Sabtu, 17 Desember 2022

Bolehkah kita mencintai seseorang belum tentu menjadi suami kita ?



Saat kita mencintai seseorang, rasanya kita ingin memberikan semua isi dunia untuknya. 


Apapun rela kita lakukan untuknya, tapi hal ini bisa sangat berbahaya.


 Bagaimana kalau ternyata dia bukan jodoh yang sebenarnya?


Di sinilah pentingnya untuk mencintai dengan cara sewajarnya saja. 


Tak perlu berlebihan. 

        Jangan sampai membuat kita kehilangan akal sehat. 

         Karena banyak kasus di mana yang sehati pun belum tentu bisa saling memiliki.


Jangan Keburu Memberikan Hati Bila Belum Ada Kepastian


Jangan sampai karena sudah telanjur cinta, kamu jadi jatuh dalam jebakan orang yang salah. 


Orang yang sebenarnya cuma pura-pura baik di hadapanmu tapi tak pernah ada niatan untuk memperjuangkan cintamu.


Jika belum ada kepastian apa-apa, janganlah terlalu tergesa-gesa memberikan hatimu untuknya.


Cinta Sejati Tak Seharusnya Membutakan


Biasanya sih sekalinya kita jatuh cinta pada seseorang, kita akan menjadi "buta". 


Kita rela melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak kita suka demi dirinya. 


Tapi terlalu memaksakan pada akhirnya hanya akan memperlebar jarak. 


Sekalipun sehati tapi kalau tidak ada ketulusan di dalamnya, pada akhirnya sulit untuk benar-benar bersatu.


Jangan Bermain dengan Hati dan Perasaanmu Sendiri


Benar memang kalau kita sudah berurusan dengan hati, berbagai hal terasa lebih kompleks dan rumit.


 Segaris luka di hati bahkan bisa butuh waktu berbulan-bulan untuk sembuh. 


Menata hati bagaimana pun sangat berbeda dengan membalikkan telapak tangan. 


Jangan sampai kita bermain dengan hati dan perasaan sendiri.


 Setidaknya selalu ingatkan diri bahwa akal sehat tetaplah penting dalam berhubungan dengan orang lain.


Kemungkinan Terburuk Itu Selalu Ada


Kemungkin tak bisa saling memiliki itu selalu ada. Ya, memang itu adalah kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi di saat yang tak pernah kita sangka. 


Itulah kenapa ketika jatuh cinta, kita perlu tetap mengendalikan akal sehat. 

      Jika pada akhirnya kamu harus melepasnya, tak ada jalan lain selain mengikhlaskannya.


Kalau saat ini kamu sedang berusaha untuk move on karena ternyata kamu dan dia tak bisa bersatu, semoga dipermudah jalannya. 


Meski terasa sulit pada awalnya, kamu pasti bisa melewatinya.


#In_sya_Allah

Manfaat Dan Keutamaan Sholat Jum'at

Shalat Jumat merupakan kewajiban setiap muslim laki-laki. 


Hal ini tercantum dalam Al Qur'an dan Hadits berikut ini:


- Al Qur'an Al Jumu'ah ayat 9 yang artinya: 

”Wahai orang-orang yang percaya, apabila kamu diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah mengingat Allah dan meninggalkanlah jual beli, dan itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui. ” 

(QS 62: 9)


- “Hendaklah orang-orang itu berhenti dari meninggalkan shalat Jum'at atau kalau tidak, Allah akan menutup hati mereka, kemudian mereka akan menjadi orang yang lalai.” 

(HR.Muslim)


- “Sungguh aku berniat menyuruh seseorang (menjadi imam) shalat bersama-sama yang lain, kemudian aku akan membakar rumah orang-orang yang meninggalkan shalat Jum'at.” 

(HR.Muslim)


- ,“Shalat Jum'at itu wajib bagi tiap-tiap muslim, dilaksanakan secara berjama'ah empat golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang yang sakit.” 

(HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)

 

Adapun tata cara pelaksanaan shalat Jum'at, yaitu :


1. (Pada beberapa masjid) mengumandangkan Adzan Dzuhur sebagai adzan pertama


2. Khatib naik ke atas mimbar setelahnya matahari (waktu dzuhur), kemudian memberi salam dan duduk.


3. Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dzuhur.

    Pada beberapa masjid adzan ini adalah adzan kedua.


4. Khutbah pertama: 

    Khatib berdiri untuk melaksanakan khutbah yang dimulai dengan hamdalah dan pujian kepada Allah SWT serta membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. 


Kemudian nasihat kepada para jama'ah, mengingatkan mereka dengan suara yang lantang, menyampaikan perintah dan Allah SWT dan RasulNya, yang mendorong mereka untuk melakukan kebajikan serta menakut-nakuti mereka dari mengingatkan, dan mengingatkan mereka dengan janji-janji Allah SWT serta ancaman- ancaman Allah Subhanahu wa Ta'ala.


5. Khatib duduk sebentar di antara dua khutbah


6. Khutbah kedua : 

    Khatib memulai khutbahnya yang kedua dengan hamdalah dan pujian kepadaNya. 

   Kemudian melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang sama dengan khutbah pertama sampai selesai


7. Khatib kemudian turun dari mimbar. 

    Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat untuk melaksanakan salat. 


Kemudian memimpin shalat berjama'ah dua rakaat dengan mengeraskan bacaan .

 

Dari Aus bin Aus, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata:

 

“Barangsiapa mandi pada hari Jum'at dan mengeramasi, cepat-cepat dan membaca, mendekat, diam dan mendengarkan, maka dengan setiap langkah yang diayunkannya, serupa dengan pahala satu tahun, puasa dan shalat sunatnya,”  

(Diriwayatkan At-Tirmidzy, yang kepemimpinan, ini hadits hasan, dan ibnu Khuzaimah). 

 

Pada shalat Jumat setiap muslim dianjurkan untuk memperhatikan hal-hal berikut:


1. Mandi, berpakaian rapi, memakai wewangian dan bersiwak (menggosok gigi).


2. Meninggalkan transaksi beli ketika adzan sudah mulai berkumandang.


3. Menyegerakan pergi ke masjid.


4. Melakukan shalat-shalat sunnah di masjid sebelum salat Jum'at selama Imam belum datang.


5. Tidak melangkahi pundak-pundak orang yang sedang duduk dan memisahkan/menggeser mereka.


6. Berhenti dari segala pembicaraan dan perbuatan sia-sia apabila imam telah datang.


7. Hendaklah memperbanyak membaca shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW pada malam Jum'at dan setiap hari


8. Doanya untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa karena hari Jumat adalah waktu yang  mustajab  untuk dikabulkannya doa.

 

Berikut adalah manfaat dari shalat jumat :


1. Simbol pertemuan sesama Umat Islam dengan berkumpul, beribadah bersama dengan barisan shaf yang rapat dan rapi.


2. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar sesama manusia. 

     Semua sama antara yang miskin, kaya, tua, muda, pintar, bodoh, dan lain sebagainya.


3. Menurut hadis, doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT akan dikabulkan.


4. Sebagai syiar Islam.

 

Shalah Jum'at memiliki hukum wajib 'ain bagi laki-laki / pria dewasa beragama islam, merdeka dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu. 

   Jadi bagi para wanita / perempuan, anak-anak, orang sakit dan budak, sholat jumat wajib hukumnya.

 

Nah, buat para laki-laki, jangan sampai meninggalkan Shalat Jumat ya. 


Udah tau pahalanya kan?



Rabu, 14 Desember 2022

Stop Mengucapkan Kalimat Ini Kepada Anak




Sering tanpa orang tua sadari dalam kehidupan sehari-hari kita mengucapkan kalimat-kalimat yang memberikan dampak negatif terhadap anak, dampak yang mungkin terjadi boleh jadi tidak akan berlaku cepat dalam kehidupan anak, namun jika dilakukan terus menerus oleh orang tua sedikit demi sedikit akan mengakibatkan dan membangun perubahan karakter anak yang cenderung negatif dan tidak diinginkan oleh orang tua manapun. 


Berikut ini adalah beberapa kalimat yang harus dihindari tersebut:


#Pergi! 

#Jangan_Ganggu_Ayah_Ibu

Ketika Orang tua sedang melakukan kegiatan tertentu atau sedang tergesah–gesah sebaiknya sebagai Orang tua tidak seharusnya mengucapkan kalimat tersebut, karena Anak akan mencap dirinya tidak berguna dan hanya menjadi pengganggu. 

           Selain itu, jika Anda terbiasa mengatakan hal ini kepada anak, maka kebiasaan tersebut akan terbawa ketika anak sudah dewasa dan mengatakan hal yang sama kepada orang lain serta menjadi karakter anak yang tidak disukai orang lain.


Daripada mengucapkan kalimat tersebut sebaiknya Anda menjelaskan apa yang sedang Anda lakukan, seperti ;

        “Tunggu, Ibu sedang menjahit. Nanti setelah selesai Ibu akan menyusul”. 


Tanpa menyuruhnya pergi, anak akan langsung memahami kesibukan yang dilakukan Orang tua.


#Dasar_Kamu_Pemalas

    Seperti yang sering dinasehatkan Orang Tua dahulu “Ucapan Adalah Doa”, dengan memberi label anak dengan kata–kata negatif maka kalimat tersebut akan melekat pada diri mereka. 

        BbDan anak akan menganggap dirinya sendiri bodoh, pemalas, nakal dan sebagainya. 

        Perbuatan yang harus dihindari ketika mendidik anak.


Sebaiknya Anda mengucapkan kalimat yang positif dan membangkitkan semangat anak, seperti “Kamu Anak yang Rajin”.


 Dengan begitu anak akan berusaha menjadi anak yang rajin karena melihat pengharapan Orang Tua yang besar terhadap dirinya.


#Kenapa_Kamu_Tidak_Seperti_Dia

       Membandingkan anak dengan kakak atau temannya tidak akan menjadikan sang anak menjadi lebih baik, justru hal tersebut akan mengurangi rasa percaya diri anak dan menyakitkan hatinya dan dapat berdampak terhadap kesulitan belajar dan mengganggu kesehatan mental dalam pertumbuhan sang Anak. 


Anak memiliki fase tersendiri untuk belajar dan memiliki tingkat kesabaran masing-masing, juga kepribadiannya yang pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya.


 Sebaiknya Anda sebagai Orang Tua memberikan pujian agar mendorong sang anak melakukan hal tersebut.


#Jangan_Membantah

   Kalimat ini sering diutarakan ketika Anda memarahi mereka lalu anak menjawab. 

    Seharusnya dengarkan penjelasan yang diucapkan anak Anda, jangan menganggap itu sebuah bantahan.  

    Karena hal tersebut merupakan proses kematian awal dari sebuah inisiatif yang mulai ditanamkan tanpa disadari oleh Orang Tua, anak akan seperti robot yang hanya akan mengikuti tanpa mengeluarkan pendapatnya.


#Pokoknya_Kamu_Harus_Nurut!

   Mengawasi perilaku anak bukan berarti Anda membatasi ruang geraknya dengan mengikuti semua yang diperintahkan, tetapi tanpa memberikan kepercayaan kepada anak untuk melakukan sesuatu yang dia inginkan. 

       Hal ini akan berpengaruh pada rasa percaya diri dan perkembangan anak serta bertentangan dengan cara melatih mental yang baik.


 Seharusnya Anda membebaskan aktivitas yang anak ingin lakukan, tentu dengan pengawasan.


#Diam_Disini, Diluar Ada Badut yang Menyeramkan


Melarang anak dengan cara menakut–nakuti bukan cara yang baik, hal ini akan membuat anak memiliki sifat penakut. Anakpun akan selalu berpikiran negatif tentang hal–hal yang Orang Tua sering takut-takuti terhadap Anak dan akan mudah cengeng.


Perkataan negatif akan menciptakan dampak yang negatif pula, maka dari itu Anda selaku orang tua sedapat mungkin mengucapkan kalimat–kalimat positif yang membangun rasa percaya diri anak sejak pendidikan anak usia dini.


 Karena bisa jadi anak memiliki perilaku yang buruk bukan karena sifat yang dimilikinya, tetapi akibat kalimat negatif yang sering Orang Tua ucapkan dan dari pendidikan keluarga. 


Jadi berhati–hatilah dalam berucap

Janganlah Berburuk Sangka Kepada Allah



Para pembaca yang budiman, perlu untuk kita ketahui bersama bahwa Alloh adalah Dzat yang maha sempurna, baik dari Nama, Sifat maupun perbuatan-Nya. 


Tidak ada satupun aib atau cela yang terdapat pada Alloh.


Sebagai bentuk realisasi tauhid, kita dilarang mengingkari nama dan sifat yang telah ditetapkankan oleh Alloh Ta’ala. 


Kita wajib percaya dan menerima sesuatu yang telah ditetapkan Alloh kepada para hambaNya.


Segala Sesuatu Diciptakan Dengan Hikmah.


Alloh menciptakan langit dan bumi beserta isinya, semuanya tentu mengandung hikmah yang agung dan tidak dalam rangka kesia-siaan.


 Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, 

            “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah (hanya sia-sia saja). 

    Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka…”

(Ash-Shood: 27). 

Termasuk tatkala Alloh memberikan manfaat (kebaikan) atau suatu 


mudhorot


 (musibah) pada seseorang, tentunya hal ini juga mengandung hikmah yang agung di dalamnya.


Untuk itu kita harus selalu ber


husnuzhon


 (berprasangka baik) terhadap segala sesuatu yang telah Alloh tetapkan kepada para hamba-Nya agar kita termasuk orang-orang yang beruntung.


Rahasia di Balik Musibah


Para pembaca yang budiman, tidaklah Alloh menimpakan suatu musibah kepada para hambaNya yang mu’min kecuali untuk tiga hal:


 1. Mengangkat derajat bagi orang yang tertimpa musibah, karena kesabarannya terhadap musibah yang telah Alloh tetapkan.


 2. Sebagai cobaan bagi dirinya.


 3. Sebagai pelebur dosa, atas dosanya yang telah lalu.


Su’udzon


 Itu Tercela


Su’udzon


 (berprasangka buruk) pada Alloh merupakan sifat tercela yang harus dijauhi dari diri setiap orang yang beriman karena hal ini merupakan salah satu dari dosa besar. 


Sikap seperti ini juga merupakan kebiasaan orang-orang kafir dan munafiq. 


Mereka berprasangka kepada Alloh dengan prasangka yang buruk dan mengharapkan kekalahan dan kehancuran kaum muslimin. 


Akan tetapi Alloh membalik tipu daya mereka serta mengancam mereka dengan adzab yang pedih di dunia dan akhirat.


Alloh berfirman yang artinya, 

      “Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Alloh. 

          Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Alloh memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. 

   Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.”


 (Al-Fath: 6)

Adzab dunia yang akan diterima oleh orang kafir dan munafiq adalah berupa keresahan dan kegelisahan yang melanda hati mereka tatkala melihat keberhasilan kaum muslimin. 


Adapun adzab akhirat, mereka akan mendapatkan murka Alloh serta dijauhkan dari rahmat Alloh dan dimasukkan ke dalam neraka jahannam yang merupakan sejelek-jelek tempat kembali.


Berprasangka buruk pada Alloh merupakan bentuk cemooh atau ingkar pada takdir Alloh, Misalnya dengan mengatakan 


“Seharusnya kejadiannya begini dan begitu.”


 Atau ucapan, 


“Kok rejeki saya akhir-akhir ini seret terus ya? Lagi apes memang…”


 serta bentuk ucapan-ucapan yang lain. 

     Banyak orang berprasangka buruk pada Alloh baik yang berkaitan dengan dirinya sendiri maupun orang lain. 


Tidak ada yang dapat menghindar dari prasangka buruk ini kecuali bagi orang-orang yang memahami nama dan sifat Alloh. 


Maka sudah selayaknya bagi orang yang berakal dan mau membenahi diri, hendaklah ia memperhatikan permasalahan ini dan mau bertobat serta memohon ampun terhadap prasangka buruk yang telah ia lakukan.


Jauhi Prasangka Buruk Kepada Alloh


Sikap berburuk sangka merupakan sikap orang-orang jahiliyah, yang merupakan bentuk kekufuran yang dapat menghilangkan atau mengurangi tauhid seseorang. 


Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, 

       “Mereka menyangka yang tidak benar terhadap Alloh seperti sangkaan jahiliyah. 


Mereka berkata: ‘Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?’


 Katakanlah: ‘Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Alloh.’   

   Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: ‘Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.’


 Katakanlah: ‘Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.’ Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.”


 (Ali-Imran: 154)


Perlu untuk kita ketahui bersama, berprasangka buruk kepada Alloh dapat terjadi pada tiga hal, yaitu:


Berprasangka bahwa Alloh akan melestarikan kebatilan dan menumbangkan al haq (kebenaran). Hal ini sebagaimana persangkaan orang-orang musyrik dan orang-orang munafik. 


Alloh berfirman yang artinya, 

   “Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya (terbunuh dalam peperangan, pen) dan syaitan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa.”


 1. (Al-Fath: 12)

Perbuatan seperti ini tidak pantas ditujukan pada Alloh karena tidak sesuai dengan hikmah Alloh janji-Nya yang benar. Inilah prasangka orang-orang kafir dan Neraka Wail-lah tempat mereka kembali.


 2. Mengingkari Qadha’ dan Qadar Alloh yaitu menyatakan bahwa ada sesuatu yang terjadi di alam ini yang di luar kehendak Alloh dan taqdir Alloh. Seperti pendapat Sekte Qodariyah.


 3. Mengingkari adanya hikmah yang sempurna dalam taqdir Alloh. Sebagaimana pendapat Sekte Jahmiyah dan Sekte Asy’ariyah.


Iman dan tauhid seorang hamba tidak akan sempurna sehingga ia membenarkan semua yang dikabarkan oleh Alloh, baik berupa nama dan sifat-sifat-Nya, kesempurnaan-Nya serta meyakini dan membenarkan janji-Nya bahwa Dia akan menolong agama ini


Untuk itu sekali lagi marilah kita instropeksi diri, apakah kita termasuk orang yang seperti ini (orang gemar berprasangka buruk pada Alloh) sehingga kita dijauhkan dari surga Alloh yang kekal? Kita berdo’a kepada Alloh agar menjauhkan kita semua dari berprasangka buruk kepadaNya. 


Wallohu a’lam.

Selasa, 13 Desember 2022

Bagaimana cara menghadapi orang-orang yg selalu mengejek kita ?

<


Allah Ta’ala berfirman,


فَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ۖوَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَىٰ


“Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.” 

(QS. Thaha: 130)


فَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوبِوَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ


“Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya). Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai shalat.” 

(QS. Qaaf: 39-40)


وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَفَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَوَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ


“Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu ajal.” 

(QS. Al-Hijr: 97-99)


Ingatlah bahwa orang yang suka menghina, mencemooh, dan mencerca sebenarnya adalah orang yang sudah kalah, derajatnya berada di bawah kita.

 


Maka jangan sampai kita turun ke derajat mereka.


Allah Ta’ala berfirman,


فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ


“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”

 (QS. Al-Hijr: 94)


فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖوَلَا يَسْتَخِفَّنَّكَ الَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ


“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.”

(QS. Ar-Rum: 60)


Mengingatkan orang yang dicemooh atau dibicarakan jelek bahwa dia tidak sendirian dan bentuk penghinaan itu tidak diperuntukkan untuk dirinya sendiri.

 


Kita bisa renungkan ayat berikut,


وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚقُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَلَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚإِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ


“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, 

            “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. 


Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” 

       Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.


 Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” 

(QS. At-Taubah: 65-66)


Kisah tentang ayat di atas disebutkan dalam hadits berikut ini.


Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Muhammad bin Ka’ab, Zaid bin Aslam dan Qatadah, disebutkan bahwa pada suatu perjalanan perang (yaitu perang Tabuk), ada orang di dalam rombongan tersebut yang berkata, 

    “Kami tidak pernah melihat seperti para ahli baca Al-Qur’an ini (yang dimaksudkan adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya), kecuali sebagai orang yang paling buncit perutnya, yang paling dusta ucapannya dan yang paling pengecut tatkala bertemu dengan musuh.”


(Mendengar hal ini), ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata kepada orang tersebut, “Engkau dusta, kamu ini munafik. Aku akan melaporkan ucapanmu ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”


Maka ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu pun pergi menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sebelum ‘Auf sampai, wahyu telah turun kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (tentang peristiwa itu). 

       Kemudian orang yang bersenda gurau dengan menjadikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bahan candaan itu mendatangi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu sudah berada di atas untanya. 


Orang tadi berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami tadi hanyalah bersenda gurau, kami lakukan itu hanyalah untuk menghilangkan kepenatan dalam perjalanan sebagaimana hal ini dilakukan oleh orang-orang yang berada dalam perjalanan!”


Ibnu Umar (salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berada di dalam rombongan) bercerita, 

        “Sepertinya aku melihat ia berpegangan pada tali pelana unta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedangkan kakinya tersandung-sandung batu sembari mengatakan, “Kami tadi hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.”


Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya (dengan membacakan firman Allah yang artinya), “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” 

,(QS. At-Taubah: 65-66).


Beliau mengucapkan itu tanpa menoleh orang tersebut dan beliau juga tidak bersabda lebih dari itu.” (HR. Ibnu Jarir Ath-Thabariy dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Umar dan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahihul Musnad min Asbabin Nuzul mengatakan bahwa sanad Ibnu Abi Hatim hasan)


Mufti Kerajaan Saudi Arabia pada masa silam, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah ketika ditanya mengenai orang yang menghina ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti menghinan jenggot, cadar, atau celana di atas mata kaki, beliau lantas memberikan jawaban sebagai berikut.


“Adapun mengolok-olok orang yang memelihara (memanjangkan) jenggot, yang menaikkan celana di atas mata kaki (tidak isbal), atau semacamnya yang hukumnya masih samar (bagi sebagian orang), maka ini perlu diperinci lagi. Tetapi setiap orang wajib berhati-hati melakukan perbuatan semacam ini.


Kami menasihati kepada orang-orang yang melakukan perbuatan olok-olok seperti ini untuk segera bertaubat kepada Allah dan hendaklah komitmen dengan syariat-Nya. Kami menasihati untuk berhati-hati melakukan perbuatan mengolok-olok orang yang berpegang teguh dengan syariat ini dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (Lihat Kayfa Nuhaqqiqut Tauhid, Madarul Wathon Linnashr, hlm. 61-62)


Ingatlah bahwasanya dai yang dihina sebenarnya tidak sendirian, Allah akan membalas penghinaan yang dilakukan oleh orang yang mengolok-olok. 


Allah Ta’ala berfirman,


الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ ۙسَخِرَ اللَّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ


“(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih.”

(QS. At-Taubah: 79)


Edisi berikutnya insya Allah akan membahas bagaimanakah sikap orang Quraisy dalam menghadapi dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan cara-cara fisik.


Semoga Allah beri kita kekuatan untuk terus bersabar.

Senin, 12 Desember 2022

Inilah Keutamaan Orang yang Menjauhi Syirik



Asal kita termasuk dalam kalangan ahli tauhid, yaitu orang yang tidak mengerjakan perbuatan syirik atau kalau sudah terjerumus dalam syirik lalu bertaubat, maka pasti masuk surga. Inilah keutamaan orang yang menjauhi perbuatan syirik, baik itu tradisi dan lainnya, maka pasti ia masuk surga apa pun amalnya, walaupun juga ia ahli maksiat. Ini juga menunjukkan bahwa amalan tauhid bisa menghapuskan berbagai dosa. 


Dari ‘Ubadah bin Ash Shomit, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ ، أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ ، وَرُوحٌ مِنْهُ ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ


“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya; begitu juga bersaksi bahwa ‘Isa adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, serta kalimat-Nya (yaitu Allah menciptakan Isa dengan kalimat ‘kun’, -pen) yang disampaikan pada Maryam dan ruh dari-Nya; juga bersaksi bahwa surga dan neraka benar adanya; maka Allah akan memasukkan-Nya dalam surga apa pun amalnya.” (HR. Bukhari no. 3435 dan Muslim no. 28)


Dalam lafazh Muslim disebutkan,


أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ


“Allah akan memasukkannya ke pintu surga mana saja dari delapan pintu yang ia suka.”


Maksud hadits ‘ala maa kaana minal ‘amal terdapat dua makna:


1- Allah akan memasukkannya ke dalam surga walaupun ia ahli maksiat dan penuh dosa karena orang yang bertauhid (tidak berbuat syirik) pasti masuk surga.


2- Allah akan memasukkannya dalam surga dan kedudukannya dalam surga tergantung amalnya.


Faedah dari hadits di atas:


1- Keutamaan tauhid dan tauhid bisa menghapuskan berbagai macam dosa.


2- Luasnya karunia dan kebaikan Allah pada hamba-Nya.


3- Wajib menjauhkan diri dari sikap melecehkan Rasul dan orang sholih, begitu pula sikap berlebihan terhadap mereka. Jika Rasul (utusan Allah), maka tidak boleh didustakan. Jika hamba, maka tidak boleh diangkat kedudukannya secara berlebihan.


4- Akidah tauhid menyelisihi agama kufur lainnya baik Nashrani, Yahudi atau agama orang musyrik.


5- Ahli tauhid namun penuh dosa tidak kekal dalam neraka.


6- Hal ini bukan berarti kita boleh meremehkan maksiat karena ahli tauhid yang menyempurnakan tauhidnya dengan menjauhi maksiat akan lebih mulia kedudukannya di surga dan lebih selamat dari siksa neraka.

Begini Cara Mengganti Puasa yang Tak Terhitung Jumlahnya,



Berikut ini penjelasan Ustadz Adi Hidayat tentang cara mengganti puasa yang sudah lama ditinggalkan.


Bahkan, cara ini pada dasarnya berfungsi untuk mengganti puasa wajib yang ditinggalkan dan sudah tak terhitung jumlahnya.


Sebaiknya ikuti penjelasan Ustadz Adi Hidayat ini sampai selesai agar tahu cara yang dimaksud.


Sebagai seorang manusia yang dibekali hawa nafsu oleh Allah, sudah sewajarnya melakukan dosa.


Pada dasarnya, dosa merupakan perilaku yang tak sesuai perintah Allah karena godaan setan yang memanfaatkan hawa nafsu.


Setan akan terus menerus menggoda manusia agar hidupnya semakin jauh dari perintah Allah SWT.


Akan tetapi, Allah juga tidak tinggal diam dengan perilaku setan yang semakin kuat untuk menggoda.


Allah akan memberikan hidayah kepada umat-Nya agar mau kembali kr jalan yang diridhoi-Nya.


Bahkan, Allah akan selalu memberikan petunjuk bagi orang yang mau bertaubat itu.


Salah satu dosa yang cukup banyak dilakukan oleh seorang manusia ialah meninggalkan puasa wajib.


Puasa wajib itu ditinggalkan karena beragam alasan yang tidak disertai dengan udzur syar'i, sehingga hukumnya dosa.


Menurut Ustadz Adi Hidayat, bagi orang yang ingin mengganti puasa wajibnya itu caranya cukup mudah.


Bahkan, bagi yang jumlah puasa wajibnya tidak terhitung sekalipun tetap ada jalan untuk menggantinya.


Adapun cara pertama yang bisa dilakukan ilaha menunaikan puasa saat ada waktu senggang.


"Boleh kemudian meniatkan qodho yang lampau di masa senggangnya, jadi silahkan kalau merasa tak terhitung anda punya waktu luang puasa silahkan," ujarnya.


Caranya hanya dengan menunaikan puasa di hari-hari sunnah, seperti Senin dan Kamis namun diniatkan untuk meng-qodho atau mengganti.


"Orang lain puasa Senin misalnya sunnah anda niatkan qodho, orang lain puasa Kamis sunnah anda niatkan qadha, anda nggak usah hitung," ujarnya.


Seseorang tak perlu menghitung jumlahnya karena Allah hanya melihat keseriusan seorang hamba untuk kembali.


"Maka Allah tidak melihat berapa banyak yang kita tinggalkan, tapi Allah melihat kesungguhan yang kita lakukan di sini," .***

Minggu, 11 Desember 2022

Cara Mendoakan Orang Tua yang Sudah Tiada

 



Soal:


Assalamu ‘Alaikum . . . Ustadz,, bagaimanakah cara kita mendoakan orang tua kita yang sudah meninggal yang sesuai syariah? Juga tata cara kita bila berdoa ke makam (kuburan)..


Jawab: 


Wa’alaikumus Salam Warahmatullah,, Akhi yang mulia. Kita memuji Allah dan bersholawat dan salam atas Rasulillah dan keluarganya.


Memintakan ampunan dan doa kebaikan untuk orang tua termasuk hak orang tua atas anak-anaknya. Termasuk bentuk birrul walidain dan berbuat baik kepada keduanya yang memiliki pahala sangat besar di sisi Allah Ta’ala.


Mendoakan orang tua kita yang sudah tiada dengan memintakan ampunan dan rahmat untuknya. Redaksi yang bisa kita pilih dari Al-Qur'an antara lain,


رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ


“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (QS. Ibrahim: 41)


Bisa juga dengan doa yang sudah sangat masyhur,


رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيْراً


“Ya Allah ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan rahmati keduanya sebagaimana mereka telah mengasuhku sejak kecil.”


Sebagaimana doa Nabi Nuh ‘alaihis salam,


رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ 


“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku. . . ” (QS. Nuuh: 28)


Juga perintah untuk memintakan rahmat bagi orang tua,


وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا


“Dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra’: 24)


Doa-doa ini bisa dibaca dalam shalat atau di luar shalat. Bisa dibaca saat berada di tempat atau waktu mustajab.


Ketika di luar shalat disempurnakan dengan adab-adab lainnya; salah satunya dengan mengangkat tangan.


Doa Saat Ziarah


Apabila Anda berziarah kubur, saat memasuki area kuburan berdoa dengan doa yang diajarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,


اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ أهْلَ الدِّيَارِ، مِنَ الـمُؤْمِنِينَ، والـمُسْلِمِينَ، وَإنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحِقُونَ، - وَيَرْحَمُ اللَّهُ الـمُستَقْدِمينَ مِنَّا والـمُستأخِرينَ - أَسألُ اللَّهَ لنَا وَلَكُمُ العَافِيَةَ


“Salam kesejahteraan atas kalian wahai penghuni kubur dari kalangan kaum mukminin dan muslimin. Dan insya Allah kami akan menyusul kalian.Semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang kemudian. Saya meminta ‘afiyah kepada Allah untuk kami dan kalian.” (HR. Muslim, Ibnu Majah, dan selainnya)


Memintakan ‘afiyah untuk orang yang sudah wafat adalah agar Allah menyelamatkannya dari adzab dan meringankan hisab. Juga meminta agar Allah memberikan nikmat kubur.


Dianjurkan bagi peziarah agar banyak berdoa untuk penghuni kubur yang diziarahinya dan seluruh mayit dari kalangan kaum muslimin. Di antara doa terbaik adalah memintakan ampunan dan rahmat untuk mayit. Boleh ditambahkan doa-doa kebaikan untuk mayit seperti dilapangkan kuburnya, disinari kuburnya, dan kelak dimasukkan ke dalam surga. Wallahu A’lam.

Rabu, 07 Desember 2022

Berapa usia anda saat ini

 


#30 #40 #50 #60

dari sekian usia yang Allah titipkan. 

     Berapa waktu yang telah terbuang selama ini untuk berbuat yang salah.

    dengan cita-cita surga yang diharapkan itu apakah sebanding ?


      Jika anda menyadari bahwa yang dulu sudah banyak yang salah maka setidaknya yang tersisa kita gunakan  untuk membentuk yang Sholeh.

    

 Tutup yg salah jadikan masa lalu sebagai pelajaran untuk memulai hidup baru yang lebih baik.


    Abaikan pernyataan Manusia 

    Abaikan pandangan Manusia 


Siapapun anda, apakah pernah bertempat di suatu tempat tertentu, berbuat keburukan tertentu.

     Boleh jadi itu jalan dari Allah supaya anda merasakan kenikmatan taubat dan meninggalkan perbuatan itu untuk kembali pada ridho Allah Subhana wa ta'ala.

    Jika anda tak mampu berlomba dengan orang Sholeh meningkatkan ketaatan setidaknya berlomba dengan para pendosa untuk bertaubat dihadapan Allah.

#In_Sya_Allah


@syam_alam

Julu siri