Sabtu, 30 Mei 2020

Pemerintah Edarkan Surat Panduan Kegiatan Agama di Rumah Ibadah


Pemerintah melalui Kementerian Agama mengeluarkan panduan penyelenggaraan kegiatan keagamaan di rumah ibadah untuk mewujudkan masyarakat yang produktif dan aman Covid-19 di masa pandemi. Menteri Agama, Fachrul Razi mengatakan, penerbitan surat edaran merupakan respon atas kerinduan umat beragama dalam melaksanakan kegiatan ibadah berjemaah/kolektif dengan tetap menaati protokol kesehatan. (Foto: Humas Kemenag) "Rumah ibadah harus menjadi contoh pencegahan Covid-19," kata Razi dalam telekonferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (30/5/2020). Razi menjelaskan surat edaran itu mencakup peraturan kegiatan keagamaan intin dan kegiatan keagamaan sosial di rumah ibadah berdasarkan situasi riil terhadap pandemi Covid-19 di lingkungan rumah ibadah tersebut bukan hanya berdasarkan status zona yang berlaku di daerah. “Meskipun daerah berstatus Zona Kuning, namun bila di lingkungan rumah ibadah tersebut terdapat kasus penularan Covid-19, maka rumah ibadah dimaksud tidak dibenarkan menyelenggarakan ibadah berjamaah/kolektif,” tegas Razi. Razi menggarisbawahi, rumah ibadah yang dibenarkan untuk menyelenggarakan kegiatan berjamaah/kolektif adalah yang berdasarkan fakta lapangan serta angka R-Naught/RO dan angka Effective Reproduction Number/RT, berada di Kawasan/lingkungan yang aman dari Covid-19. Hal itu ditunjukkan dengan Surat Keterangan Rumah Ibadah Aman Covid dari Ketua Gugus Tugas Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan sesuai tingkatan rumah ibadah dimaksud, setelah berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah setempat bersama Majelis-majelis Agama dan instansi terkait di daerah masing-masing. Surat Keterangan akan dicabut bila dalam perkembangannya timbul kasus penularan di lingkungan rumah ibadah tersebut atau ditemukan ketidaktaatan terhadap protokol yang telah ditetapkan. "Sanksi pencabutan itu dilakukan agar pengurus rumah ibadah juga ikut proaktif dan bertanggungjawab dalam menegakkan disiplin penerapan protokol Covid-19," kata Razi. Untuk mendapatkan surat keterangan bahwa kawasan/lingkungan rumah ibadahnya aman dari Covid-19, kata Razi, pengurus rumah ibadah dapat mengajukan permohonan surat keterangan secara berjenjang kepada Ketua Gugus Kecamatan/Kabupaten/Kota/Provinsi sesuai tingkatan rumah ibadahnya. Adapun rumah ibadah yang berkapasitas daya tampung besar dan mayoritas jemaah atau penggunanya dari luar kawasan/lingkungannya, pengurus dapat mengajukan surat keterangan aman Covid-19 langsung kepada pimpinan daerah sesuai tingkatan rumah ibadah tersebut.

Alasan Harus Pergi Pagi untuk Cari Rejeki Karena...

Arah - Ternyata berangkat pagi-pagi untuk bekerja merupakan salah satu adab dalam mencari rezeki. Tidak hanya untuk menghindari kemacetan atau telat sampai ke kantor, lebih dari itu, ada rahasia pagi yang jarang kita ketahui. Rasulullah SAW dalam hadistnya sering menyebut tentang pagi. Beliau juga mengajarkan umatnya untuk mencari rezeki diawal hari tersebut. Lantas apa sebenarnya alasan kita harus mencari rezeki pagi-pagi? Berikut ini sabda Rasulullah dan bukti di balik anjuran itu. Ternyata, pagi hari merupakan waktu yang sangat utama dan penuh berkah. Nabi Muhammad SAW sudah mendoakan secara khusus waktu ini agar menjadi waktu yang diberkahi. Dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Hibban; shahih lighairihi). Doa tersebut menyiratkan kepada umatnya agar senang melakukan aktivitas di awal waktu. Hanya mereka dengan kesungguhan untuk berhasil dan mendapatkan keberkahan lah yang sanggup bagun lebih pagi untuk melaksanakan aktivitas. Nabi SAW juga selalu memberangkatkan bala tentaranya ketika akan berperang pada waktu pagi. Hasilnya bisa dilihat bahwa umat Muslim pada zaman Rasulullah SAW selalu mendapatkan kemenangan, meski dengan jumlah lawan yang tidak sebanding. Hal ini juga dijelaskan dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy. “Dan apabila beliau mengirim pasukan atau tentara perang, beliau memberangkatkan mereka pagi-pagi. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Hibban; shahih lighairihi). Jika dilihat dari fakta ilmiah, memulai pagi dengan mencari rezeki memang memiliki banyak dampak positif. Dengan bangun pagi, tubuh menjadi lebih segar karena bisa menikmati udara yang masih bersih. Saat bekerja lebih pagi maka kinerja otak seseoarang akan lebih optimal. Selain itu, menurut ahli saraf dari Rockefeller University, Ilia Karatsoreos PhD, pagi merupakan waktu yang baik untuk menjalin serta mempererat hubungan dengan orang lain. Rentang waktu antara jam 7-9 dianggap paling baik untuk meningkatkan income bagi para pebisnis, marketing atau pekerja yang harus menjalin interaksi dengan orang lain untuk memperbanyak pelanggan, customer, klien dan sebagainya. Untuk itu, baiknya kita meneladani apa yang sudah dilakukan Rasulullah SAW. Karena sebaik-baiknya teladan, adalah beliau yang merupakan manusia yang paling dicintai Allah, sang pemilik alam semesta.

Nabi Muhammad tak Bisa Tidur Karena Sebutir Kurma

Dalam kitab Fadhilah Amal yang ditulis Maulana Muhammad Zakariyya Al Khandahlawi disebutkan, suatu ketika, Nabi Muhammad tidak dapat memejamkan matanya sepanjang malam. Berkali-kali beliau mengubah posisi tidurnya sehingga istri beliau bertanya, "Mengapa engkau tidak dapat tidur, ya Rasulullah?" Nabi menjawab, "Tadi tergeletak sebutir kurma, kemudian aku memakannya karena khawatir kurma itu terbuang sia-sia. Sekarang aku cemas, mungkin kurma itu dikirim ke sini untuk disedekahkan." Syekh Maulana Muhammad Zakariyya menerangkan, kemungkinan besar kurma itu milik Nabi Muhammad. Tetapi, karena sedekah biasanya diberikan melalui Nabi Muhammad, keraguan itulah yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman. Khawatir kurma itu harta sedekah, berarti ada harta sedekah yang termakan oleh beliau. Menurut pakar hadist dari India tersebut, hal tersebut merupakan gambaran Nabi Muhammad sebagai seorang pemimpin. Hanya karena perasaan ragu, beliau berkali-kali mengubah posisi tidurnya dan tidak bisa tidur sepanjang malam. "Lalu, bagaimanakah diri kita sebagai pengikutnya? Ada yang memakan suap, riba, hasil curian, merampok, dan perbuatan-perbuatan lain yang dilarang agama, tanpa merasa takut dan cemas, sedangkan ia mengaku sebagai umat Nabi Muhammad," kata Syekh Maulana Muhammad Zakariyya.merupakan gambaran Nabi Muhammad sebagai seorang pemimpin. Hanya karena perasaan ragu, beliau berkali-kali mengubah posisi tidurnya dan tidak bisa tidur sepanjang malam. "Lalu, bagaimanakah diri kita sebagai pengikutnya? Ada yang memakan suap, riba, hasil curian, merampok, dan perbuatan-perbuatan lain yang dilarang agama, tanpa merasa takut dan cemas, sedangkan ia mengaku sebagai umat Nabi Muhammad," kata Syekh Maulana Muhammad Zakariyya.