadi lebih baik.
Selamat Hari Pancasila teman-teman, semoga perbedaan ini akan selalu menjadi semangat dan motivator terhebat untuk kita.