Selasa, 08 November 2022

Jazakallah, Jazakillah, Jazakumullah, Apa Artinya?



BincangSyariah.Com – Pernahkan kita mendengar orang membalas sesuatu kepada anda setelah melakukan sesuatu atau berkontribusi untuk kebaikan, jazakallah ya, jakalillah ya, atau jazakumullah. Yang terakhir acapkali penulis pribadi dengar adalah ungkapan jazakumullah ahsana al-jazaa, yang biasa diucapkan pengurus suatu masjid ketika selesai membacakan perolehan amal. Biasanya dibacakan di momen-momen sebelum shalat yang hanya di waktu tertentu seperti shalat jumat atau shalat id. Tapi apa maksud itu semua, jazakallah, jazakillah, sampai jazakumullah ?

Jika ditilik dari sisi kebahasaan, sebenarnya jazakallah adalah seperangkat kalimat yang lengkap, terdiri atas kata kerja atau disebut sebagai fi’il yaitu kata jazaa’; subjeknya (faa’il) yaitu Allah; dan objek (maf’uul) yaitu ka yang bermakna anta (kamu). Lalu apa makna kata jazaa’? Secara ringkas, jazaa’ bermakna “balasan yang setimpal”. Dalam bahasa Arab, kata jazaa’ semakna dengan aghnaa’ dan akfaa’ yang berarti mencukupi. Makna ini misalnya ditemukan dasarnya di dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah [2] ayat 48,

وَاتَّقُوا يَوْماً لاَ تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئاً

dan takutlah kalian kepada hari dimana setiap diri tidak bisa mencukupi (untuk menolong) diri yang lain sedikitpun

Atau contoh lain dalam syair Arab,

أتُجْزُونَ بالودّ المُضاعَفِ مثلَه ، … فإنّ الكريم مَن جزَى الودَّ بالودِّ

Apakah balasan cinta yang begitu besar juga akan kalian terima … sesungguhnya orang yang mulia itu yang membalas cinta dengan cinta

Kembali kepada Dalam bahasa Arab, konsep kata kerja memiliki dimensi waktu yang dibagi menjadi tiga yaitu dahulu, saat ini, dan akan datang. Untuk dimensi waktu dahulu disebutkan sebagai fi’il al-madhi, sementara dimensi hari ini dan akan datang disebut sebagai fi’il al-mudhari’. Maka, secara seharusnya literal berarti kata jazaakallah bermakna “Allah telah membalas engkau”. Namun ada makna yang lebih luas disini. Dalam bahasa Arab, kata kerja yang bermakna lampau, jika dinisbatkan kepada Allah, maka maknanya adalah kekal namun terus-terus. Sehingga, maknanya tidak lagi telah, namun “Allah senantiasa memberikan balasan pada engkau”. Catatan terakhir, jika menggunakan ki (sebagai kata ganti perempuan) maka maknanya untuk lawan bicara perempuan dan kum untuk lawan bicara laki-laki dan perempuan dalam jumlah yang banyak

Sehingga, dapat disimpulkan ketika seseorang menyampaikan ungkapan jazakallah, jazakillah, azaadalah ungkapan harapan agar kebaikan yang diberikan seseorang kepada yang mengucapkannya, mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah Swt. Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan saran dari pembaca sangat berguna bagi kami demi perbaikan penulisan maupun isi dari blog ini.
silahkan isi komentar anda!